Date a girl who reads

Date a girl who reads

Selasa, 31 Januari 2012

Bisakah Nulis Novel Dalam Waktu 30 Hari???Bisa!!!

Nyampe di 50.045
Aku suka menulis, itu aja. Awalnya nulis cuma untuk menuliskan apa yang ingin hatiku katakan tapi tak bisa diucapkan lidahku. Dulu menulis adalah cara untuk memulihkan jiwa, sampai pada akhirnya, nulis udah jadi kebutuhan jiwa.

Minggu, 29 Januari 2012

Rahasia Gadis (The End)


Setahun Kemudian…


 (Gadis)

Di rumah tua itu, ada kegembiraan, ada suka cita, walau dulu pernah ada duka, luka dan air mata.
Di rumah tua itu, ada anak-anak dengan senyum polos dan tawa bahagia, mereka tidak pernah menyesal berada di sana, karena di sanalah mereka menemukan cinta dan keluarga.
***
           Tepat setahun yang lalu puncak kejadian menyedihkan itu terjadi padaku, tapi aku tak pernah menyesalinya.

Rahasia Gadis (63)



(Rakendra)
Ketika kematian tak ubahnya seperti jatuh bermimpi
Mungkin sebuah dongeng dapat menjadi pengantar yang indah untuk sampai di ujung bumi
***
          Dia melangkahkan kaki gemulainya dengan gontai, aku tau bukan aku yang harus kembali, tapi dialah yang harus mendatangiku untuk mengajakku kembali. Masih secantik dulu, seindah yang mampu kukenang. Gadis, perempuan yang membuatku jatuh cinta, perempuan yang seharusnya kuselamatkan akhir kisahnya.

Rahasia Gadis (62)




(Gadis)
Hati-hati dengan kata cinta dan benci
Keduanya bisa jadi mantra dengan kejaiban juga kutukan
***
Pertama kali aku mengucapkan kata benci yang berasal dari hati, ternyata kemampuannya membuka jalan untuk sebuah tragedi, sejak saat itu hidupku tak pernah sama lagi. Kedua kali, saat aku tersulut emosi dan ketidakpercayaanku berubah menjadi benci, dia pergi, bahkan sebelum mengucapkan sebuah kata, kenapa? Karena aku bahkan tak memberinya sebuah kesempatan untuk bicara, Rakendra… tak pernah tak memikirkanmu bahkan sedetikpun dalam hidupku, tapi sekarang, aku tak tau kamu entah dimana dan…aku memeluk boneka Nutcracker ini, dia yang mengantikanmu menjagaku, tapi jika boleh memohon aku ingin kamulah yang menjagaku.

Rahasia Gadis (61)

(Enzo)
Cinta itu, bukan tentang bahasa tubuh
Tidak bicara soal nafsu
Tapi lebih kepada sebuah rasa yang ingin diungkapkan kalbu
***
Jika cinta itu masih bukan untukku, mengapa Copelia memilihku? Mungkin hanya karena rasa butuh! Tapi pikiran itu kubuang jauh-jauh.

Rahasia Gadis (60)


(Tiara)
Kita pahami, keajaiban itu tidak untuk dunia nyata
Kita mengerti bila memaksakannya mungkin akan menimbulkan luka dan kecewa
Tapi, setidaknya kita telah mencoba untuk percaya
***
Satu hal yang tidak kumengerti tapi kini tak ingin lagi kupahami, bahwa…apa yang membuat Ardian pergi, dan membawa bayi yang bukan miliknya pergi bersamanya, bayi yang kini menjelma menjadi Gadis jelita. Itu bukan bayinya, itu bukan putrinya, bukan darah dagingnya, tapi dari segala yang dikisahkan bahwa Gadis dibesarkan dengan penuh cinta, bahwa semua cinta di dunia seolah tercipta untuknya, dan tercurah dari pria yang bukan ayahnya tapi pria yang mencintaiku, dari jauh dengan cara yang tak pernah kutau.

Rahasia Gadis (59)



(Adrian)
Kita bisa menolak cinta
Kita bisa mengabaikan cinta
Kita bisa mendustai cinta
Kita bisa menyangkal cinta
Tapi sejujurnya, semua itu tak mudah, begitu menyiksa dan seperti dihantui dosa.

***

“Sudah berapa lama sekarang?” Ardian bertanya.
“Aku tak memahami perputaran waktu, dimensi kita dan dimensi mereka berbeda” aku menjawabnya, tidak melalui kata, tapi dia sendiri yang membacanya, lama-lama kami terbiasa untuk berkomunikasi tanpa suara, dan tentu saja tak ada yang mendengarkan, selain kami berdua.

Rahasia Gadis (58)



(Zara)
Terkadang kita tak menyadari apa yang kita miliki, dan mengabaikannya hanya untuk menyesali sesuatu yang dulu pernah pergi
***
Terlalu jauh memandang masa lalu membuatku melupakan apa yang sedang ada di hadapanku, kupertaruhkan kenyataan dalam genggaman demi sebuah kenangan, namun apa yang kudapatkan? Aku kembali lagi disadarkan, diberi teguran agar aku kemabli kepada hal yang seharusnya kujalani, dan hari ini… aku tak mampu membawanya kembali, dalam hatinya aku tau dia tak menyimpan benci, tetapi… itu hanya jalan yang dia pilih, dan kurasa memang itulah yang terbaik.

Rahasia Gadis (57)


(Aimee)
Apa yang diinginkan oleh seorang anak
Kadang adalah hal yang tak pernah disadari oleh orang tua
***
Dan aku di sini sekarang, merenungi segala hal yang telah terjadi; hasil, keseluruhan, akumulasi dari kejadian-kejadian buruk yang kuciptakan sendiri, sebuah balasan setimpal, untuk banyak hal menyakitkan yang pernah kulakukan.

Rahasia Gadis (56)


(Rakendra)
Kadang kita memang harus berlari
Kadang kita memang harus menghindari
Kadang kita memang harus pergi
Tapi semoga, masih ada waktu untuk kembali, suatu hari nanti
***
Berjarak begitu dekat dengan perempuan yang melahirkanku, tapi tak tau harus menyebutnya dengan apa, harus menunjukkan sikap yang bagaimana. Memang, bukan perlakuan yang sepantasnya yang bisa kuberikan tapi aku tak yakin dengan pilihan lainnya, kulakukan seperti apa yang dituntunkan hatiku saja, penyesalan dan apapun itu, semoga saja tak menjadikan segalanya menjadi lebih sulit di kemudian harinya nanti.

Sabtu, 28 Januari 2012

Rahasia Gadis (55)



(Tiara)

Air mata tertumpah. Fakta terbuka, dan cinta membuka jalan kepadanya;
hati yang pernah kehilangan asa

***
             Seorang gadis muda masuk, diikuti pemuda yang kurang lebih seusianya, entah mengapa melihatnya membuatku seolah memutar ulang masa lalu, wajah itu, cara berjalan itu, bahkan caranya mengeksperikan apa yang dirasakan hatinya…mirip denganku di masa lalu.

Rahasia Gadis (54)


(Ardian)
Karena, yang kita butuhkan hanyalah cinta, itu saja
***
             Lirih suara itu menyanyikan lagu yang dulu pernah kunyanyikan dengan ceria saat kumenghiburnya, sebuah lagu lama dari band Inggris yang paling aku suka, The Beatles. Terkenang lagi hari-hari yang terlewati saat dia sedih maka aku akan bernyanyi untuk membuatnya melupakan pedih.

Jumat, 27 Januari 2012

Rahasia Gadis (53)


(Gadis)
Ada saat-saat kita harus jatuh dan terluka. Tak hanya sekali, tapi berkali-kali. Ada saat-saat ketika kita seperti tak memiliki siapa-siapa. Saat itulah mungkin kita harus berehenti menatap masa lalu, tapi memulai untuk melihat masa depan, bukannya menahan seseorang yang ingin pergi, tapi membuka hati bagi orang lain yang datang untuk menemani.
***
             Matahari sudah meninggi, walaupun juga masih terlalu pagi, tapi yang jelas aku tidak bermimpi saat kulihat sosok yang kupikir takkan pernah lagi kutemui.

Rahasia Gadis (52)


(Rakendra)
Tak bisa terus menjalani kisah cinta yang tak boleh terjadi, mereka harus berhenti sampai di sini. Tapi setiap kisah cinta yang dipaksa berakhir pasti menyisakan luka, walaupun aku tak cukup tega tapi tak bisa membiarkan mereka larut dalam dosa.
***
             Secara mudah aku akan mendefinisikan mereka sebagai berikut, keluarga adalah sebuah kumpulan masalah; ayah yang penggila kerja, ibu yang rapuh dan anak yang sakit jiwa, kombinasi sempurna menuju kehancuran.

