Aku
membayangkan sebuah ruangan kelas yang dipenuhi cahaya dan udara segar, penuh
rasa nyaman dan mood yang
menyenangkan. Marilah kita menganggap bahwa di kelas itu tengah berlangsung
sebuah tes tulis, dan ketika seseorang membagikan selembar kertas dengan
pertanyaan sederhana “Bagaimana rasanya
cinta itu?" yakinkah kamu bahwa seisi kelas itu mempunyai
jawaban yang sama? Aku rasa tidak! Marilah kita mulai, untuk membuktikannya!
Conteklah jawaban gadis imut-imut di
pojokan kelas, anggaplah dia bernama Deedee, usianya lima tahun, taukah kamu
apa yang dia tuliskan di kertasnya? dia menuliskan Cinta itu punya rasa seperti gulali warna-warni yang yummy. Salah! Cinta itu seperti kado di hari ulang tahun persis
seperti yang kamu inginkan, oh bukan juga, cinta itu mungkin, seperti hari
minggu panjang saat kamu nonton kartun seharian dan boleh memakan cokelat dan
permen karet sebanyak yang kamu suka, seperti segala hal menyenangkan yang kusuka,
cinta terasa seperti pelukan mama, seperti tawa papa, seperti boneka Teddy
Bear-ku yang baru dicuci, seperti…yeah begitulah! hanya itu, dan akan
ada banyak gambar dengan warna-warni crayon lembut di balik kertas jawabannya.
Melangkahlah ke deretan kedua, tempat Eden, cowok ababil
yang sedang berperang dengan perubahan akibat pubertas yang di alaminya, lihatlah
jawabannya! Cinta itu berasa seperti…aku tak tau rasanya! Itu membuatku
gila! Apakah aku harus menjilat di tempat-tempat tertentu dari cewek yang
kutaksir untuk kutau rasanya cinta itu? Hmmmm mungkin…seperti ????aku mencium
gadis tetangga yang kusuka malam minggu kemarin, dan rasanya seperti…Tripple
Pepperment Sundae dengan saus Hot Fudge, yeah, kami baru menikmatinya di kedai
ice cream di kencan pertama kali kami malam itu, dan sepertinya rasa manis dan
dingin itu tertinggal di lidah kami, jadi ketika ada dorongan dalam tubuhku
yang mengatakan bahwa; Eden, cium gadis itu! maka…yang terasa
yeah hanya Tripple Pepperment Sundae dengan saus Hot Fudge, mungkin itulah
cinta! Karena setelah kejadian itu tiba-tiba saja aku seperti terserang sesuatu
yang tak biasa! Jantung seperti Aula raksasa yang sedang mementaskan kontes musik
Rock! Rasa dingin tapi berkeringat di kulit, cemas, gelisah, fantasi tak biasa
yang berakhir dengan insomnia, Cinta yeah…mungkin itulah rasanya!
Berjalanlah lagi ke arah
kanan tempat wanita berusia akhir dua puluhan, yang terlihat cantik, anggun dan
dewasa, namanya Bella dan yeah dia secantik namanya, lihatlah coretan tangannya; Cinta terasa seperti
aroma kopi di pagi hari, dinikmati sambil menatap matahari dan merasakan
segarnya hawa penuh semangat di awal hari, Cinta….akan benar-benar terasa indah
jika pada suatu saat nanti akan kunikmati dengan orang yang kuyakini adalah
takdirku, seseorang yang dikirim Tuhan untukku, orang yang mau berbagi
secangkir kopi di pagi hari hingga berbagi sehelai selimut di malam hari.
Selanjutnya
berjalanlah memutar ke arah wanita setengah baya yang lelah tapi bahagia, ibu Edna
namanya, dan apa yang terangkai di atas kertas yang tergores tulisan indahnya; Cinta itu seperti
sajian makan malam; hangat, nikmat, dan menunjukkan inilah yang kita bagi
bersama, bukan hanya hidangan dalam mangkuk dan piring-piring tapi juga dalam
bentuk celotehan, omelan, keluhan, tawa, tangisan, dan…cinta adalah satu porsi
besar yang dinikmati bersama seluruh keluarga.
Dan yang terakhir , berjalanlah ke arah yang paling
belakang, tempat seorang kakek Tua dengan wajah bijaksananya, apa yang dia
tuliskan? Bacalah…Cinta terasa seperti
manis gulali, seperti pedas dan segarnya mint, seperti nikmat kopi, seperti
sepiring besar menu makan malam, cinta terasa seperti pengalaman yang kamu
nikmati sepanjang hidupmu, cinta seperti itu…cinta seperti pahit, manis, getir,
yang pernah teralami dalam hidupmu, cinta…bukan hanya tentang rasa, tapi juga
bagaimana caramu menunjukkannya,membaginya dan juga menjaganya, pilihlah rasa
cintamu sendiri, yang akan membuatmu tak pernah menyesali hidupmu selama ini
With Love
:::Citra:::
Gambar : Enakei
Tidak ada komentar:
Posting Komentar