Date a girl who reads

Date a girl who reads

Senin, 07 Mei 2012

Ceshna And Regza




Semua orang berbohong,; setiap hari; setiap jam;
Dalam keadaan terjaga;mengantuk dalam mimpi;
Dalam kegembiraan;dalam kedukaan
Mark Twain
(on The Decay of The Art of Lying)

Kata orang aku bahagia, aku punya keluarga sempurna, ayah seperti malaikat, ibu bak bidadari, dan saudara perempuan secantik dan sebaik Putri Salju. Hidup indahku membuat iri seluruh isi bumi, tapi seandainya keadaan seperti itu adalah adalah keadaan sebenarnya maka aku takkan menceritakannya, karena buatku kesempurnaan adalah suatu hal yang sangat membosankan. Lagipula di dunia ini tidak ada kesempurnaan, tapi kebohongan!

Akan kuceritakan realitanya, namaku Ceshna, dan hidupku seperti di Neraka, ayahku bukanlah malaikat, melainkan Hanibal Lecter. Ibuku bukanlah bidadari, melainkan Rita Revolusa, sementara kakak perempuanku ??????aku tak menemukan tokoh paling jahat yang bisa mewakilinya, mungkin kita bisa menyamakannya dengan Belatrix Lestrange (Semoga Lestrange cukup jahat!). Mungkin kamu berpikir aku membuatnya terdengar sepuluh kali lebih parah, tapi percayalah padaku. Semua penghuni rumahku nyaris membuatku menderita Schizophrenia!
Setiap hari, ketika pagi dimulai maka perangpun dimulai. Di rumah, aku sepertinya tidak bisa diajak berkomunikasi dengan baik seperti layaknya manusia normal lainnya. Jika ayahku tidak berteriak dan ibuku tidak menjerit padaku, aku yakin keduanya bukan orangtuaku. Sementara Regza, kakakku tercinta benar-benar membuatku gila, aku adalah korban intimidasi dari kesempurnaanya. Kamu tahu menjadi korban dari ketidakadila hidup membuatku jadi cewek aneh yang suka berbohong, tapi ini bukan sepenuhnya kesalahanku!
Aku punya dua harapan, ada yanga mau tahu?baiklah!
1. Nanny 911 menyelamatkan keluargaku
2. Ada orang baik yang mau mengadopsiku

***


“Loe kok beda sama mbak Regza? Dia ketua OSIS, prestasinya segudang, cantik, jadi model pula, dan yang pasti ada banyak cook yang ngantri buat dia.” Celoteh Ribka, yeah…yeah…yeah…!semua orang sudah tertular virus EVERYBODY LOVES REGZA.
Aku memutar bola mata dengan ekspresi menyebalkan. “Gue iri tuh!…….Tapi kalo gue pikir-pikir lagi, untung juga gue beda dari dia , satu hal yang paling gue syukurin, gue bukanlah kloningan dari seorang Regza!”
“Sebenarnya kalian sodara nggak sih?”tanya Peppy ragu.
Dan aku memulai kebohonganku.
“Gimana ya mau ngomonginnya…..gue tau loe teman-teman gue, tapi ini secret!mestinya gue nggak boleh nyeritain ini, tapi gue mesti berbagi….”Kataku putus asa dalam naa menyesal yang sempurna.
“Kalo loe nggak yakin buat cerita, nggak usah aja.” Saran Ribka, tapi maksud sebenarnya adalah ya udah loe jangan ragu-ragu buat cerita!.
“Gue capek nyimpan ini sendirian.” Pancingku.
“Kita bisa dipake kok buat nyimpan rahasia.” Peppy meyakinkan, tapi siapa sih yang nggak kenal Peppy dan Ribka, keduanya nggak ada bedanya dengan ember bocor.
Fine… tapi….gue nggak tahu mesti cerita darimana ya?” Aku mengulur-ngulur waktu.
“ Ya dari awal dong!” Kata mereka berbarengan, kelihatan sekali kesabaran mereka diambang batas.
“Sebenarnya….sebenarnya….mbak Regza itu…..”Aku menggantung kata-kataku untuk menikmati ekspresi penasaran di wajah mereka, mereka berdecak tak sabaran, aku melanjutkan ceritaku.
“Yaa ampun …….!sumpah gue nggak enak buat ngomongnya, tapi…..ya udah gue lanjutin deh, elo tau nggak kalo mbak Regza itu sebenarnya anak pungut.” Aku memasang tampang menyesal, sementara mata
Peppy dan Ribka nyaris keluar, aku tersenyum puas, aku melanjutkan ceritaku.” Itu dia kenapa mbak Regza mati-matian dipaksa bokap-nyokap gue buat jadi yang terbaik; jadi ketua OSIS lah, menyibukkan diri dengan Olimpiade ini itu; ikut segudang ekskul, supaya bisa bikin bokap-nyokap gue nggak ngerasa rugi udah mungut dia. Kalo gue sih nyante-nyante aja , nggak pernah dituntut macam-macam, karena mereka sayang banget sama gue, lagipula jadi cewek pintar bukan segala-galanya kan?” Aku sangat terlatih berbohong. “ Ingat loh, jangan sampai hal ini bocor, mbak Regza nggak tahu yang sebenarnya loh.”
Tapi aku yakin sebentar lagi seluruh penghuni sekolah bakal bisik-bisik membicarakan saudaraku tersayang yang malang dan yeah……..di mungkin bakalan dengar juga. Semoga saja akal sehatnya menghilang, dia jadi percaya bahwa dia anak pungut, terus dia sedih dan mungkin jadi sedikit depresi. Aku tahu Regza kayak gimana, kata ibuku dia terlahir dengan perasaan selembut marshmallow dan perasaannya gampang terluka. Kalau dia gampang terluka?terus aku apa?aku nggak punya perasaan?
Seharusnya Regza nggak terlahir ke bumi, karena dia Cuma bikin aku iri setengah mati, semua orang menyayanginya, karena, yeah….dia cantik, pintar, baik, edan senua-muanya. Ya ampun kenapa makhluk seperti dia nggak di deportasi ke alam lain? Dia begitu sempurna, di rumah dia punya pasangan orangtua malaikat-bidadari, sementara aku punya orangtua Hanibal Lecterr dan Rita Revolusa. Orangtua malaikat-bidadari akan datang ke sekolah karena Regza berhasil mencetak prestasi baru, sementara pasangan Lecter-Revolusa akan datang karena aku buat masalah baru. Hidup ini sungguh tidak adil!

***
Prediksiku, Regza akan mengurung diri seharian di kamar, menangisi gosip bohong yang beredar. Lalu ibunya tersayang akan memanggilnya di jam makan malam, tapi Regza tak menyahut dan tetap mengunci diri. Dan ayahnya datang, mulai membujuknya agar ia mau keluar kamar . Ia akan kelua dengan terisak-isak, pipinya akan banjir air mata lalau sang ibu akan memeluknya dan si ayah menenangkannya. Keduanya akan mengira bahwa nilai matematikanya hanya dapat 90 bukannya 100 (sementara aku harus cukup puas bila nilaiku hanya setengah dari nilai terendahnya). Hmmmmm…sepertinya Regza akan bertanya tentang apakah dia seorang anak pungut? Dan dengan penuh cinta mereka akan meykinkannya, sementara aku melihat bmereka dari meja makan, menunggu kapan makan malam akan dimulai.

***
Dan sepertinya aku dalam masalah besar yang disebabkan karena;
1. Kebohonganku yang bermetamorfosis menjadi sebuah gosip yang nenyakitkan
2. Perasaan Regza yang selembut marshmallow

Kupkir aku harus melewatkan drama keluarga, jadi aku sengaja pulang telat, melewati jam makan malam agar aku tak harus melihat adegan penuh cinta antara Regza dan orangtua malaikat-bidadarnya. Tapi yang kutemukan di rumah adalah pembantuku yang pucat dan cemas.
“Semuanya di runah sakit, non Regza over dosis obat tidur, semoga ia selamat.”
Oke, aku pantas disalahkana atas percobaan bunuh diri Regza tapi adakah yang pantas disalahkan karena kurangnya cinta yang kudapatkan????????


Gambar : Kitty Gallanaugh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar