Untuk saat ini, menjalani sebuah komitmen
itu menurut saya seperti membaca fiksi yang
sangat bagus.
Anggaplah
itu, Pride and Prejudice atau The Known
World.
Iya
saya membacanya, menikmati kata perkatanya.
Namun,
selalu ada jeda untuk membalik halamannya.
Untuk
menatap sekilas ke kejauhan, untuk
mengedipkan mata, untuk menyandarkan kepala.
Mungkin
saya akan berbicara dengan orang di sekitar, mungkin saya akan mendengarkan
mereka yang perlu di dengarkan. Saya melipat halaman dan menutup bukunya
sebentar.
Saya
kembali, membalik bab baru. Menandai bagian penting, bagian terbaik, bagian yang
tak ingin terlupakan, saya ingin mengabadikannya, mungkin saya berjanji membaca
ulangnya suatu hari nanti.
Saya
mungkin menyesap kopi, berjalan melanjutkan tujuan, atau malah jatuh tertidur―bukan karena bosan tapi lebih karena membaca seperti bermimpi
dengan mata terbuka dan saya hanya terlalu nyaman jadi melanjutkannya sambil
memejamkan mata, bukankah kita menutup mata ketika ingin melihat hal yang
begitu indah?