Date a girl who reads

Date a girl who reads

Kamis, 14 April 2022

[Ulasan] Membaca Buku Latihan Matematika dengan Cita Rasa Kekinian

 



Detail Buku:

Judul Buku : Buku Latihan Soal Mantappu Jiwa

Penulis : Jerome Polin Sijabat

Jenis Buku : Non Fiksi

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2019

Jumlah Halaman : 224 halaman

ISBN : 9786020632414

ISBN Digital : 9786020632421

Harga : Rp. 95.000,-

Harga E-book : Rp. 86.000,-

Rating : 4/5 


Review:

Unik, adalah hal pertama yang akan menghinggapi pikiran pembaca ketika mulai membaca judulnya, tertulis Buku Latihan Soal, tapi tentu─bukan buku latihan soal! Mulai membaca isinya, pembaca akan disajikan puisi yang tertulis di lembaran bermotif kertas strimin. Latihan soal dan kertas strimin akan menggiring kita pada salah satu cabang ilmu, yang akrab tapi banyak diantara kita yang tak ingin menjalin hubungan mesra dengannya.

 

Benar! Matematika!

 

Jadi, ini adalah buku yang ditulis oleh seorang pecinta Matematika, tentang perjuangan mewujudkan mimpi yang dirancang sejak masa kanak-kanaknya, kuliah di luar negeri. Tak ada mimpi yang tak bisa menjadi kenyataan jika kita melibatkan Tuhan di dalamnya. Inilah salah satu pesan yang hendak disampaikan oleh penulis dalam buku berjudul, Buku Latihan Soal Mantappu Jiwa. Sangat mengharukan, ketika penulis tentang mimpinya untuk kuliah di luar negeri selepas SMA, yang ditanggapi oleh orang tuanya secara sederhana namun berdampak mendalam, “Kamu kan tahu, Papa-Mama nggak punya banyak uang. Untuk bisa biayain kamu kuliah saja sudah sulit betul mikirnya, Je. Apalagi kuliah di luar negeri? Jadi, kalau kamu mau kuliah di luar negeri, jangan minta ke Papa-Mama, tapi minta ke Tuhan ya.” (Halaman 20)

 

Pesan lainnya yang secara gamblang disampaikan penulis adalah tak ada jalan pintas dalam meraih impian. Seperti kalimat yang tertulis berikut, “Pada awalnya, kita membuat mimpi. Tapi setelah itu, mimpi yang akan “membuat kita”. Mimpi tidak bisa dapat diwujudkan dengan instan, melainkan dengan air mata, doa, keringat,, konsistensi, determinasi, dan kerja keras.” (Halaman 99) Perjuangan penulis dalam meraih beasiswa untuk sekolah di luar negeri tertulis sangat detail. Tak ada jalan mulus dalam usahanya, tak selalu mudah, bahkan nyaris mustahil. Kegagalan bahkan pernah dicicipi. Tak hanya sekali. Seperti ungkapan kuno Jepang, “Jatuh Sembilan kali, bangkit sepuluh kali.” Sungguh pembaca bisa belajar tentang kegigihan dari pengalaman Jerome ini.

Kelebihan dari buku ini yaitu isinya yang dituliskan ringan namun tetap segar tanpa menghilangkan unsur motivatif dan inspiratif. Pilihan kata-kata dalam membangun cerita menggunakan story telling a la Youtuber yang renyah namun dengan mudah sampai ke pembaca.  Namun, walau ternyata hal ini bisa jadi kelebihan juga kekurangan buku. Bercerita seperti air yang mengalir membuat pembaca “ngos-ngosan” akan lebih baik jika buku ini dibagi ke dalam bagian-bagian atau beberapa bab dan akan lebih menyenangkan di bagian atau bab itu diberi sub judul.

 

      Penyajian bukunya menarik dengan ilustrasi ciamik, halaman full colour, serta lay out yang unik adalah hal yang membuat buku in sulit ditolak. Bahkan jika pembaca bukan penggila Matematika, bukan follower dari Jerome Polin Silabat, bukan pula tipe pengejar impian. Buku ini memiliki daya magnetis yang kuat. Bahkan, dari cover-nya yang dengan warna biru elektrik, menampilkan ilustrasi yang mewakili isi buku. Masuk ke lembar demi lembar isinya di dalamnya yang akan membuat pembaca terjerat lalu terpikat, dan tak akan berhenti membalik halaman demi halaman. Apalagi kutipan-kutipan bertagar #RumusJerome yang sangat cocok dicomot untuk dibagikan di story Whats App maupun story Instagram para pembaca millennial.

 

          Berbagai soal-soal maupun cakaran ruwet memusingkan khas Matematika turut menghiasi isi buku. Pembaca takkan terganggu, hal itu malah membawa nuansa Matematika yang kental namun tak terkesan mengintimidasi, sebaliknya malah nampak sangat artsy.

 

        Bahkan bagi yang awam pada mata pelajaran yang terkesan seram ini. Apalagi di akhir buku penulis membahas jawabannya yang ternyata sangat filosofis. Sungguh paket komplit!

 

            Walaupun ada kekurangan dalam buku ini, namun sesungguhnya kekurangan tersebut sangat bisa untuk dimaafkan. Seperti yang telah terbahas sebelumnya, yaitu tentang story telling yang renyah namun melelahkan. Selain itu, seharusnya penulis fokus dan konsisten pada menjadikan buku ini hanya sebagai “Buku Latihan Soal” sehingga tak perlu menuliskan tentang pengalamannya terjun ke dunia Youtuber. Namun, tak dapat dipungkiri, berkat profesinya sebagai Youtuber inilah, buku ini meledak di pasaran. Tak heran, follower-nya sejumlah 2,5 M! Maka tak heran, Ketika buku ini dibuka pre order-nya yang pertama, stok habis dalam waktu lima menit! Tak heran jika pihak penerbit membuka pre-order tahap kedua, yang lagi-lagi stok seribu buku ludes hanya dalam tempo dua menit saja! Sungguh fantastis!

 

         Nampaknya pola ini adalah pola yang sama dari pengalaman, menjadikan influencer sebagai penulis buku yang laris manis bak kacang goreng. Sebelumnya ada Icha Irawan yang sukses sebagai selebgram dan menulis buku resep Cooking with Love dan jadi best seller selama berminggu-minggu, dan kemudian hal ini juga diikuti oleh buku yang terbit baru ini, Belajar Cara Belajar yang diangkat dari kanal Hujan Tanda Tanya yang videonya di Youtube sudah dtonton sebanyak lebh dari 2 juta kali. Cara jitu untuk memasarkan buku yang akan dimangsa pembaca yang aktif di dunia maya. Kita sama-sama tahu betapa mirisnya literasi membaca kaum milenial saat ini.

  Dari sini dapat disimpulkan bagi siapa buku ini hendak dipasarkan, jawabannya mudah! followers kakak Jerome Polin Sijabat, namun tentu saja buku ini sangat bagus dan layak direkomendasikan bagi para pejuang beasiswa ke luar negeri, ada contekan trik jadwal belajar super gila namun jitu yang sulit tapi layak diterapkan. Selain itu tentu saja, para pelajar usia SMP hingga perguruan tinggi adalah sasaran yang tepat, isinya yang anak muda banget dan sangat kekinian ini akan menjadi buku tepat yang asyik untuk sampai kepada mereka. Guru dan orang tua juga seharusnya membaca buku ini agar tetap update, karena seperti kata Ali bin Abi Thalib, “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya. Sungguh mereka akan menghadapi masa yang berbeda dari masamu.”

Seperti yang dikatakan guru PPKn penulis, “kunci dari kemajuan suatu negara adalah pembangunannya. Kunci dari pembangunan adalah Pendidikan. Jadi, jika tidak ada Pendidikan yang baik, maka tidak ada pembangunan, dan tidak ada kemajuan negara.” Sungguh berharap di masa depan bertemu Jerome Polin Silabat yang  akan menjabat sebagai Menteri Pendidikan Indonesia dan membawa kemajuan bagi Indonesia!

 

                 Sebuah buku hebat dari anak bangsa yang hebat!

 

Kutipan favorite saya dari buku ini:

"-Terkadang ditengah jalan kita kehilangan motivasi, saat seperti itu coba lihat kebelakang. Kita bisa sadar betapa jauhnya kita sudah melangkah, seberapa besar energi dan waktu yang sudah kita korbankan"

-Kita mungkin terlalu fokus dengan "jauhnya" perjalanan yang harus kita tempuh. "Susahnya" ujian yang harus kita hadapi. Tapi ketika kita memutuskan untuk memulai dan menikmati prosesnya tanpa kita sadari kita sudah sampai ditempat tujuan"

 

*Resensi ini menjadi juara pertama dari Lomba Resensi yang diselenggarakan oleh Perpus BI NTB, 27 Juni 2020

 

Sabtu, 17 April 2021

[Ulasan] Melawan Perundungan dengan Menebar Kepedulian

 


Deskripsi:

JUBAH ORANYE

ISBN: 9786237510406

Adam Ciccio & Emmanuel Volant

260×250 mm, 32 halaman, Hardcover

Harga: IDR 150.000


Blurb: 

Setiap hari, Cody selalu memakai jubah oranye ke sekolah. Anak-anak di sekolahnya

selalu merundungnya karena itu, tetapi Cody tidak memperdulikannya karena

ia memakai jubah itu dengan alasan yang mengejutkan …

Buku yang menginspirasi tentang keberanian, kepedulian dan jiwa pahlawan

yang tersembunyi di setiap orang.

Untuk para pahlawan hebat mulai usia 5 tahun ke atas.


Ulasan: 

Tak ada satupun anak yang boleh dirundung! Apapun alasannya! Apalagi jika kita melakukan untuk sesuatu yang tak kita ketahui. Membaca tentang alasan Cody sungguhlah menyentuh dan mengesankan. Mengenakan Jubah Oranye ke sekolah. Cody melakukan tindakan berani demi menyemangati yang paling disayanginya, tak peduli betapa anehnya apa yang dilakukannya di mata teman-temannya. Cody teguh memegang apa yang diyakininya benar, bahkan walau dia diintimidasi, di-bully! Cody adalah contoh nyata sikap kesatria seorang pahlawan.


Adam Ciccio memberi pesan kekuatan empati yang dimulai dari sikap peduli. Lakukan saja satu kebaikan dan kebaikan itu pasti menular. Selain itu bahwa cara terbaik melawan Bully adalah dengan bersatu padu dan kompak.


Saya percaya dengan ungkapan bahwa sebuah gambar berbicara ribuan kata, melalui talentanya Emmanuel Volant memyampaikan hal tersebut secara baik. Dengan lembut Volant menyampaikan emosi yang dirasakan tokoh dalam ceritanya. Pada cover misalnya. Cody digambarkan sebagai sosok anak laki-laki yang tangguh dan berpendirian teguh. Namun pada halaman awal ketika Cody berhenti di halte, terlihat dia memiliki kebimbangan, keraguan seorang anak, ada beban yang diembannya. Sementara tindakan bully yang dilakukan digambarkan dengan hati-hati, hingga tak menimbulkan luka ataupun trauma untuk pembaca cilik kita. Saya suka ide Volant menggambarkan anak-anak ini dalam bentuk hewan yang berbeda-beda, menunjukan keberagaman, hal yang sering kali jadi pemicu tindakan bully. Konsep keberagaman dapat dijadikan bahan diskusi seru antara orang tua dan anaknya ketika membaca buku ini.


Sebuah kekuatan super antara ide cerita brilian dengan ilustrasi yang juara. Wajib dimiliki setiap keluarga. Sebuah cerita yang sempurna tentang nilai kebaikan, keberanian, kepedulian, menghargai keberagaman tanpa menggurui pembaca mungil kita.


Kolaborasi sempurna Adam Ciccio dan Emmanuel Volant, salut! Terima kasih untuk karya hebat ini!


[Ulasan] Tempat Poppy: Melihat si Cantik Bertumbuh

 

Tempat Poppy

Deskripsi:

ISBN: 978-623-7510-15-4
Penulis & Ilustrator : Guido Van Genechten
Hardcover, 260 x 250 mm

Blurb:

Sinar matahari membuat Poppy kecil merasakan bahwa sudah waktunya untuk mekar. Ia memandang sekelilingnya dan menyadari bahwa semuanya memiliki tempatnya masing-masing. Matahari, bulan, bintang-bintang, bumi, hujan, tanah, lebah, kupu-kupu dan bunga. Semuanya saling berhubungan dan membutuhkan.

Sebuah kisah puitis tentang hidup selaras dengan alam. Untuk para pecinta alam mulai usia 4 tahun ke atas.

Ulasan: 


Laksana dongeng di sebuah padang
berhias kecantikan dan rasa sayang
Tempat bunga dan serangga berbagi
Dari keajaiban hingga cinta kasih

Adalah semesta yang memeluk mereka
Dari awal malam hingga hari menjingga
Beruntunglah dia yang bersuka cita
Menerima beda sebagai anugerah

Membaca buku ini membuat saya ingin berpuisi. Keindahannya menginspirasi.

.

.

.

Terpukau sejak pandangan pertama.
Covernya indah, berupa hamparan bunga cantik di padang luas di negeri dongeng.
Sulit untuk tak jatuh cinta, dan benar saja membuka halaman demi halaman, rasa antusias semakin menjadi. Berseri-seri ketika melihat detail seindah ini, dan tentu saja takjub melihat keajaiban terjadi.

Mulai dari benih yang tak terlihat mata, bertumbuh, dan bertumbuh, dari dalam kegelapan hingga matahari menyempurnakan keelokannya.
Seindah kenangan dan harapan.
Hamparan padang bunga.
Inilah buku anak pertama yang bercerita tentang bunga yang saya baca.

Sebagai orang dewasa saya terpesona
Apalagi membayangkan anak-anak yang membaca, mereka lebih mudah mengapresiasi keindahan.

Detail ilustrasinya, memesona!
Pesan dari kisahnya mendalam, tentang, bahwa makhluk yang satu dan makluk yang lain saling berhubungan, saling membutuhkan. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Poppy, bahwa, “Bunga membuat dunia menjadi indah dan menyenangkan!” Dan buku ini membuat pembaca akan merasakan keindahan yang menyenangkan hati.

Sebuah kisah puitis tentang hidup selaras dengan alam.

Direkomendasikan untuk para pecinta alam mulai usia 4 tahun ke atas dan mereka para pengagum keindahan.

Terima kasih Guido van Genechten sudah memberikan keindahan dan sentuhan keajaiban melalui kisah Poppy



Rabu, 14 April 2021

[Ulasan] Buku Anak yang Wajib Dibacakan oleh Para Ibu

 


 

Keterangan Buku:

Judul: Kanguru Kecil

Penulis dan ilustrator:  Guido vab Genechten

Penerbit: Clavis Indonesia

ISBN:  978-602-51784-6-7

Soft cover

Rating: 4/5

Blurb:

Dunia ini besar…jauh, jauh lebih besar dari kantong ibu kanguru. Terapi, kanguru kecil lebih suka tinggal bersama ibunya, dimana dia melassa aman, hangat, dan mudah. Ibu kanguru mencoba untuk menunjukkan kanguru kecil semua yang ditawarkan kehidupan. Pada awalnya, sangat sulit, namun kemudian….

Sebuah buku cerita bergambar indah tentang melepaskan dengan cara yang Penuh kasih.

 

Review:

Setiap ibu yang membaca buku ini pasti akan terharu. Mata saya berkaca-kaca dan tenggorokan saya tercekat ketika saya menyelesaikan halaman akhir. Dan, ketika membacakan buku ini pada Idea, saya seperti dilimpahkan banyak kasih sayang, jadi saya membawa anak saya di pangkuan dan mendekapnya hangat.

 

Sebentar lagi, Idea akan disapih, kurang dua bulan lagi. Membayangkan bayi mungil saya kini akan menjadi bocah dua tahun yang sudah mampu mengambil air minumnya sendiri membuat saya terbawa perasaan. Bagaimana jika nanti saya tak lagi menjadi pusat semestanya? Seperti halnya ibu kanguru yang pasti berat melepas kanguru kecil pada dunia luas yang menawarkan banyak keindahan pula tantangan.

 

Jauh di lubuk hati ibu Kanguru pembaca akan tahu, pastilah berat melepas anaknya, walau kantongnyapun berat menahan bobot si kecil yang kian berat dan melelahkannya. Lagi pula di dalam kantong ibunya, kanguru kecil mendapatkan segalanya; perasaan nyaman dan lembutnya kasih sayang, kehangatan, ketenangan, rasa aman, hal-hal familiar bagi si kanguru kecil.

 

Itulah kenapa, walau dunia luas menawarkan berbagai hal menarik bagi kanguru kecil, berkali-kali pula kanguru kecil akan kembali pulang pada kantong ibunya.

 

Sebuah cerita memikat yang sarat makna kasih sayang.

 

Ilustrasinya mengagumkan, menggambarkan habitat asli alami keluarga kanguru. Ada kesan hangat dalam pilihan warnanya begitu juga sentuhan lembut yang akan sampai ke hati pembaca. Singkatnya ilustrasinya indah.

 

Tak banyak buku yang menawarkan paket lengkap seperti ini; keindahan ide cerita, rangkaian kalimat memikat, ilustrasi yang lembut dan hangat serta pesan yang sangat mendalam. Setiap Ibu dan anak akan merasa terhubung dengan cerita ini. Guido van Genechten telah membuktikan bahwa dia adalah penulis dan ilustrator yang luar biasa.

 

Saya percaya cerita ini akan tetap melekat di hati para ibu dan anak yang pada saatnya nanti akan saling melepaskan, demi kemandirian si anak, demi tanggung jawab orang tua untuk mengantarkan anak pada kehidupan yang sesungguhnya.

 

Setiap Ibu harus membacakan kisah ini untuk anak-anaknya.


[Ulasan] Kekuatan Super itu Berasal dari Dirimu!

 

SUPERFINN

Keterangan Buku:

Judul: Superfinn

Penulis:  Bianca Antonissen

Ilustrasi: Julie Mellan

Penerbit: Clavis Indonesia

ISBN: 978-602-52129-5-6

Soft cover

4/5

Blurb:

SuperFinn bisa melakukan apa saja; melompati parit, mengendarai sepeda lepas tangan, membuat pencakar langit (dan menghancurkannya). Dia dapat melakukan semuanya, selama dia memakai jubah supernya. Tanpa jubahnya, dia Hanya Finn biasa. Betulkah itu?

Sebuah kisah yang menginspirasi mengenai kepercayaan diri.

Untuk pahlawan berusia 4 tahun ke atas.

 

Review:

Kali ini kita berkenalan dengan bocah super bernama Finn. Dia berambut dan bermata cokelat, memiliki sahabat bernama SuperMara, dan yang pasti sehelai jubah hebat!

 

Dengan jubahnya, SuperFinn bisa melakukan hal-hal keren; melompati parit, mengendarai sepeda lepas tangan, bahkan membuat pencakar langit!

Lalu, bagaimana ya jika Finn tanpa jubahnya, apakah dia masih menjadi sang Super?

 

Saya suka sekali dengan cerita ini, Finn adalah anak yang aktif dari kebanyakan anak seusianya di jaman sekarang, yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget. Finn bermain di alam, berinteraksi dengan saudara dan teman-temannya, serta melakukan kegiatan fisik yang bermanfaat.

 

Dari cerita Finn, kita jadi tahu bahwa berkegiatan di luar ruangan sangat menyenangkan.

 

Selain itu, tentu saja ada pelajaran baik yang diberikan penulis yang menginspirasi pembacanya. Apa ya kira-kira?

 

Yups, tentang kepercayaan diri.

Apakah kekuatan kita tergantung benda yang kita miliki atau berasal dari dalam diri.

 

Ilustrasinya keren, banyak ruang untuk orang tua mengeksplorasi cerita. Selain itu, gambarnya berwarna cerah tapi tetap memiliki sisi lembut, yang memanjakan mata pembaca. Apalagi bukunya yang berukuran besar dengan lembaran kertas tebal serta jilidan yang kuat menjadikan anak dan orang tua pasti akan menikmati pengalaman membaca bersama dengan nyaman dan aman.

 

Buku ini diperuntukkan bagi pahlawan kecil pemberani yang percaya diri, baik yang berjubah atau tanpa jubah.

 

Buat mommies di luar sana yang ingin menumbuhkan anak-anak pemberani dan percaya diri, yuk bacain putra dan putrinya buku bagus ini.


[Ulasan] Karena Nakal Bisa Jadi Bagian dari Belajar

 

Saya Nakal


Keterangan Buku:

Judul: Saya Nakal

Penulis:  Ilona Lammertink 

Ilustrasi: Els Vermeltfoort

Penerbit: Clavis Indonesia

Tema: Imajinasi

Jumlah Halaman: 32 Halaman

Rating: 4/5

Blurb:

Karli adalah seorang anak perempuan yang ceria dan penuh semangat. Terkadang dia melakukan berbagai hal yang tidak diizinkan. Mengambil permen dari lemari nenek, mencabut wortel dari tanah tanpa izin, dan ‘membantu’ tukang cat mewarnai dinding gudang. Dan setiap kali melakukannya, Karli mengatakan itu bukan perbuatannya, terapi perbuatan “Karli yang nakal”.

Review:

Jatuh cinta pada pandangan pertama pada tokoh Karli. Lihat saja tampangnya di cover! Campuran ekspresi lucu dan berpikiran jauh.

Apa sih yang ada dalam pikiran Karli?

Yuk baca dan cari tahu, hihi.

Karli ini bocah perempuan yang imajinatif, quirky, tapi loveable. Ada
Aaajaaaaa ide jail tapi cemerlang yang mampir di kepalanya. Niat Karli sih tidak nakal, tapi apa yang diperbuatnya menurut orang lain adalah kenakalan, dan dengan polos Karli akan menjawab, bukan dia yang melakukannya. Tapi Karli yang nakal!

Siapa sih Karli yang nakal ini?
Apa selain “nakal” Karli ini juga suka “berbohong” ?

Buku ini untuk anak 4+ tapi sebagai orang dewasa, saya sungguh menikmatinya. Jadi maafkan Mama yang bersifat egois nak, karena Mama seolah membaca untuk diri sendiri. Sangat terhibur dan dapat pelajaran baru dari cerita Karli ini, tentang teman imajinasi yang dapat mengembangkan hati nurani.

Suka sekali dengan ide yang disampaikan ilustratornya, bagaimana Karli yang nakal digambarkan sebagai bayangan dengan ekspresi yang jailnya juara! Gambar-gambarnya seru dan rasa lugunya anak-anak terasa sungguh-sungguh sampai ke pembaca yang di saya pribadi dampaknya adalah kembali memutar kenakalan jaman anak-anak dalam kenangan.

Buku ini bagus buat anak-anak dan menyenangkan untuk orang dewasa yang ingin bernostalgia. Tampilan buku yang besar dengan kertas tebal, membuat buku ini bisa dinikmati bersama-sama. Sangat cocok untuk kegiatan membaca anak dan orang tua.

Hebatnya si penulis, yaitu bisa menutup kisah ini secara bijaksana, melalui kesadaran Karli sendiri.

Di masa kecil kita harus mengakui bahwa “Saya Nakal” agar kelak ketika dewasa, kita bisa belajar dari kenakalan di masa anak-anak.

Sebuah buku penting yang baik untuk dimiliki.

 


Selasa, 15 September 2020

Sebuah Surat untuk Idea: Belajar, Beradaptasi, Bersahabat, dan Bertumbuh Bersama Buku-Buku GPU

 

Walau bukan buku anak-anak, tapi Idea paling suka dibacakan buku ini.

Dear Idea,

            Selamat Hari Buku Sedunial, sayang!

            Semoga buku-buku yang kita baca, membawa manfaat dan kebaikan di dalam kehidupan kita. Seperti doa yang Mama sematkan pada namamu, Pramaqra Idea Medhavi Sudiroh. Seorang pecinta baca yang memiliki gagasan besar, putranya pak Iswanto Sudiroh. Jangan heran, kenapa sejak dalam kandungan Idea sudah Mama bacakan serial Harry Potter di sepanjang kehamilan dan The Little Prince, jadi buku yang paling sering Mama bacakan, berulang-ulang. Mama ingin sekali bisa Idea memetik manfaat dari membaca yang sudah Mama rasakan. Membaca menyembuhkan Mama, membaca membuat Mama cinta menulis, Membaca membuat Mama memiliki sahabat paling sejati. Dengan membaca, Mama dapat banyak belajar, mampu beradaptasi, menciptakan persahabatan, dan tumbuh mewujudkan apa yang sebelumnya hanyalah mimpi.

Harapan Mama, di masa depan Idea akan membaca tulisan yang Mama tujukan untuk Idea, yang secara khusus Mama tuliskan, enam belas hari sebelum Idea berulang tahun yang ke-dua, yang bertepatan dengan Hari Ibu Internasional nanti. Surat ini akan menceritakan tentang gadis kecil bertahun-tahun lalu, yang saat ini Idea panggil dengan sebutan Mama, yang seandainya dulu tak bertemu dengan buku, entah apa Idea akan pernah bertemu dengannya. Ketahuilah nak, menulis adalah salah satu cara mengabadikan sebuah kisah, akan tetapi, siapa saja tak bisa menulis dengan baik apabila tak pernah membaca buku-buku terbaik. Beruntung, Mama bertumbuh dekat dengan buku, dan di hari-hari terburuk Mama di masa lalu, bukulah sumber penghiburan Mamamu.

Sedikit Mama ceritakan tentang hari-hari saat ini. Kita semua terjebak dalam Pandemi Covid-19 yang memaksa kita beradaptasi dengan cara yang tak kita inginkan seandainya kita memiliki pilihan lain. Kita kesulitan bertemu dengan orang-orang yang kita cintai, bahkan Lebaran tahun ini, lagi-lagi harapan untuk bertemu Ni’, Aci, dan Ji serta keluarga lainnya terasa seperti mimpi. Memang teknologi memberi solusi tapi temu dan jumpa, pelukan hangat, kecupan akrab, obrolan tanpa jeda serta gelak tawa bahagia, sulit untuk dilakukan lewat perantara tak peduli secanggih apapun dia.

Kita dipaksa berdamai dengan keadaan yang awalnya tak nyaman. Selalu begitu hingga nantinya kita terbiasa, segala sesuatu pasti berubah, kita beradaptasi atau dikalahkan keadaan. Hidup yang kita hadapi ini adalah serangkaian hal yang seakan  mudah menguap, serba tidak pasti, sangat kompleks dan juga ambigu. Kita perlu mempersiapkan diri, belajar banyak hal. Mama selalu percaya belajar dari buku masih dan selalu menjadi cara terbaik.

Dengan buku kita bisa melintasi ruang dan waktu. Berjumpa dengan banyak orang, beraneka karakternya. Belajar dari pengalamannya. Mencicipi kehidupannya. Buku seperti kehidupan portable mini. Seperti pensieve. Seperti mimpi yang bisa dimasuki. Mama sungguh jatuh cinta pada buku-buku dan berterima kasih atas banyaknya pelajaran dan pengalaman yang Mama dapatkan dari lembar-lembarnya.

Sungguh berbahagia, masa kecil yang dihabiskan dengan buku. Mama terlalu hiperaktif; berlarian, melompat, berbicara tanpa henti. Membuat Aci dan Ni kepayahan, belum lagi Ji, om Enggenk, dan Om Pujjar masih kecil-kecil dan memiliki masalah hiperaktif yang sama. Untunglah Aci membawakan buku-buku. Dengan buku Mama akan diam tanpa diminta. Terpesona dengan seri Pustaka Kecil. Aneka cerita Disney. Buku-buku Beatrix Potter tersayang, tentu saja Mama takkan lupa dengan Seri Favorite Mama, Seri Kumbang Enid Blyton. Sopan santun lebih banyak Mama dapatkan dari Enid Blyton dibanding nasehat yang diteriakan orang-orang dewasa di sekitar Mama di masa kecil.

Idea anak yang beruntung, sejak Mama mendapat kabar gembira yang ditandai dua garis merah di suatu pagi. Mama mulai mengumpulkan buku-buku tersebut untuk Idea. Bukti betapa Mama berharap Idea juga akan mengalamai pengalaman membaca yang menginspirasi seperti yang pernah Mama rasakan di masa lalu.

Beralih ke masa remaja, serangan masa remaja seperti hantaman bludger. Dan buku seperti pasangan beater si kembar Weasley yang tangguh. Mama takkan melupakan hari-hari buruk tersebut. Masa SMP sungguh kurang menyenangkan bagi Mama yang berjiwa bebas, imajinatif, dan easy going terjebak dalam kelas yang diisi oleh siswa-siswi terpilih dengan kecerdasan di atas rata-rata itu membuka lebih banyak persaingan alih-alih kolaborasi. Walau jelas mereka teman-teman yang baik dan Mama menyayangi mereka, tapi Mama tak memiliki motivasi belajar yang baik selama di sana. Ibarat topi seleksi salah meneriakan nama asrama, Mama terlalu Gryffindor untuk ditempatkan di Ravenclaw. Itu titik dimana Mama merasa paling payah sedunia. Walau telah mencoba belajar dengan giat tapi hasilnya belum cukup. Belajar tak lagi menjadi kegiatan yang menyenangkan. Padahal sebelumnya Mama sangat menikmatinya. Sekolah lebih terasa seperti Azkaban.



Tegang sepanjang hari selama belajar di kelas membuat keadaan memburuk. Ditambah ketika insiden jatuh di lapangan olahraga malah berakibat fatal. Syaraf leher Mama terjepit yang membuat kepercayaan diri jatuh ke titik terendah. Berasa seperti robot yang kesulitan menggerakan kepala hingga ke bagian pinggang. Di Jam istirahat di sekolah, Mama menghabiskan waktu untuk terapi ke Rumah Sakit. Episode hidup yang terlalu sulit dan sakit hingga pernah berpikir seandainya mungkin, ingin sekali  disambar cahaya hijau Avada Kedavra. Kesepian karena teman-teman sekolah terasa kian jauh, tapi Hogwarts terbuka lebar untuk Mama. Persahabatan dari The Golden Trio mengobati Mama. Sungguh benar adanya, bahwa bersama buku kita tak pernah sendirian. Terinspirasi betapa menariknya kehidupan sekolah di Hogwarts tak sulit memutuskan bahwa kelak Mama akan mengikuti jejak Minerva Mc Gonagall menjadi seorang guru. Harry Potter menemani Mama dari beradaptasi hingga meraih mimpi.

Jangan khawatir sayang, Tiga seri Harry Potter ilustrasi telah menjadi milik Idea dan empat seri lainnya untuk melengkapi, serta Harry Potter dan Si Anak Terkutuk. Jangan lupakan Kisah-Kisah Beedle si Juru Cerita, Hewan-Hewan Fantastis dan Dimana Mereka Ditemukan, tak ketinggalan,  pidato inspiratif JK Rowling dalam The Very Good Lives. Bahkan sejak di kandungan Mama telah membacakannya untuk Idea. Idea harus tahu, untuk memperingati hari-hari menyedihkan Mama, setiap tahun Mama akan reread Harry Potter untuk mengabadikan kenangan.

Terlalu banyak pelajaran baik yang Mama dapatkan di dalam buku-buku ini. Jika sebelumnya Mama mendapat pelajaran sebagai remaja yang dalam fase transisi, setelah menjadi Ibu Mama memandang buku seri Harry Potter ini seakan buku parenting. Ternyata, adaptasi tersulit dan terhebat  adalah beradaptasi menjadi seorang Ibu. Dimulai dari Mama belajar dari kisah menyedihkan Merope Gaunt agar jangan sampai jatuh ke pelukan cinta yang obsesif. Beruntung Mama bertemu Bapakmu dengan tampang seperti Sirius Black (sebelum masuk ke Azkaban, tentunya) tapi memiliki karakter seperti Remus Lupin (ketika tidak dalam periode bulan purnama) Mama mendapat banyak pelajaran jadi ibu dari cinta Lily untuk Harry, serta cinta Molly bahkan Narcissa. Cinta ibulah yang mampu menyelamatkan anak-anaknya.  Semoga Mama bisa menjadi ibu terbaik seperti mereka untuk Idea. Belajar tentang cinta dari buku, sungguh sangatlah indah, apalagi bertumbuh menjadi seorang ibu. Betapa buku-buku itu sangat membantu. 

Sulit sekali membayangkan akan seperti apa hidup Mama jika tidak membaca buku-buku tersebut. Barangkali akan jauh dari menyenangkan. Buku-buku tersebut memberi banyak pelajaran.  Sekarang Mama, masih dan terus membaca buku-buku terbaik yang bisa Mama dapatkan agar kelak ketika waktunya, Idea akan menemukan mereka di rak buku kita. Akan ada waktunya kita mendiskusikan buku-buku itu atau bahkan berdebat karenanya. Tak sabar rasanya menunggu waktu itu tiba.



Nak, ada banyak buku baru yang belum terbaca, semoga kita memiliki waktu dan kesempatan untuk membacanya semua agar kita bisa belajar, mampu beradaptasi, bersahabat dan bertumbuh. Nak, mari kita berucap walau sedikit terlambat, "selamat Ulang Tahun Gramedia Pustaka Utama yang ke-47 terima kasih untuk Gramedia Pustaka Utama untuk buku-buku hebatnya, yang memberi banyak pelajaran untuk kehidupan kita. Sukses dan tetaplah menjadi yang utama di hati para pembaca pecintanya GPU yang terhebat!💗" .

Semoga Idea dimasa depannya kelak akan memetik pelajaran yang banyak seperti yang Mama dapatkan selama ini dari buku-buku terbaik Gramedia Pustaka Utama. 

 

Salam literasi,

 

Mama dan rekan membaca Idea

 

*)Surat ini terinspirasi dari postingan di Instagram, foto Idea tentang Hari Buku Sedunia setahun lalu.