Esspresso Book Machine |
Terinspirasi
artikel VOA edisi 2 Juli 2012 yang berjudul Mulai Karier Menulis Dengan Mencetak Buku Sendiri dimana John Saul pada akhirnya menerbitkan bukunya yang
nyaris berusia 40 tahun dengan menggunakan jasa toko Buku lokal Politics and
Prose serta alat Esspresso Book Machine,
bisa dibilang aku jatuh cinta pada alat praktis yang bisa menghasilkan sebuah
buku dalam waktu yang kilat. Aku berpikir bahwa sebaiknya perusahaan percetakan,
toko buku, perpustakaan, kampus dan bahkan sekolah di Indonesia harus memiliki
mesin canggih ini. Espresso Book Machine
bisa dioperasikan dengan mudah dan pelanggan bisa mencetak bukunya sendiri,
hanya membawa file dalam format word yang kemudian diubah menjadi bentuk pdf,
lalu bisa memilih desain cover
seperti yang diinginkan dan voila
siap dicetak!
Mesin yang mengusung empat kelebihan; fast, economical, minimal operation, library
quality bisa menjadi solusi, tak hanya penulis tapi juga pendidik atau
mungkin bisa dijadikan sebuah penyukses ide romantis, untuk menghadiahkan
keluarga atau pasangan dengan sekumpulan kenangan indah dalam bentuk tulisan
tentang kenangan, tentang apa yang dipikirkan, karena ada hal-hal yang tak bisa diucapkan lidah tapi mampu dituliskan
dengan penuh makna.
Contoh Administrasi Mengajar |
Berprofesi
sebagai guru dan juga mencintai kegiatan menulis membuatku berpikir bahwa alat
ini akan mempermudah kami dalam pekerjaan, sebagai guru misalnya kami dituntut
untuk membuat perangkat mengajar yang terdiri dari kumpulan silabus dan
Rancangan Perangkat Pembelajaran, hingga melengkapi administrasi mengajar kami.
Tuntutan menjadi guru professional membuat kami seharusnya mampu minimal
mencetak text book atau menulis karya
ilmiah, hanya saja sayangnya text book
saat ini yang tidak membuat siswa tertarik untuk membacanya, karena hanya
berupa lembaran sederhana yang dijilid seadanya.
Novelku yang akan terbit Oktober |
Di jaman sekarang ada yang namanya jasa
online self publishing hingga saat ini
tak sulit untuk seseorang menjadi penulis dan dapat memiliki karya dalam waktu
singkat. Tapi saya pribadi sebagai penulis lebih memilih untuk bekerjasama dengan
penerbit major untuk mempublikasikan
karya saya. Bermula dari hobi menulis yang hanya ditulis di buku catatan yang
hanya dibaca teman-teman saya di jaman SMA, menulis di blog mengikuti loma
menulis dan memenangkan lomba menulis sampai mendapatkan tawaran menerbitkan
buku membuat saya berpikir betapa beruntungnya saya, karena banyak teman-teman
harus melewati banyak tahap untuk masuk ke penerbit major.
Membahas tentang menulis dengan
penerbit major maupun self publishing, bahwa ada alasan
tertentu kenapa seseorang memilih self
publishing alih-alih penerbit major,
karena tidak melulu alasan ditolak penerbit major
memuat seseorang memilih jalur indie,
bisa jadi karena idealism ataupun
juga karena ada beberapa kelebihan menerbitkan indie yang tidak di dapat
melalui penerbit major, karena
melalui self publishing seseorang
bisa menjadi a writerpreneur, yeah not
only a writer, but also an entrepreneur.
Akan tetapi ada streotipe di masyarakat yang bahwa kadang buku yang diterbitkan
secara self publishing mendapat
apresiasi yang kurang bagus karena misalnya kualitas editing yang dipertanyakan
atau karena harga mahal, biasanya buku self
publishing dijual secara online
dan membutuhkan ongkos kirim ke daerah hingga harganya menjadi lebih mahal,
atau juga kualitas isi buku tidak sesuai standar, tapi untuk masalah yang
terakhir saya kurang setuju karena ada beberapa teman-teman penulis yang
memilih jalur indie justru merupakan
penulis-penulis hebat, misalnya teman-teman di Kampung Fiksi yang sudah
menerbitkan buku-buku keren
Setelah menonton video di Youtube
tentang mesin canggih ini saya berpikir bahwa seandainya di Indonesia terdapat Espresso Book Machine, mungkin banyak
penulis pemula yang akan membuat buku sendiri dengan alat ini kemudian akan
dikirimkan ke penerbit major dan
mendapat sambutan yang lebih baik, karena buku tersebut dikemas dalam kemasan
menarik jadi memudahkan editor untuk membacanya, walaupun ada banyak kriteria yang
harus dipenuhi untuk bisa menerbitkan sebuah buku. Selain itu dengan adanya
mesin ini minat masyarakat dan juga anak-anak sekolah maupun mahasiswa untuk
menulis menjadi lebih tinggi karena kemudahannya, sehingga … ketika suatu
bangsa mulai menulis otomatis bangsa itu akan melangkah menuju kemajuan yang
lebih baik. Well, pada akhirnya saya
ingin sedikit berkhayal, seandainya sekarang saya bertemu Jin dari lampu Aladdin
maka permintaan pertama saya adalah; Espresso
Book Machine! Karena akan memudahkan dua profesi saya, sebagai guru dan
juga sebagai penulis J
ikutan lomba blog kayak mbak juga ah :D
BalasHapus*toooosssss* eh iya udah liat postinganmu kok de' :) wish u luck :)
HapusWiw! keren... berapa duit ya cit..
BalasHapusKalo patungan belinya bisa tuh.
belom tau harganya berapa, ayo patungan :) hehehe
BalasHapus