Rahasia Gadis (51)


Lima Puluh Satu
(Zara)
Tidak ada yang lebih menyedihkan selain menyaksikan tragedi yang sama terulang lagi, tanpa bisa kau cegah kejadiannya.
***

          Putriku menatap kosong, air matanya mengalir dipipinya, ada ketakutan, ada kecemasan, ada keputusasaan, pemandangan tidak menyenangkan yang cenderung menyiksa. Pipinya teraliri garis berwarna hitam pucat, tak lagi hitam yang benar-benar hitam, karena riasan matanya meleleh, wajahnya kusut, pucat pasi seolah kebahagiaan takkan pernah jadi miliknya, tubuhnya gemetar hebat, dan rambutnya acak-acakkan, aku tak tega melihatnya seperti bukan gadis cantik yang kusebut putriku.

Rahasia Gadis (50)


(Rakendra)
Pesta, memilih menggila atau menciptakan dosa?
          Aku melihatnya dari jauh. Gadis keluar dari mobil dengan langkah gontai. Kupikir Gadis memerlukanku sekarang, tapi telah ada orang lain di sana yang mengantarnya pulang dan menunggunya menghilang di balik gerbang. Mobil itu pergi dan bersamaan dengan debu terakhir yang melayang bersama derunya, aku mengubah pikiran, takkan menemui Gadis, Gadis sudah punya seseorang yang tepat dan pantas untuk bersamanya sekarang.
                                                           ***

Kamis, 26 Januari 2012

Rahasia Gadis (49)


(Gadis)
Anak-anak kecil selalu merasa bahagia
Karena beban dunia tak menghampiri mereka
Jaga tawanya jangan sampai berubah menjadi air mata
***
          Seperti alunan musik indah, suara gelak tawa, celotehan dan bisikan menjadi harmoni indah yang memanjakan telingaku. Wajah mereka polos tanpa dosa, senyum mereka bahagia, seakan tidak ada beban di dunia, seorang anak kecil berusia sekitar empat atau lima tahun malu-malu menatapku, dan memegang tanganku, memegang tangannya dan kita berjalan bersama menuju ruang bermain.

Rahasia Gadis (48)


(Enzo)
Dalam setiap dongeng akan selalu ada kutukan dan keajaiban
Kutukan adalah mantra jahatnya
Dan keajaibannya?
Adalah cinta yang akan menyembuhkan segalanya.
***
          Aku memilih membolos sekolah daripada menyaksikan guru sejarahku stand up comedy di depan kelas, si bapak lebih cocok melawak daripada mengajar. Memang pelajarannya jadi tak membosankan hanya saja…ilmu sejarahnya mental begitu saja tergantikan oleh lelucon yang hanya membuat seisi kelas terpingkal-pingkal.

Rahasia Gadis (47)


(Aimee)
Pilih berteman denganku atau mati bila mengkhianatiku?
***
          Aku ingin mengutuk hidup yang kujalani. Katakan saja aku tidak bersyukur, karena ya itulah jawabannya! Apa yang kusyukuri dari kemunafikan terencanakan. Bau busuk bangke lebih bisa kutahan dibanding bau busuk perbuatan hina mamaku. Dan papaku seperti buta! Oh tidak!!! Papaku bersikap seperti anjing memuja majikannya! Panggil aku kasar, cewek tanpa aturan ataupun…apa saja, terserah!

Rahasia Gadis (46)


(Zara)
Ketika putrimu alih-alih mencintaimu malah memilih untuk membencimu,
Pikirkan lagi, bisa jadi itu karena kesalahanmu!
***
          “Berhentilah bersikap seolah ini semua kesalahanku!” Aimee menatapku berang, tatapan matanya seolah bisa menelanku hidup-hidup.
          “Kalau begitu mama minta maaf” aku memilih mengalah, mencoba melunakkan kepalanya hanyalah hal yang sia-sia.

Rabu, 25 Januari 2012

Rahasia Gadis (45)



(Tiara)

Betapa aku merindukanmu, berapa lama waktu berlalu? Terlalu lama, tapi aku bertahan dan percaya bahwa kamu tetap ada, tidak meninggalkanku tidak pergi jauh, keyakinan gila yang ternyata memang benar adanya.
***

          Aku ingin bertanya, aku ingin marah, tapi tak kuasa untuk mengungkapkannya, ada rindu tak tertahankan yang ingin tertumpah begitu saja. Perasaan ini menguap sedemikian dahsyatnya hingga tak bisa kutahan lagi. Mengapa harus dalam kondisi seperti ini? Kemanakah kamu selama ini?
          Aku memandang sekeliling ruangan sunyi berwarna putih yang terasa begitu mengintimidasi, mencari-cari sosokmu, bodohnya aku, kamu ada di depanku, diam membeku.

Rahasia Gadis (44)




(Adrian)
Seperti apa itu rindu?
Kamu berada di depanku, tapi aku tak terlihat olehmu dan aku tak dapat menyentuhmu.
***
          Aku melihatnya di sana, duduk terpaku menatap pada wajah beku yang serupa seperti milikku yang sudah lama menjadi debu. Di sisinya ada dia si pemilik tubuh, seperti aku dia seakan berkaca di depanku.

Senin, 23 Januari 2012

Rahasia Gadis (43)


(Rakendra)
Setiap manusia adalah pribadi istimewa, manusia dilahirkan dengan kekurangan dan kelebihan dalam genggaman setiap manusia itu tersimpan sebuah kekuatan besar
***
          Aku mencoba memposisikan diriku sebagai cewek manja yang wajahnya tak mau enyah dari otakku. Betapa menjengkelkannya Gadis manis itu, tak mau pergi dari pikiranku, seenaknya merusak konsentrasiku. Baiklah harus kuakui, akulah yang menyiksa diri dengan terus-menerus membiarkannya berada dalam imajinasiku!

Rahasia Gadis (42)



(Gadis)
Seandainya saja aku bisa mengumpulkan cahaya langit untuk membentuk sebuah pedang tajam agar aku bisa membunuh malam.
***
          Aku membenci malam dimana aku harus terjaga karena kehawatiran tak beralasan yang berlebihan.
          Aku mau tak mau mengingat masa kecilku, kadang ketika malam terasa sangat panjang dan kantuk tak mau datang, aku memilih untuk menangis, menangis lama dan mengeluarkan banyak air mata hingga mataku bengkak. Agar aku lelah dan jatuh tertidur begitu saja. Kadang aku tak tau apa yang harus kutangisi, tapi aku pura-pura memposisiskan diri dalam kondisi yang sangat sedih.

Rahasia Gadis (41)


(Enzo)
Ketika suatu hal tak berjalan seperti yang kita inginkan, cara teraman hanya dengan berpura-pura, itu saja
***

          “Elo berhutang ke gue!”
          “Tapi aku nggak pernah merasa minta bantuan pada siapapun!” gadis bernama Coppelia ini terlihat cantik bahkan ketika dia marah dan mengerucutkan bibir merahnya.

Minggu, 22 Januari 2012

Rahasia Gadis (40)

(Gadis)
Pem-bully itu tak lebih dari sekumpulan para pecundang
Lawan mereka, dan jangan pernah biarkan menang

          Hari ini konsentrasiku buyar, dan aku bisa memastikan hal ini tidak memiliki korelasi dengan cowok aneh yang keren yang hari ini mencoba merayuku di perpustakaan.

Rahasia Gadis (39)


(Rakendra)
Ada kalanya ketika kita harus membuang rasa benci
Bahkan pada orang yang pernah membuat kita sakit hati

          Aku tak menyangka, sungguh cepat roda itu berputar, beberapa hari yang lalu, aku menjadi seseorang yang bukan diriku, menikmati kehidupan mewah sesaat, serasa putra seorang raja, tapi lihatlah aku sekarang! Sibuk menjadi kuli bangunan, meneteskan begitu banyak peluh, merasakan panasnya sinar matahari langsung ke kulit, dan kelelahan luar biasa yang harus kutahan. Terkadang aku masih ingin berada di sana, bukan karena kemewahan dan kenyamanan pekerjaan yang kujalankan, walaupun bersifat seperti penipuan, tapi yang jelas, pekerjaan itulah yang membuatku menemukan seorang gadis, tempat aku memilih untuk menyerahkan hatiku padanya, aku masih ragu apakah dia menyimpan rasa yang sama, tapi hati tak mungkin salah, takkan pernah berdusta, mungkin aku hanya perlu mempercayainya.

Rahasia Gadis (38)


(Tiara)
Apapun derita yang kau alami harus membuatmu tetap tegar dan berusaha untuk tak pernah putus asa, saat kamu punya sebuah alasan untuk berduka, ingatlah jutaan alasan lainnya yang bisa membuatmu bahagia, buka mata, ada banyak bahagia yang disebarkan Tuhan pada seluruh jagad raya, yang kau harus  lakukan hanyalah berusaha melihatnya dengan lebih seksama
***
          Bukannya aku tak pernah bahagia, hanya saja aku sudah terlalu akrab dengan derita dan airmata. Usiaku sangat belia saat pertama kali mengenalnya.

Rahasia Gadis (37)


(Ardian-Adrian)

Jatuh cinta adalah sebuah gagasan hebat, sensasi rasa yang kualami sungguh mampu menjadikanku sesuatu yang bukan aku, tak pernah kutau ternyata rasanya bisa sangat memabukanku, tapi setelah menyadarinya, rupanya aku agak sedikit keliru. Ada rasa lain yang lebih menggembirakanku, yaitu…rasa cemburu.
 ***

          Dari balik kaca mobil mewahku, aku melihatnya bekerja banting tulang di bawah panasnya matahari yang menyengat tanpa ampun siang ini. Semangat dan kegigihannya layak untuk mendapatkan hal yang lebih baik daripada menjadi kuli bangunan, dengan banyak mengeluarkan tenaga tapi mendapatkan upah yang tak seberapa.

Rahasia Gadis (36)



(Rakendra)

          Aku melihatnya kemarin, Gadis, tidak pernah salah itu pastilah dia, seseorang yang aku rindukan. Bagaimana bisa begitu dekat dengannya tapi tak bisa meraihnya. Sudahlah Rakendra, waktunya tak tepat. Takkan ada lagi waktu yang tepat, tak bisa kumengerti, ketika ayahnya memintaku untuk menjaganya dan berakhir ayahnya malah memintaku untuk menjauhinya. Aku mengerti semuanya kesalahanku, tapi bisakah dipahami…tidak ada satu orang pun yang sanggup menolak pesona putrinya, aku jatuh cinta sungguh di luar rencana, dan mungkin aku juga harus bisa melihat dari sudut pandangnya, tak ada satu orang tuapun yang akan rela putri yang dibesarkan dengan kasih sayang dan penuh kemewahan berakhir di pelukan si miskin. Apa yang bisa diandalkan dari cowok remaja tanpa pengalaman dengan masa depan suram? Tapi setidaknya, Gadis telah mengajariku tentang satu hal, mempercayai cinta. Cinta yang berbeda.

Sabtu, 21 Januari 2012

Rahasia Gadis (35)



(Gadis)


Aku memikirkan beberapa hal dalam waktu bersamaan; Raken, tentu saja, aku merindukannya. Anak-anak di panti asuhan, apakah mereka akan menyukaiku atau aku akan bernasib sama seperti aku yang ditolak oleh teman-teman sekolahku, dan juga ibu Lestari, entah kenapa…seolah ibu Lestari …tak mampu kuungkapkan. Aku hampir lupa, aku juga memikirkan papa, untunglah segalanya menjadi lebih masuk akal sekarang.

Rahasia Gadis (34)


(Aimee)

Apa yang tengah terjadi pada kehidupanku? Aku seperti pada titik terendah kewarasanku. Hidup yang kujalani sebetulnya bukan di bumi, tapi di neraka, setelah ibuku, kini Enzo-pun berubah bentuk menjadi iblis.

Rahasia Gadis (33)


(Enzo)

          “Aimee, please…bisa kan kalo elo bersikap lebih menghargai diri elo sendiri?” aku mulai gerah dengan tingkah laku cewek manja yang bersikap seperti seorang gadis gampangan.

Rahasia Gadis (32)

(Ardian)

Kami berdamai dengan cara yang sebenarnya, kita hidup dalam satu tempat, berbagi seperti sejak awal kami diciptakan. Kami bertukar tempat secara adil dan menyayangi putri kami bersama-sama. Bisa kuterima sekarang, bahwa Gadis bukanlah putriku yang sesungguhnya, tapi secara emosional, aku mencintainya dengan dalam, dan Adrian tak keberatan membagi cinta putrinya denganku. Bagaimanapun juga dia adalah tanda satu-satunya dari wanita yang sama-sama kami cintai.

Rahasia Gadis (31)


(Gadis)
Kusadari satu hal bahwa tangisan itu tak harus berupa emosi yang menunjukkan kelemahan seorang laki-laki, tapi lebih karena laki-laki itu adalah laki-laki yang mau mengakui bahwa dia adalah lelaki yang memiliki hati, lelaki sejati, yang tau bahwa dia bisa mencintai dan merasa sedih.
***
Seseorang yang berharga, akan sulit untuk dilepaskan kepergiannya, akan sulit untuk menahannya tanpa air mata. Aku tak mengenal beliau, tapi saat peti itu masuk ke dalam liang lahat, aku sama sekali tak bisa menghindari rasa pedih dalam hati. Berkali-kali aku mencoba menguatkan diri.

Jumat, 20 Januari 2012

Rahasia Gadis (30)


(Rakendra)
Pernahkah kamu menyiapkan hatimu untuk terluka?
Ketika kabar itu datang tak ada yang bisa kulakukan, selain menumpahkan air mata
***
Berita duka itu datang, ditengah kurasakan perihnya patah hati, tak dapat kucegah hatiku remuk sekali lagi.
“Raken…ibu sudah pergi, yang tabah nak, ibu Lestari pasti ingin anak-anaknya pulang dan mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhir” itu suara mbak Anna, beliau mengabarkan berita duka, Ibu yang kami panggil dan kami anggap ibu telah tiada, jika yatim piatu harus kehilangan ibu lagi, bisakah terbayangkan rasa sedihnya?

Rahasia Gadis (29)



Ada saatnya kita ingin mengubur kenangan masa lalu
Tapi kita tahu, masa lalulah yang membwa kita pada masa depan
***



(Zara)

Aku baru saja menampar putriku, kemarahanku tertumpah begitu saja saat mendapatinya melakukan sesuatu yang tak seharusnya dilakukan oleh seorang gadis remaja yang baru berusia lima belas tahun. Dia dan pacarnya, sedang berciuman di sofa ruang tamu.

Kamis, 19 Januari 2012

[Imlek] Kembang Api Untuk Alung



Kami tak harus tau apa yang kami rayakan
Tapi kebersamaan dan suka citanya
Memperkaya beda diantara kita

***
          Siang itu langit masih menghitam di atas sana, awan-awan gelap menggantung, menahan berat titik-titik hujan yang bersiap turun dengan derasnya. Tapi memang belum benar-benar hujan, masih rintik-rintik kecil serupa benang-benang halus.

Rahasia Gadis (28)


(Gadis)
         
          Aku merasakan lembutnya sentuhan itu membangunkanku, belum tertidur terlalu lama, lelah membuatku jatuh tertidur begitu saja. Aku sengaja melakukan sesuatu hanya untuk mengalihkan pikiranku dari sosok Raken, aneh, tak mengerti apa yang kulakukan tapi kadang kupikir aku berlebihan, mengenalnya tak lama tapi aku terlalu terbawa perasaan sedalam ini.

Rahasia Gadis (27)



(Adrian)
               Selalu bersedih, tak seperti biasa saat aku mengintip dari balik mata tubuh kembaranku yang kini kukuasai. Mata Gadis nyaris sembab setiap kali aku melihatnya, dan sekarang, bahkan ketika denting musik klasik Tchaikovsky mengalun indah, dan dia menarikan balet Sugar Plum Princess, dia tak terlihat gembira, sebaliknya merana. Hari ini dia memutuskan untuk tak bersekolah, dulu dia selalu mengatakan bahwa dia ingin menikmati kehidupan bebas di luar sana, tapi pagi tadi dia berkata dia terlalu sakit dan lelah untuk bisa ke sekolah, sebenarnya aku tahu apa yang terjadi tapi sebaiknya aku tak ingin membahas hal ini lebih jauh lagi.

Selasa, 17 Januari 2012

Rahasia Gadis (26)



(Lestari)

Aku selalu senang memandang matahari terbenam, menandakan bahwa hari telah usai. Seperti senja ini, saat langit terlihat seperti lukisan jingga keemasan bercahaya yang memberi arti bahwa kisah hari ini harus berakhir. Aku ingin bertanya, apakah hari ini kau telah menciptakan kenangan baru? Ataukah jauh dalam hatimu kamu ingin menghapus kenangan itu?

Senin, 16 Januari 2012

Ketika Blog-ku Jadi Korban Plagiat




Meniru, menjiplak, monyontek, mencuri tanpa izin, karya saya
Itu TERSERAH anda!
Karena KREATIVITAS itu masih tetap milik saya!