Judul Buku : Forrest Gump
Jenis Buku : Fiksi
Penulis :
Winston Groom
Alih Bahasa : Hendarto Setiadi
Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama
Cetakan : I Oktober
1994
Tebal : 302
halaman
ISBN : 979-605-103-6
"Pokoknya nggak
enak deh jadi idiot," tapi, "Paling nggak aku bisa bilang hidupku
nggak ngebosenin." Begitulah kata Forrest Gump, tokoh novel yang lucu ini.
Ketika tim football University of Alabama menarik Forrest dan menjadikannya
bintang, itu baru permulaannya. Keluar dari tim football, ia terjun ke Perang
Vietnam dan menjadi Pahlawan, lalu menjadi atlet pingpong kelas dunia, pegulat,
dan konglomerat. Ia bertemu dengan Lyndon Johnson dan Richard Nixon, juga
mengalami pasang surutnya cinta sejati. Dan akhir kisahnya… benar-benar tak
terduga.
***
Ketika orang normal menyerukan
"betapa membosankannya menjadi normal," kupikir itu sangat sombong
dan ketika seorang idiot berperilaku lebih dari orang normal tapi tak melupakan
betapa idiotnya dia, kupikir itulah yang coba dibicarakan Groom dari novel
satir sosialnya yang menjadikan tokoh Forrest Gump menjadi fenomenal, dia
menginspirasi juga membuat iri.
Ditulis dari sudut pandang Forrest
yang ber-IQ sekitar 70 membuat pembaca merasa menjadi dirinya, berpikir dengan
cara, berbicara sebagaimana dia yang biasa. Dituturkan secara lucu dan kocak,
tak masuk akal tapi jelas kita mencoba untuk mempercayai episode-episode ajaib
penuh keberuntungan yang dialami Forrest. Baiklah, mari menjadi idiot dan
jalani saja proses hidup, tanpa protes. Semacam Forrest. Forrest hanya
menjalani hidupnya dan lihatlah apa saja yang telah dialaminya. Pengalaman
hidupnya sangat kaya, lebih dari yang mampu diharapkan orang normal manapun. Ini
membuat saya mengingat kutipan entah dari siapa yang berbunyi "Lakukan
dengan antusias walaupun kamu melakukan hal yang konyol." Pesan Forrest
yang saya tangkap dari sini adalah; fokus, antusias dan totalitas.
Buku ini memiliki kekuatan untuk
membuat pembaca tertawa, tapi bukan dengan cara murahan, leluconnya sangat
cerdas dan berkelas. Misal ketika Forrest menyahuti Curtis si pemarah
"Katanya kau idiot, dari mana kau dapat ide kayak begitu?" dan si
Forrest bilang saja, "Aku memang idiot tapi aku nggak dungu." Ini
membuktikan satu hal, bahwa apa lagi yang lebih sial dari memiliki otak normal
tapi tak mau repot-repot menggunakannya? Bagaimana olok-olokan soal propaganda
politik lewat media massa pasca pertandingan pingpong dunia yang Forrest
lakukan. Dan, tentu saja, we got to pee
alias "aku kebelet" menjadi slogan saat Forrest dicalonkan menjadi
senator, itu terdengar memalukan tapi siapa yang peduli pada artinya lagi
ketika semua orang lebih menganggap kata-kata itu sebagai sebuah simbol.
Semacam siapa yang peduli jika seseorang idiot, jika dia terlihat 'merakyat'
bahkan tanpa perlu pengetahuan politik dia bisa saja terjun menjadi politikus,
itu bisa disulap. Untungnya karier politik Forrest tak berkembang sebelum itu
menghancurkannya, sehancur hatinya akibat Jenny Curran cinta sejatinya.
Pada awalnya buku ini akan terasa membosankan
karena penulisannya yang berantakan, penggunakan kata yang seenaknya tapi tentu
saja itu bisa dimaafkan karena toh sedari awal Forrest mengaku idiot, dia
mengatakan soal pikir memikir dia cukup hebat tapi menulis soal yang
dipikirnya, urusannya menjadi kacau. Itu menurut saya adalah salah satu
kehebatan Groom, dan bisa nih jadi cara ngeles dari editor soal teknik menulis
yang payah, ya tentu saja dengan catatan bahwa tokohnya adalah idiot.
Kisah ini bagus dalam ukuran yang
pas, dan walau pertama kali menonton filmnya baru kemudian membaca bukunya
kupikir buku dan filmnya tak boleh dibandingkan keduanya bagus dengan versinya
masing-masing. Dan saya ingin mengabaikan hal lain karena sebagai pembaca saya
menghargai hasil kerja para penulis sehingga saya tak berniat mengoreksi karena
memang lebih mudah untuk menikmati, maka fokus saya adalah hanya tentang
apa-apa yang bisa dipelajari dari buku ini. Salah satunya adalah, bahwa setiap
manusia membutuhkan manusia (termasuk Sue si monyet jantan dengan nama yang
sangat betina) lainnya, siapa Forrest tanpa; mama, Bubba, Jenny, Sue, Dan,
Curtis, Snake, Coach Feller, Mr. Tribble dan lainnya. Ingat apa yang Forrest
lakukan untuk mereka pada akhirnya? Buku ini hebat! Pelajarannya luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar