Date a girl who reads

Date a girl who reads

Sabtu, 06 Maret 2021

Meneladani Kepemimpinan Presiden Megawati Melalui Testimoni Para Menteri

 

Identitas Buku:


Judul Buku : The Brave Lady : Megawati dalam Catatan Kabinet Gotong Royong
Editor : Prof.Dr.Ir. Rokhmin Dahuri, M.S & Kristin Samah
Perwajahan Isi : Fajarianto
Desain Sampul : Suprianto
Foto-foto :Heri Gagarin, dok B1, dok PDI Perjuangan, dan DOF Photography
Jenis Buku : Non Fiksi
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2019
Jumlah Halaman : 316 halaman
ISBN : 978-602-06-2328-3
Harga : 119.000
Rating : 4/5

Resensi:

Bayang besar Bapak Proklamator tak mungkin tanggal begitu saja dari sosok Ibu Megawati Soekarnoputri. Setiap kita akan begitu sulit untuk tak mengidentikkan beliau dengan Bung Karno, seperti halnya DNA, pola kepemimpinan, nilai-nilai, sikap, manuver politikpun diwariskan dengan sempurna kepada putrinya, Presiden kelima sekaligus Presiden wanita pertama yang dimiliki bangsa ini.
Kala beliau memangku amanah sebagai orang nomor 1 RI, saya hanyalah siswa SMA. Belasan tahun kemudian, kala menjadi guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, saya menjumpai fakta mengesankan, di daftar absensi saya dihiasi nama seperti Hamzah Haz, Yusril Ihza Mahendra, serta Hassan Wirayuda, yang saya duga pastilah terinspirasi pada sosok para Menteri pilihan Ibu Megawati. Seperti yang disampaikan dalam pengantar editor, ‘Kabinet Gotong Royong mempertemukan orang-orang yang tepat sehingga menjadi dream team, bekerja cepat dan tepat untuk mengatasi krisis multidimensi.’ Para orang tua ini, pastilah memiliki harapan agar anak-anak mereka memiliki kualitas sehebat mereka.

Derasnya pemberitaan, limpahan informasi, lubernya data, tumpah ruahnya kabar yang menerjang kadang memberikan keterangan yang berbeda dengan kenyataan. Namun, besarnya keinginan untuk mendapatkan fakta yang mendekati kebenaran, membaca buku ini adalah pilihan bijak, karena melalui ‘testimoni’ para menteri dalam buku The Brave Lady ini, saya dapat mengetahui sejarah yang sesungguhnya sekaligus belajar dan meneladani kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri yang mengutamakan ke-Indonesiaan, nilai demokratis!

Sehingga dalam memilih para menterinya beliau mengesampingkan partai politiknya karena mengedepankan kepentingan bangsa, nasional, dan negara. Mengutip apa yang disampaikan mantan Mendagri, Jendral TNI (Hor) Hari Sabarno tentang Ibu Mega “Manajemen kepemimpinan Ibu Mega ialah mendelegasikan wewenang relatif sepenuhnya. Beliau juga mengombinasikan cara-cara berpikir negarawan dan sikap nasionalisme, serta suasana keibuan, dan gotong royong.”



Berdasar apa yang telah saya baca, bahwa setidaknya ada beberapa hal yang bisa saya ambil untuk diteladani dari perjalanan kepemimpinan beliau. Seperti, meneruskan perjuangan Bung Karno, bukan mendompleng nama besarnya, bukan berdiri di tengah panggung yang dibangun ayahnya, namun mendirikan panggungnya sendiri dengan jalan perjuangan penuh tantangan yang menguatkannya. Selain itu, beliau belajar dari pengalaman pedih ayahnya, membentuk kepribadian yang membuang dendam namun menyuburkan welas asih humanis, dengan pesan ringkas namun membekas, “stop menghujat Pak Harto!”

Ibu Megawati selalu pro rakyat. Kiprah politiknya yang hati-hati dan persuasif justru membentuk integritas yang bersusila. Mengutip yang disampaikan oleh mantan menteri Agama, Prof. Dr. H. Said Agil Husain Al Munawar, M.A, “Jiwa kepemimpinan Ibu Megawati mencerminkan sifat-sifat terpuji dan tegas dalam mengambil keputusan, terutama kebijakan yang lebih memihak kepada kepentingan rakyat.”


Sangat demokratis dan memberikan kepercayaan penuh, mempersilahkan kebebasan, mendelegasikan kewenangan, tanpa ikut campur ke dalam timnya, seperti yang beliau lakukan pada para menteri selama tujuan, target, dan sasarannya tercapai. Namun, selalu memastikan bahwa arahan beliau selalu jelas, tegas, dan terukur sedari awal. Beliau cenderung membentengi, mengakomodasi kebersamaan agar saling mendukung demi tujuan bersama. Kabinet Gotong Royong mampu membawa Negara ini menumbangkan krisis multidimensi. Hal ini terlihat jelas dari tulisan mantan menteri Kehakiman dan HAM, Mendagri, Menteri Agama, serta Menteri Perhubungan dan Telekomunikasi.

Buku ini padat berisi, mudah dicerna dan baik untuk dijadikan referensi bagi mereka yang ingin mengetahui sejarah kepemimpinan presiden Megawati Soekarnoputri, belajar kepemimpinan, maupun dijadikan sebagai motivasi bagi yang ingin terjun ke dunia politik, terutama bagi calon pemimpin wanita masa depan. Saya merekomendasikan buku ini kepada tak hanya bagi mereka pencinta ilmu politik dan pemerintahan tapi juga para siswa SMA, guru PPKn dan Sejarah. Sebuah buku dengan daya yang baik untuk dimiliki, koleksi, dan diteladani.