Date a girl who reads

Date a girl who reads

Selasa, 03 September 2013

Cinta Itu Milikku



Aku siap mencicipi cinta yang jadi milikmu. Aku siap merebutnya darimu, karena aku ingin, karena aku bisa, karena aku mampu untuk itu. Cinta tak seharusnya tercipta hanya untuk mereka; dia dan kamu. Cinta itu sepenuhnya milikku.
          “Aku menyayanginya, sangat, sungguh, terlalu. Dia satu-satunya hal yang membuatku merasa nyaman menjadi gila.” Aku tertawa kala melihatmu jatuh cinta. Cinta, bukankah pada akhirnya kamu tergoda? Bukankah dulu kamu adalah pengecut yang terlalu takut? Cinta? Aku ingin tertawa! Siapkah kamu untuk jatuh cinta?

          “Bahagia untuk cintamu.” Bibirku pandai berdusta. Itu terdengar nyaman di telinga, tapi tepat di depan mukamu aku ingin segera muntah, membuatmu merasakan jadi makhluk hina. Cinta? Kamu tak pantas untuk cinta!
          Aku ingin memutar bola mata saat melihat dia dan kamu saling bertatapan, mata kalian berbicara, tangan kalian bertautan, dan ada aura mesra melayang-layang di udara. Aku ingin tertawa mengejek dan berteriak brengsek, saat kamu menyelipkan rambut di belakang telinga. Membiarkannya berbisik dan menggoda, lalu kamu tertawa dengan manjanya. Aku marah, benci, tak suka.
          Dan ya, aku mendapatkan milikmu. Cintamu. Sumber kebahagianmu. Lalu kamu datang padaku dan ... akhirnya aku melihatmu ekspresi murka di wajahmu yang jelita. Aku mendengarmu bicara lebih tinggi dari nadamu yang biasa. Aku tahu kamu memiliki perbendaharaan kata-kata itu. Kata-kata yang jika terdengar ibumu, maka mulutmu akan disabuninya hingga lidahmu membiru.
Kamu berteriak. “Kalau cinta itu adalah soal seks, pasti yang memenangkan Nobel Perdamaian itu adalah PSK! Kalau cinta itu soal seks pasti banyak lonte yang hidupnya happily ever after!” Aku hanya bisa ngakak.
Aku bahagia. Aku merayakan dia yang tadinya milikmu jadi punyaku. Aku bahagia karena aku tahu dan tebakanku benar, kamu sama sepertiku. Manusia yang bisa merasakan emosi negatif yang berbahaya. Aku tahu kamu tak sempurna. Ya aku tahu aku bahagia kamu juga manusia yang tak berbeda.
          Kenapa aku melakukan itu? Karena cinta itu milikku! Kenapa aku melakukan itu? Karena aku terlalu menyayangimu tapi tak bisa memiliku dan tak mungkin bisa menjadi kamu.

1 komentar: