Date a girl who reads

Date a girl who reads

Jumat, 25 Mei 2012

Venus And Mars (17)


(Massimo)

Aku sedang memainkan lagu patah hati yang kubenci, jari-jariku terasa perih saat menyentuh tuts-tuts piano yang memainkan nada lirih yang membuatku frustasi. Memoriku memutar lagi tiap detail saat Violetta masih di sisi, bersamaku, terkhir kali.
“I love you” aku suka bagaimana suara manjanya mengungkapkan kata yang membuatku merasa berharga. Tapi apa yang kulakukan, aku melemparkan sebuah kebodohan, sebuah pertanyaan.
“Tak menyerah untuk terus bersamaku?”
“Takkan pernah” dia menjawab dengan keyakinan sempurna, aku bisa membaca dari sorot teduh matanya.

Venus And Mars (16)


Seandainya ini seperti pertemuan teman lama, maka kejadian tak secanggung ini, tapi ini adalah pertemuan tak terduga dengan orang yang kutemui begitu saja dan kupikir takkan kutemui lagi.
Well, terima kasih” Alfredo menatapku, ada rasa tak nyaman saat matanya bertemu pandang dengan mataku.
“Untuk apa?”
“Karena telah membawa matahari bersama dengan kedatanganmu” sebuah kiasan yang tak kumengerti, dia mencium tanganku, bersikap sopan dan gentleman adalah salah satu daya tarik laki-laki, tapi kini, aku tak ingin membahas hal ini lebih jauh lagi.

Venus And Mars (15)




Semalam suntuk aku memikirkan percakapan terakhirku dengan Debra. Aku mencoba mengingat-ingat bagaimana ekspresi wajahnya ketika memandang wajah Emile dan membandingkannya ketika dia menatap wajah tunangannya. Aku tau perbedaannya, matanya lebih berbinar ketika memandang Emile, aku bangkit dari tidurku, menyibakkan selimut, dan berjalan menuju balkon. Aku akan keluar untuk memandangi bintang dan langit malam ketika ada malam-malam yang begitu sulit untuk kulalui.

Venus And Mars (14)


Bukankah sangat romantis, sebuah pesta pernikahan di Chateau de la Rochepot, sebuah kastil indah yang berdiri sejak abad ketiga belas? Atau ikrar pernikahan di atas  balon udara di langit Burgundy, dengan pemandangan lahan pertanian dan kebun anggur di senja hari? Atau pesta mewah keluarga dan kerabat dekat dengan tema romantic candelight dinner sambil menikmati Wine terbaik? Semuanya akan terasa seperti mimpi sempurna seorang wanita, apalagi pria yang akan menikahimu adalah pria yang sungguh-sungguh mencintaimu! Tapi apalah arti bila hati tak bisa semudah itu untuk memilih.

Venus And Mars (13)

Aku pulang. Ke tempat yang tak pernah kusebut rumah, ke keluarga yang tak bertalian darah. Mereka pikir aku terguncang atas apa yang terjadi padaku, penculikan brutal, setelah kekasihku di tembak di depan mata. Kekasih? Aku justru jatuh cinta pada penculikku.
Marique memelukku erat dan berkali-kali membisikiku dengan kata-kata yang menenangkan.  Dalam balutan gaya korporat sophisticated-nya aku belum bisa memposisikan dia sebagai seseorang yang bisa kuanggap sebagai ibuku, dia seperti wanita yang duduk di deretan depan New York Fashion Week atau gala dinner acara amal. Terlalu sosialita, terlalu tak nyata.

Venus And Mars (12)



Aku tidak yakin ada pilihan lain yang lebih indah dari segala yang kudapatkan sekarang. Kami menikmati hidup yang menyenangkan, sederhana, dekat dengan alam dan…pastinya membahagiakan; Kami bermain di hutan, tertidur di bawah pohon, bercanda, menari, berbicara, tertawa, mengenang, melakukan apapun yang kami inginkan. Inilah sebuah kehidupan, yang sesungguhnya.

Venus And Mars (11)




Kupikir sekelompok orang yang berdiri tegap di depan pintu akan memblokade langah kami, sebaliknya mereka malah membuka lebar jalan bagi kami, begitupula dengan sekelompok pria di ujung koridor.
 Aku merasakan sakit yang luar biasa di pergelangan tanganku. Cengkraman yang begitu kuar seolah bisa meremukkan lenganku. Nafasku seakan tertahan di tenggorokkan dan aku kelelahan, tapi kakiku terpaksa untuk terus menyeret langkah. Pria di sampingku, tak menoleh sedikitpun, dia terus berlari dan  menyeretku, ingin berteriak, tapi kutau aku tak memiliki tenaga sekuat itu.

Venus And Mars (10)


Adakah yang mengerti rasa begitu dicintai tapi tak mampu mencintai? Emile mencintaiku mati-matian, memperlakukanku dengan sangat baik, membuatku tak nyaman karena aku tak mampu menawarkan rasa yang sama yang diberikan olehnya padaku. Oh Tuhan, Emile terlalu berharga untukku. Dia layak mendapatkan gadis manapun yang lebih baik dariku, dan aku yakin tidak ada gadis tolol yang mau menolaknya. Seandainya aku memiliki alasan untuk membencinya, wajahnya terlalu sempurna, sikapnya terlalu ksatria, kepriadiannya luar biasa. Dan malam ini dia melakukan segalanya.

Venus And Mars (9)



Kepalaku masih merasakan denyut kesakitan akibat hantaman benda perak yang dilemparkan oleh Gianna. Tapi sekarang semuanya seperti berubah begitu saja, dan sekarang aku berada di tengah keluarga Weingarden yang tengah menikmati kehangatan cinta keluarga dalam jamuan makan malam. Semuanya normal, dan segala yang terjadi hari ini lebih mirip mimpi.
“Kalian akan tinggal bersama?” tiba-tiba Marique melemparkan pertanyaan ke arahku, tak mempersiapkan diri, hanya ekspresi kosong yang bisa kuberikan. Emile menggenggam tanganku, lalu tersenyum pada semua orang.
“Segera setelah Violetta bersedia, kami melewatkan hampir banyak waktu bersama. Vi akan meninggalkan mansion-nya segera dan akan tinggal bersamaku, selanjutnya…”

Venus And Mars (8)

“Jangan terlalu dikhawatirkan, Giana memang sedikit dramatis, kadang dia suka pura-pura pingsan untuk menarik perhatian, dia baik-baik saja, percayalah…minta Estella untuk membuatkannya sesuatu yang hangat.” Dan kemudian suara di seberang terputus, aku memandang frustasi pada sosok pucat yang kini berbaring di tempat tidur dan telepon di genggamanaku yang seolah tak lagi berfungsi.

Venus And Mars (7)


Emile baru saja pergi, kemudian pintu terbuka lagi. Giana, adik perempuannya masuk begitu saja ke kamar dan melihatku sekilas dan lalu membuang muka “sangat tidak berkelas seorang gadis tidur di kamar pria yang tidak ada ikatan dengan dirinya” kupikir itulah kalimat yang disuarakan sikapnya. Dengan tatapan tajam aku membalas sikapnya kuyakin dia memahami tatapanku yang berarti “sungguh tidak sopan seseorang memasuki area pribadi dan melanggar privacy orang lain.”

Venus And Mars (6)


Terlalu banyak cahaya matahari yang tertangkap oleh mataku yang baru saja terjaga. Aku mengerjapkan mata beberapa kali untuk beradaptasi, dan di depanku sosok Emile tersenyum padaku, dalam balutan jubah tidur sutera bertali longgar berwarna biru tua, sebagian dadanya tersingkap, tapi ketertarikan yang tengah dipamerkannya berasal dari senyum menggodanya.
Good morning, sleepy head” sapanya hangat, kedua tangannya memegang nampan. Breakfast in bed. Good Idea. Sexy. Tapi satu pertanyaanku? Apakah kejadian semalam hanya mimpi ataukah…?

Venus and Mars (5)

          “Inilah dirimu, inilah yang harus kaujalani. Berhentilah menganggap bahwa dirimu harus kembali V! “ Suara serak yang adalah suaraku memaki dengan begitu kerasnya dalam otakku. Bahkan musik yang berdentum memekakan telinga nyaris tak lagi menyiksa indera pendengarku.
          “Hey, bukankah kau dulu penggila pesta?” kali ini tak lagi berteriak, hanya terdengar begitu mengejek.
          “Menjijikkan! Tak tau berterima kasih! Tak tau diri! Apa yang kau dapat sekarang? Kau punya segalanya! Nikmati!” Suaraku terdengar begitu memojokkanku. Aku ingin menutup telinga, tapi percuma, karena suara itu berasal dari dalam kepala.

Venus And Mars (4)




Aku selalu kagum pada kemampuanku beradaptasi, dan di sini aku bahkan tahu bagaimana harus bersosialisasi dengan para kalangan atas penghuni Upper East Side, mereka yang terlihat berkilau karena harta, mereka yang terlihat lelah karena drama, hidup memang sama di mana saja, penuh sandiwara juga rahasia.
Ada ketakutan saat aku harus menjalani hidup seorang diri. Aku merindukan Soraya, sangat. Aku merindukan debur ombak, sinar matahari yang menyengat juga keramahan warga lokal, aku merindukan teman-temanku di sana, para gadis tukang kepang, pemuda tukang tattoo, hingga anak-anak yang akan menawari kano di pantai Senggigi yang indah, aku bahkan merindukan derit kaki di lantai kayu rumah kami dulu.

Venus And Mars (3)


Seminggu berlalu dengan begitu cepat, seperti roda yang berputar, setelah hari yang datang begitu tiba-tiba itu, aku masih mencoba memahami apa yang terjadi.
Aku dan Soraya berhadapan dalam diam, menikmati sarapan terakhir kami, sebelum dia pergi, kembali pada kehidupan lama kami, tapi dia pergi sendiri. Karena aku tetap di sini.
 “Mereka menulis tentangmu!” Soraya memberiku sebuah Koran dengan ragu, ada kecanggungan diantara kita, dimulai sejak aku beranjak dewasa dan mulai jadi pemberontak yang merepotkannya. Aku menerima Koran darinya dan aku melihat gambar diriku saat melakukan penghormatan terakhir pada jenazah ayahku seminggu lalu, aku membacanya.

Venus And Mars (2)





“…hai…apa yang harus kukatakan padamu? Secara umum orang-orang mengucapkan apa kabar sebagai pembuka awal pertemuan, buatku…itu sangat bodoh karena di awal pertemuan kita seharusnya ucapan selamat tinggallah yang harus kukatakan karena sekarang kau terbaring kaku, jiwamu telah ke surga, hanya jasadmu yang tertinggal dan beku” aku menghela nafas dan meneliti raga yang terbaring dalam peti mati, yang entah mengapa terlihat hanya seperti seseorang yang sedang tertidur, dengan seksama kucari apa yang sama diantara kami. “Sebenarnya hubungan apa yang terjalin dianatara kita? Ayah dan putrinya? Kau bahkan tak memberiku nama belakangmu! Tapi terima kasih, bagaimanapun juga sumbangan benihmulah yang membuatku bisa menghirup wangi dunia, walau aku ingin bertanya, apakah hal itu cukup untukku memanggilmu ayah?”

Venus And Mars



Seperti sebuah nyanyian merdu yang menyayat hati, menyakitkan. Aku mendengar senandung itu, seperti kidung, seperti nyanyian pengantar tidur .

“…hitam…gelap…pekat tanpa cahaya
…dingin kelabu pucat tanpa rasa
 Cinta hanya fatamorgana dan kasih hanya ilusi
 Lalu langit memerah karena marah bumi menangis dalam derita
Waktu berputar cepat tanpa lelah
Menghempas pikiran pada sisi tak bercelah
Kemarahan mereka menjadi kekuatan
Tangis kami menjadi kelemahan
Bunga bangkai menjadi hiasam
Koor gagak menjadi sedu sedan
Akankah mati menjadi jawaban?
Tuhan mentitah Malaikat membawa berita
Akankah kita menanti mati seperti caranya?
Ataukah…
Memilih mendahului takdirnya?”

Minggu, 13 Mei 2012

Cerpen : One Night on The Roof





Hidupku tidak mudah, entah apa karena aku terlalu mendramatisir atau memang inilah faktanya, aku anak tunggal dari sepasang orang tua yang aneh, aneh dalam artian yang sesungguhnya, bukan karena aku mengada-ada, bagaimanapun juga mereka adalah orang tuaku. Seharusnya mungkin aku tidak mengatai mereka aneh, tapi aku tak menemukan kata lain untuk menggambarkannya, aku tak tak terlalu pintar dalam mendeskrpsikan sesuatu.
Keajaibanlah yang memaksaku lahir ditengah-tengah keluarga ini, papaku adalah seorang gay, atau mungkin, lebih tepatnya seorang biseks, yeah kurang lebih sama kayak hermaphrodite, dia menikahi mamaku karena alasan “ kecelakaan” yang membuat aku mau tak mau hidup di dunia yang tak ramah ini.

Ketika Barbie Berubah Jadi Ngeri (Jauhkan Gambar-gambar Ini Dari Pandangan Anak-anak)


Bahkan Paris Hilton menggap Barbie sebagai salah satu pahlawannya, seperti pada quote-nya “One of my heroes has always been Barbie. She may not do anything, but she always looks amazing doing it.” Dan anak-anak bahkan menganggap Barbie sebagai sesuatu yang benar-benar luar biasa. Banyak orang menyukai boneka cantik ini, dari anak-anak bahkan dewasa.

Berbagai image menggambarkan si Barbie dari berbagai profesi yang ditekuninya (Dari jadi aktris, model, hingga profesi terakhirnya jadi arsitek) sampai memainkan karakter dongeng dalam banyak filmya (Barbie and The Nutcracker, Barbie Rapunzel, Barbie Swan Lake, Barbie Princess and The Pauper dan banyak lagi), memang selalu cantik dan menarik, bahkan “kesempurnaan” yang ditampilkan si Barbie yang merupakan idealisme yang tak bisa diraih mendorong cewek-cewek ingin menjadi sepertinya, yang menyebabkan banyak cewek mengidap eating disorder . Tapi bagaimana jika karakter si Barbie tak lagi manis?ini dia foto-foto ngeri si Barbie!

Derita Cinta Pengagum Rahasia




Kadang kala aku merasa bahwa semua yang kurasakan tidak masuk akal, tapi aku selalu meyakinkan diri bahwa itulah hal yang paling benar. Seperti, ketika kutau dia bahagia maka yang kutau hatikupun merasakannya, demikian juga dengan kesedihan dan penderitaannya, entah bagaimana sakit dan perih tetesan air matanya turut kurasakan juga.

Jumat, 11 Mei 2012

My Prom “Dad”



Papa mungkin bisa mengobati lukamu, tapi tidak patah hatimu
***
          Pintu itu terbuka, tiba-tiba dan mengagetkanku. Kurang dari satu nano detik lagi saat bibir Arden mendarat sempurna di bibirku, ciuman pertamaku gagal total.
          “Athya masuk sudah larut” kata Papa dalam suara datar yang terdengar menyebalkan, setelah itu aku hanya bisa menghempaskan kaki ke lantai dengan keras, lalu membanting pintu, Papa masih di luar, entah apa yang dikatakannya pada Arden. Aku enggan memikirkannya, seandainya seorang pria berumur empat puluhan tahun tau apa yang diinginkan anak gadisnya…tidakkah dia mengerti bahwa ciuman pertama itu adalah hal penting bagiku? Aku nyaris tujuh belas tahun dan belum pernah merasakan ciuman!

Kamis, 10 Mei 2012

The Proposal




Ada dua wanita dalam hidupku; seseorang yang kucintai, dan seseorang yang akan kunikahi
***
Aku baru saja akan memencet bel saat pintu itu menjeblak terbuka.
     “Aku mendengar suara mobilmu” suara renyahnya menyapa telinga, senyum manisnya memanjakan mata, itulah sebabnya aku jatuh cinta padanya, tapi…otakku langsung membuatku tak yakin manakala otakku menampilkan sosok gadis lain, yang berbanding terbalik dengan gadis yang ada di hadapanku. Gadis di otakku, pasti akan membiarkanku menunggu beberapa lama di depan pintu, dan setelah dia membuka pintu dia akan berkata “aku senang membuatmu menunggu, pria yang baik adalah pria yang mau mengorbankan sedikit waktunya untuk wanita yang dicintainya

Rabu, 09 Mei 2012

Resolusi




Hati-hati dengan resolusimu, bila benar-benar terjadi, kadang kamu malah ingin itu tak lebih dari sebuah mimpi.

04:12 AM, 01012011

            Mereka bertiga, menganggap diri seperti sekaleng soda, memang sedikit gila, karena…entahlah! Mereka menyebutnya dirinya; Caramel, Lime dan Fruity, untuk mewakili rasa, mewakili karakternya.

Selasa, 08 Mei 2012

Prudence

it goes from “babe” to “bitch”, “I love you” to “I hate you”, “I need you” to “Fuck You”, You are everything to “You are nothing”
***
“Dear Prudence, let me see you smile…Dear Prudence, like a little child…The clouds will be a daisy chain…So let me see you smile again…Dear Prudence, won't you let me see you smile?”
Aku membayangkan esok pagi, lagu yang memang jadi inspirasi namaku itu akan didendangkan Papa di depan pintu kamarku. Selalu begitu, beliau akan menyanyikan lagu itu untuk merayuku, untuk menghentikan sikap manjaku, menghentikan rajukanku, bahkan setelah dewasa dia masih memperlakukanku seperti saat kecil dulu…aku menangis membayangkan bahwa aku akan meninggalkannya, bahwa esok pagi dia akan menangisiku, karena… pintu kamarku takkan pernah kubukakan untuknya…. Pintu itu takkan pernah terbuka sampai Papa membukanya dengan paksa…aku tak ingin membayangkan apakah Papa sanggup melihatku yang telah membeku, terendam dalam bathub dan tak lagi bernyawa.
***

Senin, 07 Mei 2012

Ceshna And Regza




Semua orang berbohong,; setiap hari; setiap jam;
Dalam keadaan terjaga;mengantuk dalam mimpi;
Dalam kegembiraan;dalam kedukaan
Mark Twain
(on The Decay of The Art of Lying)

Kata orang aku bahagia, aku punya keluarga sempurna, ayah seperti malaikat, ibu bak bidadari, dan saudara perempuan secantik dan sebaik Putri Salju. Hidup indahku membuat iri seluruh isi bumi, tapi seandainya keadaan seperti itu adalah adalah keadaan sebenarnya maka aku takkan menceritakannya, karena buatku kesempurnaan adalah suatu hal yang sangat membosankan. Lagipula di dunia ini tidak ada kesempurnaan, tapi kebohongan!

Sabtu, 05 Mei 2012

Jangan Takut Jadi Jomblo


Romantis memang saat kalian terlihat berdua...Tapi bukan berarti saat kamu sendiri kamu tidak bisa bahagia. Percayalah kamu tak harus selalu jatuh cinta dan berada dalam hubungan agar kamu bisa merasakan suka cita...
***

Jomblo itu bukan masalah. Masalah itu adalah…
 Saat kamu memutuskan untuk menjalani hubungan agar terhindar dari status jomblo

***


Jumat, 04 Mei 2012

Eliza-Beth




Seperti yang kamu inginkan, seharusnya aku hanya mengucapkan selamat malam
Bukannya… selamat tinggal
***
          “Maaf. Aku harus pergi Beth. Aku harus meninggalkanmu sendiri.” Kata-kata itu terasa pahit dilidahku.
          “Tapi apa alasannya?” wajahnya membuatku tak sanggup untuk menatapnya lebih lama.
          “Aku harus meraih mimpiku.”
          “Dengan cara meninggalkanku?” ada isak dalam suaranya. “Apa salahku?” bisik lirihnya membuatku sedih.
          “Kesalahanmu hanya satu, terlalu mencintaiku, yang tak pantas untuk diberi cinta sebesar itu” Aku tak berani menatap matanya yang kini kuyakini pasti berkaca-kaca. Mata indah itu indah, andai saja tanpa air mata. Mata itu indah, karena aku tak hanya melihat dirinya yang sebenarnya di sana, tapi juga segala hal yang kubutuhkan darinya.
          “Tapi kenapa? Tolong katakan, mengapa aku tak boleh mencintaimu seperti yang seharusnya, kamu pantas dicintai, lebih daripada ini.” Sekarang dia memelukku erat, seakan takut kehilangan, sebenarnya, aku takkan menghilang, aku hanya akan berada jauh dari jarak pandangnya. Aku mengerti kekhawatirannya, jadi aku membalas pelukannya dan membelai lembut rambutnya, lalu menghadiahkannya sebuah ciuman hangat di puncak kepala. Setelah cukup meresapi pelukan itu, aku melepaskannya dengan canggung.
          “Please…baby don’t say good bye, baby just say good night.” Lalu dia mengecup ringan pipiku, rasanya hangat tapi tak nyaman, seperti goresan luka saat bibir itu menyentuh kulitku.

Rabu, 02 Mei 2012

Aaliyah




Aaliyah
Akan lebih mudah untuk membuatmu membenciku
Dibanding melihatmu menderita
Karena terlalu mencintaiku
***
          Aaliyah akan datang padaku, seperti biasa pukul tujuh membawakanku makanan, dan setelahnya kami akan melewatkan malam di balkon belakang, berbincang menatap bintang sambil menghabiskan malam. Aaliyah seorang gadis yang lugu, polos, manis dan berhati lembut, tak seharusnya dia diciptakan untuk lelaki sepertiku.
          “Aku takut dengan malam hari bila aku sendiri, aku takut jika hari esok tak ada lagi” itu yang selalu dikatakannya, berulang-ulang. “Tapi bila besok takkan pernah datang untukku, satu hal yang harus kamu tau bahwa aku sungguh-sungguh mencintaimu” Bibirnya selalu melafalkan kata-kata hangat, itu membuatku ketakutan, kata-kata cinta bagi seorang wanita adalah sebuah janji, sumpah suci, penyerahan diri, berbeda dengan kami para pria kata cinta hanya sekedar kata. “Aku mencintaimu dengan segenap jiwaku” Aaliyah selalu mengucapkannya dengan mata berbinar dan senyuman mengembang tapi sayang sekali lelaki tak perlu dicintai, lelaki hanya  perlu dimengerti.
***