Aku siap mencicipi cinta yang jadi
milikmu. Aku siap merebutnya darimu, karena aku ingin, karena aku bisa, karena
aku mampu untuk itu. Cinta tak seharusnya tercipta hanya untuk mereka; dia dan
kamu. Cinta itu sepenuhnya milikku.
“Aku menyayanginya, sangat, sungguh, terlalu.
Dia satu-satunya hal yang membuatku merasa nyaman menjadi gila.” Aku tertawa
kala melihatmu jatuh cinta. Cinta, bukankah pada akhirnya kamu tergoda? Bukankah
dulu kamu adalah pengecut yang terlalu takut? Cinta? Aku ingin tertawa! Siapkah
kamu untuk jatuh cinta?
“Bahagia
untuk cintamu.” Bibirku pandai berdusta. Itu terdengar nyaman di telinga, tapi
tepat di depan mukamu aku ingin segera muntah, membuatmu merasakan jadi makhluk
hina. Cinta? Kamu tak pantas untuk cinta!
Aku
ingin memutar bola mata saat melihat dia dan kamu saling bertatapan, mata
kalian berbicara, tangan kalian bertautan, dan ada aura mesra melayang-layang
di udara. Aku ingin tertawa mengejek dan berteriak brengsek, saat kamu
menyelipkan rambut di belakang telinga. Membiarkannya berbisik dan menggoda,
lalu kamu tertawa dengan manjanya. Aku marah, benci, tak suka.
Dan
ya, aku mendapatkan milikmu. Cintamu. Sumber kebahagianmu. Lalu kamu datang
padaku dan ... akhirnya aku melihatmu ekspresi murka di wajahmu yang jelita. Aku
mendengarmu bicara lebih tinggi dari nadamu yang biasa. Aku tahu kamu memiliki
perbendaharaan kata-kata itu. Kata-kata yang jika terdengar ibumu, maka mulutmu
akan disabuninya hingga lidahmu membiru.
Kamu berteriak. “Kalau cinta itu adalah soal
seks, pasti yang memenangkan Nobel Perdamaian itu adalah PSK! Kalau cinta itu soal seks pasti
banyak lonte yang hidupnya happily ever after!” Aku hanya bisa
ngakak.
Aku bahagia. Aku merayakan dia yang
tadinya milikmu jadi punyaku. Aku bahagia karena aku tahu dan tebakanku benar,
kamu sama sepertiku. Manusia yang bisa merasakan emosi negatif yang berbahaya. Aku
tahu kamu tak sempurna. Ya aku tahu aku bahagia kamu juga manusia yang tak
berbeda.
Kenapa
aku melakukan itu? Karena cinta itu milikku! Kenapa aku melakukan itu? Karena aku
terlalu menyayangimu tapi tak bisa memiliku dan tak mungkin bisa menjadi kamu.
ow ow ow.....
BalasHapus