Judul Buku : (Bukan) Salah
Waktu
Jenis Buku : Fiksi
Penulis :
Nastiti Denny
Penyunting : Fitria Sis
Nariswari
Perancang Sampul : Citra Yoona
Pemeriksa Aksara : Intani Dyah P & Septi
Ws
Penerbit : PT. Bentang
Pustaka
Cetakan : Pertama,
Desember 2013
Tebal : 248
halaman
ISBN :
978-602-7888-94-4
Blurb:
Tahukah Kau,
Sayang ….
Aku
mencintaimu lebih dari apapun. Aku rela kehilangan segalanya kecuali kamu. Aku
sanggup melepas duniaku demi dunia kita bersama.
Namun,
ketika waktu bergulir tanpa bisa dibendung, ketika kenyataan memaksa untuk
dipahami, ketika kesalahan memohon untuk dimaafkan, kurasa aku tak sanggup
Sayang ….
Entahlah, siapa yang harus memahami dan mengalah.
Entahlah, siapa yang harus memahami dan mengalah.
Tapi
mungkin, aku butuh seribu cara untuk mengobati luka hati ini.
Review:
Sebelumnya
saya ingin mengucapkan terima kasih buat mbak Nastiti yang sudah menghadiahkan
saya novelnya yang sangat cantik. Dimulai dari cover yang bergambar jam weker berpita mungil yang menunjukkan
waktu nyaris pukul 12. Weker mengingatkan saya tentang kapan harus memulai
sesuatu, suka tidak suka mau tak mau harus dihadapi seperti itulah yang
nantinya akan diceritakan dalam novel ini.
Adalah
Sekar, perempuan muda yang baru dua tahun menjalani rumah tangga dengan
suaminya, Prabu. Keduanya saling mencintai, tapi untuk beberapa hal yang
terjadi di masa lalu mereka menyimpannya dengan hati-hati, bisa dibilang
masing-masing mereka enggan berbagi. Namun, waktu tahu saat yang tepat untuk
menuntaskan apa yang tak ingin mereka "selesaikan" dulu. Dan seperti
ditandai oleh dering weker, berbagai hal datang untuk memaksa mereka berdamai
dengan masa lalu mulai bermunculan.
Dimulai
dengan Sekar yang memutuskan resign
dari pekerjaannya dan total jadi ibu rumah tangga. Dan, pekerjaan rumah tangga
ternyata tak sesederhana yang terlihat, Sekar dan Prabu bahkan nyaris
berselisih gara-gara koran dan sandwich
Tuna. Yang tak Sekar mengerti adalah, dengan banyaknya waktu luang yang dia
punya, entah bagaimana dia bahkan tak bisa membereskan apa yang asisten rumah
tangganya bisa lakukan dengan mudah (Pelajaran pertama sebelum berumah tangga
bagi saya: kuasai dulu pekerjaan rumah tangga sebelum memutuskan menikah,
hehehe J )
Di tengah adaptasinya menjadi ibu
rumah tangga, kadang Sekar masih menghabiskan waktu dengan sahabatnya; Miranda
dan Sisie, juga seorang teman akrab Miranda, Bram. Bram memiliki ketertarikan
khusus pada Sekar yang tak hanya berpotensi "mengacaukan"
persahabatannya dengan Miranda tapi juga mengancam untuk menghancurkan rumah
tangganya bersama Prabu.
Sementara Prabu, didatangi oleh
kenangan masa lalu dalam bentuk mantan yang menghilang begitu saja namun
kembali dengan menggandeng bocah laki-laki, Wira―putra mereka. Di sisi lain Sekar
kembali digundahkan oleh masalah keluarganya. Sekar, bukanlah gadis manis yang
berasal dari keluarga bahagia. Ada luka menganga dalam dirinya.
Membaca novel ini seperti melihat
potret rumah tangga yang dibangun dalam pondasi yang rapuh. (Pelajaran kedua
sebelum berumah tangga: jujur pada pasanganmu tentang masa lalumu) Baik Sekar
maupun Prabu, terlihat tak ingin membiarkan pasangannya untuk belajar mencintai
sisi gelap mereka (manusia mana yang tak memiliki sisi gelap, mbak? mas? eh)
Ada beberapa hal yang menurut saya
tidak hati-hati dalam novel ini, yaitu beberapa kalimat yang sulit dipahami,
tentang pekerjaan ayah Prabu, nama tokoh yang sama untuk dua orang berbeda agak
membingungkan bagi saya. Ada potensi besar dari masalah psikologis Sekar yang jika
dikembangkan akan jadi sangat menarik. Dan, hehehe sebagai penggila drama
inginnya sih drama cinta Sekar-Prabu lebih detail. Seandainya saja ya, Sekar
dan Bram sedikit khilaf, eh hehehe. Ketahuan imajinasi pembacanya terbang
kemana-mana Ooops J
Tapi tentu saja pelajaran-pelajaran
hidup (terutama dalam kehidupan berumah tangga) yang dipetik dalam novel ini
jadi kelebihan yang sangat baik. Selain itu alur maju mundur membuat novel ini
menjadi semakin menarik dan pada akhirnya saya sepakat bahwa cinta
terkadang memang sesederhana memaafkan masa lalu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar