Judul Buku : Queen of Dreams
(Ratu Mimpi)
Jenis Buku : Fiksi
Penulis :
Chitra Banerjee Divakaruni
Alih Bahasa : Gita Yuliani K
Desain dan
Ilustrasi Cover : Satya Utama Jadi
Penerbit : PT.
Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : I Agustus
2014
Tebal : 400
halaman
ISBN : 978-979-22-7395-3
Rakhi, seorang seniman dan ibu muda
yang tinggal di Barkeley, California, berusaha mempertahankan hubungan dengan
keluarganya, serta dengan dunia yang sedang berubah dengan cepatnya.
Ibunya peramal mimpi yang terlahir
dengan bakat untuk merasakan dan menafsirkan mimpi-mimpi orang lain, serta
untuk membimbing mereka menjalani nasib yang telah digariskan. Rakhi terpesona
pada bakat ibunya ini, namun juga merasa terasing dari masa lalu ibunya di
India, serta dunia mimpi yang dihuni sang ibu.
Rakhi merasa terperangkap dalam
beban rahasia pribadinya sendiri, dan penghiburannya datang setelah kematian
ibunya, ketika dia menemukan catatan mimpi-mimpi sang ibu yang membukakan pintu
menuju masa lalu yang telah lama tertutup.
***
Secara alamiah manusia selalu ingin
mengetahui asal-usulnya, sejarahnya. Kenapa keluarganya meninggalkan India
untuk hidup di Amerika. Ada apa dengan India? Ibunya hanya mengisahkan India
sebagai negeri latar dari dongeng-dongeng sebelum tidur untuknya yang
menurutnya misterius, semisterius dengan bakat yang membuat Rakhi terpesona
karena ibunya bisa membaca mimpi.
Seiring berjalannya waktu Rakhi
dewasa memahami bahwa dia dan ibunya tidaklah sama, mereka melalui jalan yang
berbeda, walau di masa kecil betapa Rakhi begitu menginginkan untuk diwariskan
bakat sang ibu. Ibunya seorang pembaca mimpi dan Rakhi memilih menjadi pelukis,
ibunya menatap masa depan dan Rakhi mencoba memelihara masa lalu.
Secara keseluruhan aku tidak mau
berbicara banyak tentang bagaimana Rakhi harus menerima kenyataan pahit
perkawinannya yang gagal dengan Sonny dan bahwa putri dan ibunya jauh lebih
menyayangi Sonny dibanding dirinya. Bagaimana kematian sang ibu secara
tiba-tiba membuatnya menyalahkan ayahnya yang tanpa disangka di saat itulah
mereka mulai menerjemahkan jurnal mimpi milik sang ibu- rahasia yang sedari
lama ingin Rakhi ketahui. Bagaimana masa lalu ayahnya di Calcutta, serta apa yang
harus dibayar sang ibu demi cintanya pada ayah Rakhi; ibunya menjual kemampuan
membaca mimpinya demi untuk hidup dengan dia yang dicintainya.
Sejujurnya aku menyukai cara Chitra
Banerjee Divakaruni bercerita walau alurnya begitu lambat dan kadang membuat
nyaris bosan. Hanya saja rangkaian kata yang dia gunakan begitu indah dan aku
sangat menyukai kata-kata indah darinya. Beberapa kalimat indah darinya adalah
sebagai berikut:
- Cara terbaik untuk
mencintai orang adalah dengan tidak
membutuhkan mereka. Itulah cinta yang paling murni.
- Mustahil membuktikan
cintamu kepada orang yang meragukannya.
- Yang paling kau cintai,
justru yang paling sedikit akan kau tolong. Kau akan dikalahkan oleh
kesatuan darahmu.
- Mimpi seperti
layang-layang yang dilepaskan dari
asalnya, bebas dari benang kaca perasaan bersalah.
- Kau harus menemukan
sesuatu- atau seseorang- yang lain untuk dicintai. Kalau tidak kau akan
gila.
- Jangan menyerah. Mimpi
ini bukan obat tapi suatu cara. Dengarkan kemana impiu bisa mengantarmu.
- Satu masa hidup terlalu
sedikit untuk dibagi antara dunia luar dan dunia batin, dunia siang dan
dunia bayangan.
- Orang-orang suka pada
misteri. Kalau tidak ada misteri maka mereka akan menciptakannya.
- Kalau masih dekat di
depan mata, sangat mustahil membaca arah tindakan diri sendiri-mana arah
yang benar, mana arah yang menuju kesedihan.
- Kecuali bahwa apa yang
kucintai adalah citra yang kulukis di depan mataku agar aku tak usah
melihat.
Novel ini menarik, novel ini indah,
novel ini tentang kebimbangan diri seorang Rakhi dan yang jelas baik Rakhi
maupun ibunya mewakili kisah ibu-anak yang berbeda dari tema yang serupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar