Date a girl who reads

Date a girl who reads

Rabu, 25 Desember 2013

Sebuah Catatan Untuk Pulau Kenawa



     Kupikir sesekali aku perlu melakukannya! Yeah, sebuah tindakan egois untukku sendiri. Kapan terakhir kali aku bersenang-senang? Kesenangan buatku (kadang) agak berbeda buat kebanyakan orang. Jika dihitung, okay aku memang bersenang-senang dengan MP3 yang diputar sepanjang pagi sebelum berangkat kerja. Yeah, aku bersenang-senang ketika menonton drama romantis yang sama, jelas aku bahagia dengan buku-buku yang kubaca. Dan ternyata, pergi ke suatu tempat yang belum pernah didatangi adalah jenis kesenangan yang berbeda. Tinggalkan yang harus dikerjakan dan pergi begitu saja.Ternyata begitu mudah.
     Jadi, kemarin pas tanggal 25 Desember setelah empat tahun tinggal di KSB akhirnya aku menginjakkan kaki di pulau Kenawa! Berasa memiliki pulau punyaku sendiri. Dan, apa yang langsung dipikirkan oleh kepalaku? Aku harus datang lagi ke sana pada saat musim panas. Mungkin, menginap. Pulau itu bagus buat tempat menyepi. Tenang, damai, aku suka suasananya aku suka udaranya, aroma laut, langit biru dengan gulungan awan putih, nyanyian angin dan musik yang diciptakan ombak.
     Salah satu hal terbaik adalah aku baru sadar bahwa setahun belakangan aku nyaris tak punya teman bicara dan ta ra untungnya aku punya rekan perjalanan yang adalah seorang pendengar yang baik. Jadi, aku bicara tanpa henti dan salah satu hal hebat dari bertemu orang-baru-yang-mungkin-takkan-pernah-lagi-bertemu-denganmu adalah kamu tak khawatir untuk membicarakan apapun. Terima kasih Gama untuk mendengar ocehanku dan tidak menunjukkan tampang bosan.

     Duduk di atas bukit dan melihat laut dan langit yang nyaris tak berbatas. Berada di tempat yang lebih tinggi dari biasanya, untuk beberapa saat otakku tak memikirkan banyak hal yang aku khawatirkan (raport udah jadi semalam sebelumnya, aku tak memikirkan Cerber yang deadline-nya 20 Januari, resolusi yang gagal juga resolusi yang baru, aku bahkan tak mau berpikir tentang apapun)Aku cuma menikmati dan menyadari bahwa ternyata ada suatu tempat dimana aku bisa merasa damai selain di atas sajadah lima waktu perhari ketika aku berdoa.

     Suatu perjalanan, jika mereka menuliskan tentang betapa indah tempatnya atau merekomendasikan tempat itu untuk didatangi. Kamu tahu bahwa itu bagi mereka yang adalah petualang sejati. Tapi, buatku mengunjungi suatu tempat (seperti pulau tak berpenghuni) berarti sebuah cara untuk menenangkan pikiran dari hal-hal yang kadang membuatku mengecek jam dan bertanya “Sudahkah melakukan sesuatu atau menyelesaikan tugasku saat ini?
Dan pelajarannya adalah kadang kita harus memberi jeda pada hidup kita.
     Aku suka perjalanan dengan perahu nelayan karena aku selalu suka lautan (tapi entah kenapa aku tak begitu suka pantai apalagi yang dihiasi sampah dari mereka yang mengunjungi alam tapi tak menghormati alam sebagai tuan rumah -_- ) Dalam perjalan pulang kami menghadapi hujan di tengah lautan, aku suka sensasinya, dan bersyukur sambil bertanya-tanya, entah bagaimana mereka bertahan berjam-jam—para pencari suaka yang harus meninggalkan tanah kelahirannya untuk kehidupan baru mereka.

     Sebuah catatan diakhir Desember. Untuk tempat yang indah, untuk rekan perjalanan dan pendengar yang baik, dan untuk menjernihkan pikiran kusut setahun belakangan.

1 komentar: