Judul Buku : Kumpulan Cerpen,
Cinta Sejati
Jenis Buku : Fiksi
Penulis :
Guy de Maupassant
Alih Bahasa : Marcalais
Fransisca
Penyunting : Andi Toha
Pemeriksa Aksara : Dian Pranasari
Pewajah isi : Eri Ambardi
Penerbit : PT. Serambi
Ilmu Semesta
Cetakan I : April 2011
Tebal : 170
halaman
ISBN : 978-979-024-352-1
Sembilan
cerita dalam buku ini adalah karya-karya terbaik Guy de Maupassant, sastrawan
Prancis yang dikenal sebagai maestro cerpen dan salah satu cerpen modern. Masa
lalu keluarganya, konflik kejiwaannya, peperangan, peristiwa keseharian, dan
kehidupan orang-orang biasa menjadi lumbung imajinasinya yang tak pernah susut
baginya. Tidak kurang dari dari 300 cerpen, 6 novel, 3 catatan perjalanan, dan
1 kumpulan puisi yang telah ditulisnya semasa hidup.
Beragam
kisah terdapat dalam buku ini. Kisah cinta masa kanak yang abadi; kisah seorang
wanita yang tidak menikah seumur hidupnya karena kutukan percintaan masa
remaja; perlawanan unik seorang pelacur patriotic terhadap tentara musuh; pernikahan gara-gara
salah kamar; dan kisah-kisah sederhana dari kehidupan sehari-hari lainnya.
Namun, di tangan Maupassant kisah-kisah tersebut begitu mengusik perhatian,
memantik perenungan, serta membekas kesan mendalam.
Betapa
lemah manusia di hadapan takdir. maut, kenangan, cinta, dan mahadaya kehidupan
itu sendiri.
***
Saya tidak berencana memasukkan
kumpulan cerpen ini ke dalam daftar bacaan saya. Tapi setelah menunaikan
tantangan kategori buku berhalaman lebih dari 500 kata (The Known World) Buku
yang difilmkan (The Notebook, demi mengulang kenangan karena niat awalnya saya
malah ingin memasukan Paper Towns ke daftar ini, akan difilmkan dengan Cara
Delevigne dan alis spektakulernya sebagai pemeran utama) Kategori buku yang
diterbitkan tahun ini (karena awal tahun jadinya menggunakan tahun terbit 2014,
tadinya nyaris kumcer Symbiosa Alina tapi teringat di kosan masih punya Daisuki
Da Yo Fani-Chan karangan mbak Winda) akhirnya, setelah melompati kategori classic romance, inilah pilihan saya
padahal tadi niatnya mau baca The Phantom of The Opera.
Classic
romance, adalah genre yang jarang
saya miliki. Kebanyakan koleksi saya adalah Young
Adult, Teenlit atau Chicklit
(modal buat belajar nulis, soalnya saya menulis di genre ini) walau saya berharap bisa membaca Pride
and Prejudice dan Jane Eyre (baru sempat nonton, saya selalu suka mendengar
logat aristokrat dalam dialognya yang menawan) tapi harus saya katakan saya
menikmati genre ini, beberapa seperti Anna Karenina, The Great Gatsby, Therese
Raquin jelas membuat saya terpesona.
Ketika mulai membaca, salah satu
pertimbangan saya adalah pengarangnya. Nah, nama Guy de Maupassant pertama kali
saya lihat di Bel Ami, oh jadi film ini diangkat dari karya sastrawan Prancis
itu? saya suka filmnya, ceritanya, bukan, Rob Pattinson-nya (catet!) Jadilah
ketika melihat buku ini ekspektasi saya langsung tinggi dan begitu membaca kesembilan
cerpennya ternyata, saya tidak kecewa.
Terdiri dari Sembilan cerpen.
Dimulai dari cerpen yang diterjemahkan dengan judul, Cinta Sejati. Dibuka dengan obrolan diakhir jamuan makan malam,
mereka membahas tentang topik cinta yang akhirnya dikisahkan oleh seorang
dokter tua, kisah cinta wanita rakyat jelata tukang reparasi kursi dengan si
ahli obat Monsieur Chouquet. Para tamu di meja akan jelas tak tertarik dengan
'dongeng' cinta perempuan miskin menyedihkan yang layak dikatakan bagai punguk
merindukan bulan. Ya, kisah ini memang, miris dan tragis, tapi tentu saja kita
tidak bisa menyangsikan betapa cinta sejati sangat manis, dan seperti kata
Marquis, "tidak diragukan lagi,
hanya wanita yang tahu caranya mencintai".
Cerita kedua berjudul Seorang Janda, yang di sana
menceritakan tentang nasib 'janda' dari bocah tiga belas tahun yang mati bunuh
diri. Kisah ini pedih dan sentimental, tragis tapi nampaknya memang Maupassant
tahu cara menyandingkan hal tragis dengan manis. Saya membaca cerita ini
sebagai cerita terakhir dan berpikir bahwa ternyata bahkan bocah lelaki
memiliki cinta yang begitu kuatnya, tapi cinta yang begitu besar mengakibatkan
kekecewaan yang besar pula.
Cerita ketiga berjudul Istri Istimewa, memadukan tak lagi
tragis yang manis namun kekonyolan yang manis, tawa mengejek untuk
keberuntungan yang memalukan. Di sinilah sebagai pembaca saya mulai mengambil
kesimpulan Maupassant menyukai cara bercerita yang berbingkai, bercerita di
dalam cerita. Dia akan menceritakan kisah dari 'mulut' tokoh ciptaannya. Di
sini dia menganalogikan perkawinan semacam lotere; "Kau tak bisa memilih
nomormu. Yang kebetulanlah yang terbaik."
Cerita keempat berjudul Perhiasan Palsu, tentang kegemaran
istri Monsieur Lantin dalam mengoleksi segala jenis perhiasan imitasi yang tak
terduga tenyata akan membantu Lantin menjalani hidup selepas kematian istrinya.
Cerita kelima berjudul, Kalung Berlian.
Di sini saya mulai membaca bahwa Maupassant mengerti ketertarikan perempuan
pada perhiasan. Kisah satir ini mengejek dengan cara yang pas walau yeah betapa
sialnya jadi si tokoh yang harus merasakan penderitaan besar dan panjang hanya
karena gengsi dalam pesta semalam.
Cerita keenam berjudul Dendam Kesumat, ini favorite saya.
Kisah kasih sayang ibu dan anak, bagaimana sang ibu 'membela' anaknya setelah
kematiannya. Jangan remehkan apa yang seorang wanita bisa lakukan bahkan jika
dia janda renta yang tak lagi memiliki kekuataan. Nampaknya hal itu juga yang
masih jadi topik diangkat dalam kisah Babette,
kisah wanita sakit jiwa yang anehnya disandingkan dengan perempuan penakluk
pria semacam; Cleopatra, Diana,dan Ninon
de L' Enclose.
Kisah kedelapan dan kesembilan
mengambil tema yang sana, perempuan murahan dalam masa perang Prancis-Prusia. Mademoiselle Fifi dan Boule de Suif. Dua kisah ini membuat
tercengang. Lagi-lagi Maupassant mengejutkan pembaca mengenai apa yang seorang
perempuan sanggup lakukan, seperti yang Rachel lakukan pada Mademoiselle Fifi
atau yang aslinya disebut sebagai Mayor Graf Von Farlsberg. Rachel sedikit
beruntung karena sikap ksatria dan patriotiknya mengubah hidupnya. Sayang tak
begitu bagi si Bola Lemak dala Boule de Suif, perempuan itu bahkan dengan
kebaikannya dan prinsipnya bahkan menjadi bulan-bulanan sekelompok oportunis
munafik borjuis.
Membaca karya Maupassant adalah
pengelaman menjelajah Prancis pada masa lalu yang menampilkan posisi perempuan
dengan keterbatasan, keinginan, dan posisinya. Membaca dari karyanya sepertinya
Maupassant sangat mengerti karakteristik perempuan. Dan caranya bercerita
mengalir ringan tapi jelas meninggalkan kesan mendalam, dia akan berada di daftar
penulis cerpen favorite saya setelah Anton Chekov.
Wah, beberapa waktu lalu saya juga baru membaca ini, Mbak. Cerpennya kuat. Penuh ironi, emosional banget. Saya suka banget Cinta Sejati, Perhiasan Palsu, & Mademoiselle Fifi ^_^
BalasHapusSalam kenal mbak Amaya, tadi sempat mampir di blognya. Bakal sering ngintipin blog mbak nih, review2nya menari :)
Hapusaku belum bacaaaa
BalasHapuswah reviewnya lengkap euyyy
sastra emanf gak ada matinya ya
Nice review
Hai mbak Yunita, trims udah sempatin mampir. Sepakat sastra memang ga ada matinya dan ayo dong segera dibaca dan dapat kesan yang ingin disampaikan Maupassant :)
HapusSaya lagi suka baca kumcer nih buat belajar nyerpen :)
BalasHapusTapi yang ini belum baca :)
Dan bagus banget mbak belajar dari cerpenis kelas dunia semacam ini. Aku juga mau belajar cerpen nih. Oh iya pernah baca di mana gitu cara bikin cerpen ala Hemingway, satu lagi tuh ahlinya kalimat efektif, tapi cerpenis kaya pesan moral favoriteku masih Chekov.
HapusDan bagus banget mbak belajar dari cerpenis kelas dunia semacam ini. Aku juga mau belajar cerpen nih. Oh iya pernah baca di mana gitu cara bikin cerpen ala Hemingway, satu lagi tuh ahlinya kalimat efektif, tapi cerpenis kaya pesan moral favoriteku masih Chekov.
Hapus