Date a girl who reads

Date a girl who reads

Kamis, 14 April 2022

[Ulasan] Membaca Buku Latihan Matematika dengan Cita Rasa Kekinian

 



Detail Buku:

Judul Buku : Buku Latihan Soal Mantappu Jiwa

Penulis : Jerome Polin Sijabat

Jenis Buku : Non Fiksi

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2019

Jumlah Halaman : 224 halaman

ISBN : 9786020632414

ISBN Digital : 9786020632421

Harga : Rp. 95.000,-

Harga E-book : Rp. 86.000,-

Rating : 4/5 


Review:

Unik, adalah hal pertama yang akan menghinggapi pikiran pembaca ketika mulai membaca judulnya, tertulis Buku Latihan Soal, tapi tentu─bukan buku latihan soal! Mulai membaca isinya, pembaca akan disajikan puisi yang tertulis di lembaran bermotif kertas strimin. Latihan soal dan kertas strimin akan menggiring kita pada salah satu cabang ilmu, yang akrab tapi banyak diantara kita yang tak ingin menjalin hubungan mesra dengannya.

 

Benar! Matematika!

 

Jadi, ini adalah buku yang ditulis oleh seorang pecinta Matematika, tentang perjuangan mewujudkan mimpi yang dirancang sejak masa kanak-kanaknya, kuliah di luar negeri. Tak ada mimpi yang tak bisa menjadi kenyataan jika kita melibatkan Tuhan di dalamnya. Inilah salah satu pesan yang hendak disampaikan oleh penulis dalam buku berjudul, Buku Latihan Soal Mantappu Jiwa. Sangat mengharukan, ketika penulis tentang mimpinya untuk kuliah di luar negeri selepas SMA, yang ditanggapi oleh orang tuanya secara sederhana namun berdampak mendalam, “Kamu kan tahu, Papa-Mama nggak punya banyak uang. Untuk bisa biayain kamu kuliah saja sudah sulit betul mikirnya, Je. Apalagi kuliah di luar negeri? Jadi, kalau kamu mau kuliah di luar negeri, jangan minta ke Papa-Mama, tapi minta ke Tuhan ya.” (Halaman 20)

 

Pesan lainnya yang secara gamblang disampaikan penulis adalah tak ada jalan pintas dalam meraih impian. Seperti kalimat yang tertulis berikut, “Pada awalnya, kita membuat mimpi. Tapi setelah itu, mimpi yang akan “membuat kita”. Mimpi tidak bisa dapat diwujudkan dengan instan, melainkan dengan air mata, doa, keringat,, konsistensi, determinasi, dan kerja keras.” (Halaman 99) Perjuangan penulis dalam meraih beasiswa untuk sekolah di luar negeri tertulis sangat detail. Tak ada jalan mulus dalam usahanya, tak selalu mudah, bahkan nyaris mustahil. Kegagalan bahkan pernah dicicipi. Tak hanya sekali. Seperti ungkapan kuno Jepang, “Jatuh Sembilan kali, bangkit sepuluh kali.” Sungguh pembaca bisa belajar tentang kegigihan dari pengalaman Jerome ini.

Kelebihan dari buku ini yaitu isinya yang dituliskan ringan namun tetap segar tanpa menghilangkan unsur motivatif dan inspiratif. Pilihan kata-kata dalam membangun cerita menggunakan story telling a la Youtuber yang renyah namun dengan mudah sampai ke pembaca.  Namun, walau ternyata hal ini bisa jadi kelebihan juga kekurangan buku. Bercerita seperti air yang mengalir membuat pembaca “ngos-ngosan” akan lebih baik jika buku ini dibagi ke dalam bagian-bagian atau beberapa bab dan akan lebih menyenangkan di bagian atau bab itu diberi sub judul.

 

      Penyajian bukunya menarik dengan ilustrasi ciamik, halaman full colour, serta lay out yang unik adalah hal yang membuat buku in sulit ditolak. Bahkan jika pembaca bukan penggila Matematika, bukan follower dari Jerome Polin Silabat, bukan pula tipe pengejar impian. Buku ini memiliki daya magnetis yang kuat. Bahkan, dari cover-nya yang dengan warna biru elektrik, menampilkan ilustrasi yang mewakili isi buku. Masuk ke lembar demi lembar isinya di dalamnya yang akan membuat pembaca terjerat lalu terpikat, dan tak akan berhenti membalik halaman demi halaman. Apalagi kutipan-kutipan bertagar #RumusJerome yang sangat cocok dicomot untuk dibagikan di story Whats App maupun story Instagram para pembaca millennial.

