Date a girl who reads

Date a girl who reads

Kamis, 19 April 2012

Graduation Speech: From Silly To Cool

High School Musical Dolls



Terlepas dari UNAS, akhirnya kita BEBAS! Anak kelas tiga SMA sekarang lagi menikmati hari-hari akhir untuk melepas putih abu-abu. Percaya atau tidak tapi nantinya aku yakinkan bahwa episode hidup paling menyenangkan itu adalah saat SMA. Kamu akan merindukan tembok sekolahmu yang penuh coretan vandalism nggak jelas, kamu akan merindukan deringan nyaring bel pagi, kamu akan merindukan bibi kantin tempat kamu boleh ngutang. Kamu akan merindukan sang guru killer yang sering banget setrap kamu. Kamu mungkin akan merindukan satpam sekolah yang sering cegat kamu atau juga tukang kebun sekolah yang tetap tutup mulut saat kamu melewati gerbang tanpa izin untuk membolos. Kamu akan merindukan teman-temanmu yang kamu sayang…dan mungkin kamu akan merindukan seseorang, entah pacar atau seseorang yang belum sempat kamu ungkapkan cinta…

          Pernahkah berpikir bagaimana jika tiba-tiba sesuatu hal menjadikan kamu sebagai seseorang yang harus tampil di hadapan seisi sekolah di GRADUATION DAY untuk berdiri di podium dan menyampaikan Graduation Speech? Apa yang akan kamu katakan di hadapan mereka semua? Apa? Nggak mungkin? Karena kamu bukan siswa terbaik dengan nilai tertinggi dan otak terjenius? well, yeah lumrahnya memang kadang perwakilan siswa terbaiklah tapi kamu bisa kok menyampaikan Graduation Speech untuk temen-temen se-gank kamu, atau bahkan untuk dirimu sendiri, karena…siapapun bebas untuk menyampaikan keinginan hatinya serta kesan-kesannyanya selama tiga tahun di masa SMA yang indah.
          Kira-kira apa yang ingin kamu sampaikan? bagaimana dan tentang apa? Mungkin beberapa graduation speech favorite-ku bisa membuatmu terinspirasi; ada graduation speech  ala Dennis Cooverman yang ngungkapin cinta dalam film I Love You Beth Cooper, ala Kapten Wildcats Troy Bolton dalam High School Musical, ala Angela dalam Twilight Saga3 : Eclipse, atau mungin ala Chacha Tokoh novel-ku The Confession of Drama Queen yang bentar lagi bakalan terbit.
Denis Cooverman Graduation Speech
Today we look forward....Look forward to getting out of here. But today, I would also like to look back... look back on our 4 years here at Buffalo Glenn High School... looking back not with anger...
but with no regrets. No regrets fo what we wanted to do...but did not...what we wanted to say... but could not. And so I say here today...the one thing I wish I had said... the one thing I know I will
regret if I never say: I love you, Beth Cooper.
                                             
I have loved you, Beth Cooper... since I first sat behind you in Ms. Rosa's math class in the 7th grade. I loved you when I sat behind you in Señor Weidner's Spanish... and Ms. Calumet-Hobey's Literature of the Oppressed. I loved you from behind... in Biology, History, and, yes, Practical Science. I loved you, but I never told you because we never spoke.
Unbelievable.
But now I say it, with no regrets.
I love you, Beth Cooper.

Troy Bolton Graduation Speech

East High is a place where teachers encouraged us to break the status quo and define ourselves as we choose.  Where a jock can cook up a mean  crème brulee, and a brainiac can break  it down on the dance floor. It's a place  where one person, if it's the right person,  changes us all. East High is having  friends we'll keep for the rest of our lives,  and that means we really are 'all in this together'. Once a Wildcat,  always a Wildcat !

Angela Graduation Speech
"When we were five, they asked us what we wanted to be when we grew up. Our answers were thing like astronaut, president, or in my case… princess.

When we were ten, they asked again and we answered – rock star, cowboy, or in my case, gold medalist. But now that we’ve grown up, they want a serious answer. Well, how ’bout this: who the hell knows?!

This isn’t the time to make hard and fast decisions, its time to make mistakes. Take the wrong train and get stuck somewhere chill. Fall in love – a lot. Major in philosophy ’cause there’s no way to make a career out of that. Change your mind. Then change it again, because nothing is permanent.

So make as many mistakes as you can. That way, someday, when they ask again what we want to be… we won’t have to guess. We’ll know."


Cha-Cha; The Confession of Drama Queen (Terbit Juni)

“….Pernahkah kamu merasa seperti ini? Bahwa kamu dulu merasa waktu berjalan sangat lambat, tapi tanpa menyadari bahwa waktu itu terus bergulir dan tiba-tiba saja kamu sudah sampai di sini? Aku dulu begitu, pertama kali menginjakkan kaki sebagai siswa SMA di sini, aku cuma berpikir tentang beberapa hal berikut; aku harus menjadi cewek popular, menduduki tahta tertinggi dari hierarki sekolah, dan menjadi Prom Queen di akhir masa sekolah.
Aku tak pernah menyangka aku berdiri di sini, di hadapan kalian semua, sebelumnya aku berpikir aku akan duduk di deretan terbelakang, sambil mengecat kukuku dan membuka-buka majalah fashion, lalu berharap pidatonya segera usai dan aku bisa segera ke salon untuk persiapan prom night-ku, itu bagian pentingnya buatku. Tapi ternyata berdiri dan berpidato di sini rasanya sangat menyenangkan, bahkan lebih menyenangkan dari gelar Prom Queen yang begitu ingin kusandang.
SMA adalah tempatku belajar banyak hal, tak hanya tentang pelajarannya, ilmu, ataupun tugas-tugasnya, tapi juga tempatku menemukan diriku, guru-guru membantuku dengan ilmu, teman-teman mengajariku tentang indahnya persahabatan.
Satu hal yang aku pahami tentang sekolah dan belajar, bahwa tugas, ulangan maupun ujian, bisa jadi sangat menyebalkan saat aku tak belajar, tapi sejujurnya tugas, ulangan, dan ujian itulah yang membentuk kita menjadi siswa yang seperti apa? Apakah berhasil atau tidak? Apakah pilih cara jujur atau cara mudah? Apakah pilih jadi pengejar nilai atau pengejar ilmu? memilih menjadi si cerdas atau seseorang yang punya pikiran terbuka? sekolah itu seperti hidup dalam ukuran mini, sekolah memberi banyak sekali bekal, di sini aku menemukan diriku yang sesungguhnya, aku pernah memakai topeng, aku pernah menjadi orang yang bukan diriku, tapi di sini aku kembali untuk menjadi diriku, aku menemukan diriku, berkat seseorang yang mengajariku untuk mengenal siapa aku yang sebenarnya.”


School's out, Memories past, Don't ever doubt, Our friendship will last

Gambar : Google


1 komentar: