Untuk membiarkan seseorang jatuh cinta pada dirimu
Mungkin kamu perlu melakukan sesuatu…
Seperti, memulai untuk mencintai dirimu sendiri dulu
***
“Be
your own Valentine, B!”
aku meneriakkan kalimat itu pagi ini (hari ini tanggal 14 Februari), tidak
seperti kalimat yang kuucapkan pada hari-hari biasaku, good morning optimistic, enjoy your busy day, entah mengapa kalimat
itu terdengar berasal dari cewek ambisius yang memaksa diri, cewek yang hobi
menyiksa diri, workaholic parah yang
lebih suka terjajah pekerjaan yang lebih
suka tenggelam dalam kesibukan, hey…hidup bukan tentang bekerja dan bekerja,
nikmatilah hidupmu yang menyenangkan!
Aku tersenyum pada diri sendiri dan
merasa geli, aku adalah cewek yang terjajah pekerjaan dan tenggelam dalam
rutinitas yang membosankan, itu yang dikatakan oleh Dopey (nama aslinya David,
tapi Dopey lebih cocok,karena…. Yeah, dia tolol) si cowok tetangga sebelahku,
teman main semasa kanak-kanakku, tapi setelah dewasa kita bagaikan musuh, dia
memilih jalannya, aku memilih jalanku, dia memandang sesuatu seolah segala hal
di dunia ini mudah sementara aku bersikap sebaliknya, kadang kita harus keras
terhadap hidup agar hidup melemah terhadap kita, itu prinsipku yang tak ingin
terbantahkan, dan Dopey dengan otak piciknya malah meramalkan masa depanku “Kamu
bakal berakhir jadi perawan tua kesepian, Bonnie!” uuuuh? Benarkah? Justru dia
yang akan berakhir di panti jompo, merasa sendiri dan terbuang, keluarganya
takkan mau merawat laki-laki seperti
dia, kita lihat saja.
Hari ini aku akan mematahkan apa yang
dituduhkan si idiot Dopey padaku, aku bukan si perempuan yang terjajah
pekerjaan! Aku adalah perempuan pecinta hidup yang mencintai pekerjaanku, tapi
karena ini adalah hari kasih sayang, mungkin….yeah…aku perlu sedikit menyayangi
diriku sendiri, dan meraih telepon lalu memencet nomor telepon kantorku.
“Selamat pagi….” Suaraku terdengar
serak dan lemah “Liz, aku nggak bisa masuk hari ini, Pre Menstruation Syndrome menyiksaku! Kram perut dan…kerusakan
emosi gara-gara hormon yang egois, bolehkah hari ini aku berdiam diri di
rumah?”
“Baiklah Bonnie sayang, get well soon”
“Okay,
thank you” dan setelah teleponnya
tertutup alih-alih girang, aku malah merasa sangat bersalah, aku karyawan yang
bandel, membolos dengan alasan sakit! Aku pantas dipecat! Oh tidak bisa! Aku
cuma bolos sehari, lagi pula, aku tak dapat libur di liburan tahun baru kemarin,
aku tetap masuk kantor, jadi …pergilah kau rasa bersalah.
***
Aku melihat Dopey dari jendela dapur,
dia sedang tertawa-tawa sambil bicara dengan headphone-nya, dan juga sambil menikmati semangkuk sereal (aku
yakin pasti kepingan sereal cokelat renyah dengan susu cokelat, aku yakin itu
masih favorite-nya). Aku membuang
muka saat dia menyadari aku menatapnya lalu dia melemparkan senyuman tebar
pesonanya padaku, aku pura-pura tak melihatnya, dia pikir senyumnya manis? Dia
bahkan belum pernah membintangi iklan pasta gigi!
Aku mulai untuk membuat Kopi, tapi
karena yakin Dopey masih mengamatiku dari jendela rumahnya, jadi aku memutuskan
untuk mengganti Kopi dengan Cokelat, sengaja mengangkat kotak cokelatku tinggi-tinggi agar Dopey tau, aku bukan si
cewek yang over dosis caffeine agar
tetap terjaga dan semangat bekerja, aku adalah cewek ceria pecinta cokelat.
“Hey B” Dopey berteriak dengan suara
khasnya yang…tiap kali mendengarnya membuatku ketakutan, gemetaran, gugup,
dan…aku melihat bayangan wajahku memerah di balik panci yang mengkilat. “Happy valentine day…kamu membatalkan
janji kencan sama komputer kantor? huh? Hahahaha kalo tak memiliki kencan, hmmmm
mungkin kamu bisa berkencan denganGoldy,
my doggy , hahaha lagipula dia juga sangat. Kupikir aku bisa menitip
Goldy denganmu sore nanti, aku ada janji kencan dengan banyak perempuan, hahaha
“Sorry…aku
ada janji kencan dengan diri sendiri!” aku marah! Dan menutup jendela dengan
keras. Aku selalu marah bila Dopey mulai bicara seolah-olah dia adalah
satu-satunya pria di dunia, baiklah memang dia bukan satu-satunya cowok di
dunia, tapi sejujurnya dia adalah satu-satunya pria yang membuatku jatuh cinta! Seharusnya aku tak
menunjukkan kemarahanku karena cemburu, segamblang itu di depannya, si Dopey
bisa besar kepala dan merasa menang.
***
Memangnya
kenapa jika aku satu-satunya perempuan yang menjalani Valentine seorang diri?
Apakah itu salah? Aku tak peduli ejekkan Dopey atau ejekan yang berasal dari
sudut pengkhianat yang ada dalam diriku! Ini adalah hari kasih sayang dan tidak
ada larangan untuk melewatinya seorang diri, tidak ada! Seperti tekadku bangun
tidur pagi, be your own Valentine B!
dan yeah aku akan menjadi Valentine-ku
sendiri!
Aku
memulainya dengan melakukan sesuatu yang menyenangkan pagi ini, mandi sepuluh
menit lebih lama dari waktu biasa, yeah pada hari terbiasa aku menggabungkan
keramas, menyabuni badan, dan gosok gigi, agar waktuku tak terbuang
banyak,dan…sempat stuck, karena
selain kantor aku tak tau harus kemana! Tapi..mungkin aku hanya perlu berdandan
dan keluar rumah, terserah nantinya kemana kakiku akan membawaku melangkah.
***
Aku memutuskan untuk mampir sarapan di
café dengan ornament menyambut Valentine yang heboh. Aku berpikir
sejenak, hmm… akan lebih baik jika hari ini aku berbagi. Aku menatap sekitar
dan melihat seorang pria tua yang sedang bersiap-siap menyebrang, aku menghampirinya.
“Pagi…” aku menyapa dengan ceria.
“Pagi…nona muda” sapanya dengan
senyuman.
“Buru-buru, kek?”
“Saya harus menemui cucu saya di
sekolahnya, ibunya akan marah-marah kalo saya memberinya cokelat, ini hari
Valentine, setiap orang berhak mendapat cokelat. Giginya akan bolong dan alasan
dokter gigi mahal! Padahal ketika ibunya kecil dulu, saya dan istri saya tak
pernah melarangnya makan cokelat seberapun dia inginkan, orang tua jaman
sekarang egois” si kakek berbicara dengan cepat dan lucu.
Aku tertawa, aku melirik jam tanganku
dan mulai membuat kesepakatan.
“Saya akan mengantar kakek ke sekolah
cucu, kakek, dan pasti tepat waktu di jam istirahat, tapi kakek temani saya
sarapan, saya tidak ingin kesepian di hari Valentine, setuju? Dan akan ada
cokelat ekstra dari saya untuk cucu kakek” aku meyakinkannya.
“Tidak ada yang bisa menolak permintaan
nona muda cantik dan ramah sepertimu” dia menyetujuiku dan memberikanku
senyuman khas pria tua yang bijak.
Dan kami memasuk ke dalam café itu,
lalu memesan Perfect Oatmeal untuk
kakek dan Spinach and Feta Breakfast Wrap
untukku, setelah sarapan menyenangkan dan aku mendengarkan kakek menceritakan
kisah cinta dengan almarhum istrinya aku mengantarnya ke sekolah cucunya dan
memberikan sekotak cokelat yang kubeli di toko cokelat di seberang café tadi.
Sungguh menyenangkan melewati waktu dengan orang yang tidak dikenal tapi baik
dan ramah.
Aku melanjutkan perjalananku, dan
tujuanku selanjutnya adalah ke salon untuk spa,
many-pady dan creambath, kurasa
cukup, aku sudah benar-benar menikmati hari dengan memanjakan diri dan merasa
cantik. Lalu butik untuk dress cantik
dan sepatu keren, aku perlu menghabiskan bonus lemburku.
***
Dan hari mulai senja, aku belum merasa
cukup untuk melakukan sesuatu, aku berjalan di taman dan mendapati apa yang
bisa kulakukan di sana, aku memanggil anak-anak dan mentraktir mereka ice cream, mereka menyambutnya dengan
gembira, dan berada di dekat anak-anak membuatku merasakan keceriaan mereka.
Tapi kulihat seseorang di sana, duduk di taman dengan anjing golden yang
kukenal, aku tertawa kecil, dan mengabaikannya, apalagi ketika beberapa anak
mengajakku berdansa, ketika sekelompok pengamen jalanan memainkan musik Latin
yang iramanya membuatku tak bisa berhenti bergerak dan menari.
***
Seharusnya
hari ini berakhir menyenangkan, hanya saja jika tidak ada seorang pria
menyebalkan menungguku di depan rumah, kupikir aku bisa memutar mobil dan
berbalik arah, pergi menjauhinya tapi, mungkin aku bisa membalas untuk
mengejeknya.
“Apakah
kamu melewatkan kencanmu yang sexy
dengan Goldy?” aku menertawainya. Sebenarnya dia tak pantas ditertawakan, dia
terlihat menawan dengan pakaian rapi, dan ada seikat mawar di tangannya.
“Aku
gagal jadi detektif” dia ikut tertawa dan bukan jenis tawa untuk mengejek
dirinya. Dia menyerahkan mawar yang ada
di tangannya, dan tak ada perempuan yang sanggup menolak bunga yang cantik,
kan? Aku menerimanya. “Aku baru saja akan meminta seseorang menjadi Valentine-ku, sebenarnya, aku hanya
ingin meyakinkan diri apakah seseorang itu mencintai dirinya atau tidak, tapi
ternyata dia lebih mencintai dirinya daripada pekerjaannya hingga aku akan berani
mengharapkan cinta darinya, karena menurutku, akan lebih baik jatuh cinta pada
seseorang yang juga mencintai dirinya sendiri”
Aku
tak ingin mengartikan jauh apa yang sedang diucapkan laki-laki dengan tatapan
mata yang membuat kakiku selemas jelly
sekarang ini.
“Wanna be my Valentine, B?” akhirnya dia
mengucapkannya dan moment ini lebih
baik daripada moment romantis manapun
yang pernah kukhayalkan. “Apa kamu tidak pernah menyadari bahwa aku menyukaimu?”
dia bertanya, sebelah alisnya meninggi, dia tersenyum jail, itu ekspresi
menyebalkan yang membuat wajah tampannya jadi konyol tapi tetap terlihat
mempesona.
Rasanya
sulit untuk kujawab, karena yang aku tau bahwa dia hanya selalu bertingkah
menyebalkan, tapi…aku tak ingin bersikap seolah aku gadis munafik yang
mengabaikan cinta, jadi…ketika aku memberinya senyuman dan menatap matanya, aku
meyakinkan diri untuk mengatakan
“Tidak!
Jika kamu masih menyebalkan”
Dia
tertawa, dan aku mau tak mau ikut tersenyum,
“Hey,
aku serius” dia berkata serius, aku tau itu, aku merasakan dari caranya bicara
dan caranya menatapku, juga dari sentuhannya saat menyentuh pipiku.
“Well, mungkin kamu takkan menjawabnya”
jadi, dia mendekatkan wajahnya dan menciumku, dan aku membalas ciumannya yang
terasa semanis strawberry bersalut cokelat di lidahku, yeah kukira itulah
jawabannya.
:::THE END:::
Tidak ada komentar:
Posting Komentar