Date a girl who reads

Date a girl who reads

Minggu, 07 Agustus 2016

[Me Before You] Hidup Tidak Selalu Berjalan Menurut Keinginanmu, Will!



Keterangan Buku:
Judul                            : Me Before You (Sebelum Mengenalmu)
Pengarang                   : Jojo Moyes
Alih Bahasa                 : Tanti Lesmana
Desain Sampul             : Edward Iwan Mangopang
Penerbit                      : PT. Gramedia Pustaka Indonesia
Cetakan kedua            : Juli 2016
Halaman                     : 656
ISBN                           : 078-602-03-3246-8  

Peringatan: Tulisan ini akan mengandung begitu banyak spoiler. Terlalu banyak melibatkan emosi saya sebagai pembaca, dan jangan membacanya jika kalian terlalu mencintai Will Traynor.

Lima hal yang saya benci mengenai Will Traynor.

  1. Saya benci karena dia, di kepala saya begitu mirip perpaduan antara Mr. Darcy dari Pride and Prejudice dan The Beast dari Beauty and The Beast. Dua pria favorit saya.
  2. Saya benci karena dia begitu egois dan keras kepala.
  3. Saya benci karena dia begitu rapuh.
  4. Saya benci karena dia sangat kekanakan.
  5. Diatas segalanya saya benci karena dia membiarkan gadis yang dicintainya jatuh cinta padanya.

Tadinya saya berpikir bahwa wisata operasi plastik Korea adalah hal paling tak masuk akal, sampai akhirnya wisata kematian di Swiss menggeser posisinya (baca: Lembaga Pusat Bunuh Diri Dignitas) Novel ini selain berbicara tentang cinta dan keluarga juga berbicara tentang dignitas, sebelumnya saya akan membukanya dengan blurb dari novel yang saya benci sekaligus sangat saya cintai. Jika Will bisa menolak hidup yang dipilihkan untuknya, kenapa saya tak bisa menolak bahwa bukan jalan cerita macam ini yang saya inginkan, bukan ending seperti ini yang harus saya hadapi.
Blurb:
Lou Clark tahu banyak hal. Dia tahu berapa langkah jarak antara halte bus dan rumahnya. Dia tahu dia suka sekali bekerja di kedai kopi The Buttered Bun, dan dia tahu mungkin dia tidak begitu mencintai pacarnya, Patrick.
Tetapi Lou tidak tahu bahwa dia akan kehilangan pekerjaannya, dan peristiwa apa saja yang akan menyusul kemudian. Setelah mengalami kecelakaan, Will Traynor tahu dia sudah tidak berminat lagi untuk melanjutkan hidupnya. Dunianya kini menyusut dan tak ada lagi suka cita. Dan dia tahu betul, bagaimana mesti menghentikannya.
Namun Will tidak tahu bahwa sebentar lagi Lou akan masuk ke dunianya dengan membawa warna-warni ceria. Mereka berdua sama-sama tidak menyadari, betapa mereka akan membawa perubahan besar ke dalam kehidupan satu sama lain.

Louisa Clark, hampir tak pernah meninggalkan kota kecilnya, William Traynor menjelajah hampir separuh dunia. Lou begitu memandang rendah dirinya hingga dia tak mengetahui potensi apa yang dimilikinya. Will begitu memandang tinggi dirinya hingga dia ingin menolak hidup untuk menjalani tragedi yang menimpanya.
Lou mencintai keluarganya yang tak pernah mendekati pengertian cukup secara material, berbeda dengan Will dia mendapat lebih dari apa yang layak diterimanya. Rasanya kecelakaan di luar kontrolnya melukai harga dirinya. Will naik motor, Will mendaki gunung, Will melakukan berbagai hal ekstrem tapi ternyata harus menderita quadriplegia akibat  kecelakaan karena kecerobohan orang lain, tak jauh dari rumahnya, yang membuatnya seakan terpenjara di kursi roda, yang membuat dirinya tak sama lagi dengan siapa dirinya yang dia anggap sebelumnya.
Setelah berhenti bekerja Lou menerima saja pekerjaan apapun demi uang bahkan untuk menyenangkan pria yang pada awalnya membuat hidupnya terasa di neraka. Lou butuh uangnya; kakeknya jadi tanggungan keluarga, ayahnya terancam dipecat, serta adik dengan status ibu tunggal dengan bocah lelakinya akan masuk asrama, adiknya akan kuliah lagi. Lou selalu merasa dia tak punya otak, tak memiliki potensi apapun. Hingga Will mengubah banyak hal untuk hidup Lou yang agak tak adil bagi saya, karena setelah apa yang Lou lakukan padanya Will bahkan tak mau mengubah pilihannya.
Bayangkan, gadis dengan pakaian konyol, sepatu norak, juga selera konyol buruk yang nyaris tak punya hobi. Dia seolah tak memiliki ketertarikan apapun, ralat selain pacarnya, Patrick, ah tidak juga, baiklah, dia mencintai legging hitam kuning bergaris dari masa kecilnya dulu. Ada hal manis yang akan Will lakukan untuknya nanti mengenai hal ini.
Dia dipertemukan dengan pria angkuh kekanakan yang lelah dalam kesakitan dan frustasinya. Harusnya tak sampai lima bulan untuk mencari cara membuat Will melanjutkan hidupnya, seandainya Lou berkeras seperti pertama kali Will melunak padanya. Lelaki seperti Will tak suka dibantah, dia selalu melakukan apa yang tak diharapkan darinya. Seandainya lebih awal Lou terang-terangan mengharap kematian Will, seandainya saja. Hanya tololnya Lou tak setitikpun mampu menyembunyikan perasaannya.

Membandingkan Novel dan Filmnya
Selalu saya selalu menyukai versi novel dari apapun yang difilmkan, hmmm baiklah Brokeback Mountain juga Flipped antara buku dan filmnya setara, sayangnya tidak buat Me Before You. Selera berpakaian buruk Lou terkesan masuk akal, mengingat peristiwa yang menimpanya di labirin kastil di masa lalu. Sementara di film, Lou hanya terlihat seperti perempuan dewasa yang menolak meninggalkan masa pra remajanya. Jika Will di novel dengan posisinya bukan sebagai anak tunggal juga drama keluarga miliknya menjadikan masuk akal pilihan akhir hidupnya, tapi di film Will mengingatkan saya pada Colin Craven dari cerita anak-anak The Secret Garden.
Hal terburuk dari segalanya adalah, lelaki yang terlalu lelah menghadapi kehidupannya malah menyuruh perempuan yang dicintainya menjalani hidup dengan keberanian.
Sebuah novel bagus kadang tak berisi cerita menyenangkan, dia kadang memprovokasi pembacanya untuk merasakan perasaan yang kadang pembaca sendiri tak suka untuk merasakannya. Itu yang novel ini lakukan pada saya.