 

          Berbagai soal-soal maupun cakaran ruwet memusingkan khas Matematika turut menghiasi isi buku. Pembaca takkan terganggu, hal itu malah membawa nuansa Matematika yang kental namun tak terkesan mengintimidasi, sebaliknya malah nampak sangat artsy.

 

        Bahkan bagi yang awam pada mata pelajaran yang terkesan seram ini. Apalagi di akhir buku penulis membahas jawabannya yang ternyata sangat filosofis. Sungguh paket komplit!

 

            Walaupun ada kekurangan dalam buku ini, namun sesungguhnya kekurangan tersebut sangat bisa untuk dimaafkan. Seperti yang telah terbahas sebelumnya, yaitu tentang story telling yang renyah namun melelahkan. Selain itu, seharusnya penulis fokus dan konsisten pada menjadikan buku ini hanya sebagai “Buku Latihan Soal” sehingga tak perlu menuliskan tentang pengalamannya terjun ke dunia Youtuber. Namun, tak dapat dipungkiri, berkat profesinya sebagai Youtuber inilah, buku ini meledak di pasaran. Tak heran, follower-nya sejumlah 2,5 M! Maka tak heran, Ketika buku ini dibuka pre order-nya yang pertama, stok habis dalam waktu lima menit! Tak heran jika pihak penerbit membuka pre-order tahap kedua, yang lagi-lagi stok seribu buku ludes hanya dalam tempo dua menit saja! Sungguh fantastis!

 

         Nampaknya pola ini adalah pola yang sama dari pengalaman, menjadikan influencer sebagai penulis buku yang laris manis bak kacang goreng. Sebelumnya ada Icha Irawan yang sukses sebagai selebgram dan menulis buku resep Cooking with Love dan jadi best seller selama berminggu-minggu, dan kemudian hal ini juga diikuti oleh buku yang terbit baru ini, Belajar Cara Belajar yang diangkat dari kanal Hujan Tanda Tanya yang videonya di Youtube sudah dtonton sebanyak lebh dari 2 juta kali. Cara jitu untuk memasarkan buku yang akan dimangsa pembaca yang aktif di dunia maya. Kita sama-sama tahu betapa mirisnya literasi membaca kaum milenial saat ini.

  Dari sini dapat disimpulkan bagi siapa buku ini hendak dipasarkan, jawabannya mudah! followers kakak Jerome Polin Sijabat, namun tentu saja buku ini sangat bagus dan layak direkomendasikan bagi para pejuang beasiswa ke luar negeri, ada contekan trik jadwal belajar super gila namun jitu yang sulit tapi layak diterapkan. Selain itu tentu saja, para pelajar usia SMP hingga perguruan tinggi adalah sasaran yang tepat, isinya yang anak muda banget dan sangat kekinian ini akan menjadi buku tepat yang asyik untuk sampai kepada mereka. Guru dan orang tua juga seharusnya membaca buku ini agar tetap update, karena seperti kata Ali bin Abi Thalib, “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya. Sungguh mereka akan menghadapi masa yang berbeda dari masamu.”

Seperti yang dikatakan guru PPKn penulis, “kunci dari kemajuan suatu negara adalah pembangunannya. Kunci dari pembangunan adalah Pendidikan. Jadi, jika tidak ada Pendidikan yang baik, maka tidak ada pembangunan, dan tidak ada kemajuan negara.” Sungguh berharap di masa depan bertemu Jerome Polin Silabat yang  akan menjabat sebagai Menteri Pendidikan Indonesia dan membawa kemajuan bagi Indonesia!

 

                 Sebuah buku hebat dari anak bangsa yang hebat!

 

Kutipan favorite saya dari buku ini:

"-Terkadang ditengah jalan kita kehilangan motivasi, saat seperti itu coba lihat kebelakang. Kita bisa sadar betapa jauhnya kita sudah melangkah, seberapa besar energi dan waktu yang sudah kita korbankan"

-Kita mungkin terlalu fokus dengan "jauhnya" perjalanan yang harus kita tempuh. "Susahnya" ujian yang harus kita hadapi. Tapi ketika kita memutuskan untuk memulai dan menikmati prosesnya tanpa kita sadari kita sudah sampai ditempat tujuan"

 

*Resensi ini menjadi juara pertama dari Lomba Resensi yang diselenggarakan oleh Perpus BI NTB, 27 Juni 2020