Judul Buku : Eleanor & Park
Jenis
Buku : Fiksi
Penulis :
Ranbow Rowell
Alih
Bahasa : Sofi
Damayanti
Desain
dan Ilustrasi Cover : Expert
Toha
Penerbit : Phoenix
Cetakan : I
November 2013
Tebal : 422
halaman
ISBN : 978-602-
7689-49- 7
Eleanor
itu gendut. Dirinya pun berpikir dia begitu... Sebenarnya dia tidak segendut
yang dipikirkannya. Pikirnya, pasti aku tidak semenjijikan itu.
Bono,
vokalis U2, bertemu dengan istrinya di SMA, kata Park.
Begitu
pula Jerry Lee Lewis, jawab Eleanor.
Aku
tidak bercanda, Park meyakinkan.
Tentu,
Eleanor menambahkan, kita ini 16 tahun.
Bagaimana
dengan Romeo dan Juliet?
Dangkal,
bingung, lalu mati.
Aku
mencintaimu, Park mengatakan.
Karena
itulah..., jawab Eleanor.
Aku
tidak bercanda, katanya.
Kamu
memang tidak boleh becanda....
***
Sebagai pembaca saya kecewa dengan cover yang tidak menunjukkan isi buku.
Eleanor terlihat genit sementara Park terlihat seperti anak jalanan
pemberontakan. Itu berbanding terbalik dengan apa yang diceritakan di
halaman-halaman dalam buku ini. Kekecewaan saya yang kedua adalah pada
terjemahan yang membuat saya kesulitan, buku remaja yang ringan tetapi terlalu
sulit dicerna karena kurang luwesnya penerjemah dalam mengadaptasi buku ini.
Hanya saja karena buku ini adalah buku terbaik pilihan pembaca Goodreads, okay tidak ada salahnya memaksa diri
untuk membaca habis buku ini, dan yah, ceritanya menarik, walau saya menolak
untuk membicarakan akhirnya.
Ada
dua karakter yang menjadi judul dari buku ini yang saya bahas, tapi perlu saya
ingatkan jangan kacaukan imajinasi dengan menganggap kedua tokoh novel ini sama
dengan sepasang remaja di sampul depan bukunya.
Eleanor.
Adalah tipikal anak rumit yang lahir dari kekacauan pernikahan kedua orang
tuaanya. Setidaknya ibunya bertanggung jawab, walau ayah tirinya membuatnya
gila. Nyaris sama dengan ayah kandungnya yang tak bisa berperan sebagai orang
tua. Sementara dia juga harus berbagi segalanya dengan adiknya yang banyak.
Secara fisik Eleanor tak menarik; gendut dan berambut merah megar. Park
menyebut Eleanor dengan: Dia tidak pernah terlihat cantik. Dia terlihat seperti
seni, dan seni tidak harus terlihat cantik, melainkan membuatmu merasakan
sesuatu.” (halaman 211)
Park. Berbanding terbalik
dengan Eleanor. Park cukup bahagia dalam keluarga campuran Korea-Amerika. Jika
Eleanor sarkastik maka Park sangat menarik, selain karena dia anak setengah
Asia dan Park salah satu cowok populer di sekolahnya.
Cerita
dimulai ketika Eleanor harus masuk sekolah baru dan Eleanor yang cerdas merasa
bahwa lingkungan baru justru sangat melelahkan. Apalagi perjalanan pergi dan
pulang sangat tidak mengenakkan, karena cowok Asia disampingnya yang seolah tak
suka dengan kehadirannya. Namun waktu mendekatkan mereka berdua. Di sinilah
PDKT ala tahun 80-an mulai terasa. Mereka saling mendekat setelah diam-diam
Eleanor ikut mengintip komik Park, hingga mereka saling berbagi headset untuk mendengar lagu, hingga tak
sulit ditebak keduanya saling jatuh cinta. Cinta tak mudah apalagi untuk
sepasang remaja dengan latar belakang berbeda. Tapi percayalah buku ini tak
dangkal.
Membaca
novel ini juga membuat saya mau tak mau terbawa suasana. Turut merasakan
perasaan Park yang menyukai perempuan ‘aneh’ semacam Eleanor yang seperti benda
seni, tidak cantik tapi membuat kita merasakan sesuatu. Sebagai remaja
seharusnya Park bisa jadi panutan, Park bahkan lebih bertanggung jawab
dibanding Richie, si ayah tiri Eleanor bahkan juga ayah kandungnya sendiri.
Mungkin hal ini karena peran ibu Park dalam membesarkannya, bagaimana keluarga
dengan dua budaya berbeda mengajarkan toleransi pada anaknya. Setidaknya walau
Eleanor tak bahagia dalam kehidupannya, tapi Park mampu membawakan kebahagiaan
manis itu untuk Eleanor, tapi bagaimana dengan kebahagiaan Park sendiri?
Bukankah yang terpenting dari bahagia itu adalah kebahagiaan dari orang yang
kita cintai? Begitulah Park.
Walau
ini novel remaja, namun saya tak bisa menyangkal bahwa ada kalanya remaja harus
mengambil keputusan yang seharusnya menjadi jatahnya orang dewasa. Novel ini
memberikan pelajarannya. Yang paling saya sukai dari novel ini adalah bagaimana
gaya remaja 80-an dalam berpacaran, mereka berbagi buku dan musik kesukaan,
sederhana tapi romantis dengan kadar yang cukup. Novel ini membuat belajar dan
juga memberitahu bahwa ada porsi secukupnya yang hanya boleh dinikmati oleh
remaja. Dan remaja harus mempersiapkan hati yang tangguh dengan mengerti bahwa
dalam realita tidak ada bahagia selamanya.
Tentang
Penulis: Rainbow Rowell adalah penulis Attachments dan Fangirl. Ketika dia
tidak menulis, dia terobsesi membuat karakter lain, rencana perjalanan ke
Disney World, dan berdebat tentang hal-hal yang tidak terlalu penting dalam
skema besar. Kini ia tinggal dengan suami dan anaknya di Ohama, Nebraska.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar