Semua orang berbohong,; setiap hari;
setiap jam;
Dalam
keadaan terjaga;mengantuk dalam mimpi;
Dalam
kegembiraan;dalam kedukaan
Mark
Twain
(on The
Decay of The Art of Lying)
Kata orang
aku bahagia, aku punya keluarga sempurna, ayah seperti malaikat, ibu bak
bidadari, dan saudara perempuan secantik dan sebaik Putri Salju. Hidup indahku
membuat iri seluruh isi bumi, tapi seandainya keadaan seperti itu adalah adalah
keadaan sebenarnya maka aku takkan menceritakannya, karena buatku kesempurnaan
adalah suatu hal yang sangat membosankan. Lagipula di dunia ini tidak ada
kesempurnaan, tapi kebohongan!
Akan kuceritakan realitanya, namaku
Ceshna, dan hidupku seperti di Neraka, ayahku bukanlah malaikat, melainkan
Hanibal Lecter. Ibuku bukanlah bidadari, melainkan Rita Revolusa, sementara
kakak perempuanku ??????aku tak menemukan tokoh paling jahat yang bisa
mewakilinya, mungkin kita bisa menyamakannya dengan Belatrix Lestrange (Semoga Lestrange
cukup jahat!). Mungkin kamu berpikir aku membuatnya terdengar sepuluh kali
lebih parah, tapi percayalah padaku. Semua penghuni rumahku nyaris membuatku
menderita Schizophrenia!
Setiap hari, ketika pagi dimulai maka
perangpun dimulai. Di rumah, aku sepertinya tidak bisa diajak berkomunikasi
dengan baik seperti layaknya manusia normal lainnya. Jika ayahku tidak
berteriak dan ibuku tidak menjerit padaku, aku yakin keduanya bukan orangtuaku.
Sementara Regza, kakakku tercinta benar-benar membuatku gila, aku adalah korban
intimidasi dari kesempurnaanya. Kamu tahu menjadi korban dari ketidakadila
hidup membuatku jadi cewek aneh yang suka berbohong, tapi ini bukan sepenuhnya
kesalahanku!
Aku punya dua harapan, ada yanga mau
tahu?baiklah!
1. Nanny 911 menyelamatkan keluargaku
2. Ada
orang baik yang mau mengadopsiku
***
“Loe kok
beda sama mbak Regza? Dia ketua OSIS, prestasinya segudang, cantik, jadi model
pula, dan yang pasti ada banyak cook yang ngantri buat dia.” Celoteh Ribka,
yeah…yeah…yeah…!semua orang sudah tertular virus EVERYBODY LOVES REGZA.
Aku memutar bola mata dengan ekspresi
menyebalkan. “Gue iri tuh!…….Tapi kalo gue pikir-pikir lagi, untung juga gue
beda dari dia , satu hal yang paling gue syukurin, gue bukanlah kloningan dari
seorang Regza!”
“Sebenarnya kalian sodara nggak
sih?”tanya Peppy ragu.
Dan aku memulai kebohonganku.
“Gimana ya mau ngomonginnya…..gue tau
loe teman-teman gue, tapi ini secret!mestinya gue nggak boleh nyeritain ini,
tapi gue mesti berbagi….”Kataku putus asa dalam naa menyesal yang sempurna.
“Kalo loe nggak yakin buat cerita, nggak
usah aja.” Saran Ribka, tapi maksud sebenarnya adalah ya udah loe jangan
ragu-ragu buat cerita!.
“Gue capek nyimpan ini sendirian.”
Pancingku.
“Kita bisa dipake kok buat nyimpan
rahasia.” Peppy meyakinkan, tapi siapa sih yang nggak kenal Peppy dan Ribka,
keduanya nggak ada bedanya dengan ember bocor.
“Fine… tapi….gue nggak tahu mesti cerita
darimana ya?” Aku mengulur-ngulur waktu.
“ Ya dari awal dong!” Kata mereka
berbarengan, kelihatan sekali kesabaran mereka diambang batas.
“Sebenarnya….sebenarnya….mbak Regza
itu…..”Aku menggantung kata-kataku untuk menikmati ekspresi penasaran di wajah
mereka, mereka berdecak tak sabaran, aku melanjutkan ceritaku.
“Yaa ampun …….!sumpah gue nggak enak
buat ngomongnya, tapi…..ya udah gue lanjutin deh, elo tau nggak kalo mbak Regza
itu sebenarnya anak pungut.” Aku memasang tampang menyesal, sementara mata
Peppy dan Ribka nyaris keluar, aku
tersenyum puas, aku melanjutkan ceritaku.” Itu dia kenapa mbak Regza
mati-matian dipaksa bokap-nyokap gue buat jadi yang terbaik; jadi ketua OSIS lah,
menyibukkan diri dengan Olimpiade ini itu; ikut segudang ekskul, supaya bisa
bikin bokap-nyokap gue nggak ngerasa rugi udah mungut dia. Kalo gue sih
nyante-nyante aja , nggak pernah dituntut macam-macam, karena mereka sayang
banget sama gue, lagipula jadi cewek pintar bukan segala-galanya kan?” Aku
sangat terlatih berbohong. “ Ingat loh, jangan sampai hal ini bocor, mbak Regza
nggak tahu yang sebenarnya loh.”
Tapi aku yakin sebentar lagi seluruh
penghuni sekolah bakal bisik-bisik membicarakan saudaraku tersayang yang malang
dan yeah……..di mungkin bakalan dengar juga. Semoga saja akal sehatnya
menghilang, dia jadi percaya bahwa dia anak pungut, terus dia sedih dan mungkin
jadi sedikit depresi. Aku tahu Regza kayak gimana, kata ibuku dia terlahir
dengan perasaan selembut marshmallow dan perasaannya gampang terluka. Kalau dia
gampang terluka?terus aku apa?aku nggak punya perasaan?
Seharusnya Regza nggak terlahir ke bumi,
karena dia Cuma bikin aku iri setengah mati, semua orang menyayanginya, karena,
yeah….dia cantik, pintar, baik, edan senua-muanya. Ya ampun kenapa makhluk
seperti dia nggak di deportasi ke alam lain? Dia begitu sempurna, di rumah dia
punya pasangan orangtua malaikat-bidadari, sementara aku punya orangtua Hanibal
Lecterr dan Rita Revolusa. Orangtua malaikat-bidadari akan datang ke sekolah
karena Regza berhasil mencetak prestasi baru, sementara pasangan
Lecter-Revolusa akan datang karena aku buat masalah baru. Hidup ini sungguh
tidak adil!
***
Prediksiku, Regza akan mengurung diri
seharian di kamar, menangisi gosip bohong yang beredar. Lalu ibunya tersayang
akan memanggilnya di jam makan malam, tapi Regza tak menyahut dan tetap
mengunci diri. Dan ayahnya datang, mulai membujuknya agar ia mau keluar kamar .
Ia akan kelua dengan terisak-isak, pipinya akan banjir air mata lalau sang ibu
akan memeluknya dan si ayah menenangkannya. Keduanya akan mengira bahwa nilai
matematikanya hanya dapat 90 bukannya 100 (sementara aku harus cukup puas bila
nilaiku hanya setengah dari nilai terendahnya). Hmmmmm…sepertinya Regza akan
bertanya tentang apakah dia seorang anak pungut? Dan dengan penuh cinta mereka
akan meykinkannya, sementara aku melihat bmereka dari meja makan, menunggu
kapan makan malam akan dimulai.
***
Dan
sepertinya aku dalam masalah besar yang disebabkan karena;
1.
Kebohonganku yang bermetamorfosis menjadi sebuah gosip yang nenyakitkan
2. Perasaan
Regza yang selembut marshmallow
Kupkir aku
harus melewatkan drama keluarga, jadi aku sengaja pulang telat, melewati jam
makan malam agar aku tak harus melihat adegan penuh cinta antara Regza dan
orangtua malaikat-bidadarnya. Tapi yang kutemukan di rumah adalah pembantuku
yang pucat dan cemas.
“Semuanya di runah sakit, non Regza over
dosis obat tidur, semoga ia selamat.”
Oke, aku pantas disalahkana atas
percobaan bunuh diri Regza tapi adakah yang pantas disalahkan karena kurangnya
cinta yang kudapatkan????????
Gambar : Kitty Gallanaugh
Gambar : Kitty Gallanaugh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar