Date a girl who reads

Date a girl who reads

Rabu, 03 Oktober 2012

The Triangle



Juni, 2011
Kejora
          Pelajarannya adalah; jangan pernah mengambil keputusan besar saat kamu sedang jatuh cinta! Itulah nasehat yang seharusnya kuteriakkan pada diriku sendiri.
Sekarang aku menatapnya, pria yang tadinya kupikir benar-benar kucintai, tapi mungkin dia tak lebih dari sekedar obsesi. Kesalahan terbesarku adalah, yeah…kupikir aku jatuh cinta, dan dengan cinta segalanya akan berubah menjadi indah.
“Kejora…” Alfan memanggil namaku pelan, selalu begitu, lidahnya tak pernah terbiasa memanggilku dengan sebutan lainnya, sewaktu-waktu kadang aku ingin dipanggil dengan kata sayang.
Aku menatapnya dengan malas, aku ingin merobek kertas seharga lima ribu Dollar, hadiah ulang tahunnya untuknya, paket wisata mewah ke pulau Moyo, kami memerlukan liburan, kami sudah bekerja terlalu keras selama ini, okay diralat…dia yang bekerja terlalu keras, dan aku hanya terlalu lama menjadi pengangguran terselubung di sini, di sebuah kecamatan kecil di suatu tempat yang lebih nyaman kusebut antah berantah, di sini dokter gigi tak terlalu laku, kalah pamor dibanding tukang gigi.

“Saya tidak pernah memaksa kamu untuk mengikuti saya, saya hanya…”
“Jadi kamu tidak memperdulikan pengorbanan aku?” Aku menyesal, mengikutinya kemari, dan di sini kami bahkan tidak ditugaskan di kecamatan yang sama. “Aku mengikuti kemanapun kamu pergi karena aku cinta sama kamu, sayang sama kamu, kapan sih kamu pernah mengerti?” inilah kesalahanku, jatuh cinta padanya atau mungkin ….sekarang ini tak lebih dari sekedar obsesi, dulu aku jatuh cinta setengah mati, dan ketika aku mendapatkannya ternyata dia tak setinggi ekspektasi yang aku punyai, dia mencintai pekerjaan mulianya dan mengabaikan gadis yang sangat mencintainya!
“Saya tahu kamu tidak mungkin betah berada di sini, dan berkali-kali saya katakan, kamu tidak usah ikuti jejak saya, kamu nekat setelah lulus kuliah mengikuti tes PNS dan terjebak di sini, saya dari kecil bercita-cita jadi dokter karena ingin mengabdi dan melayani masyarakat, berbeda dengan kamu, Kejora, kamu hanya…”
“Cewek manja dengan orang tua kaya yang suka hidup bermewah-mewah!” aku menatapnya tajam. “Dan kamu akan bilang bahwa… kamu harus mencari beasiswa kesana-kemari hingga jadi kayak sekarang ini, kapan kita berhenti dengan drama cewek kaya yang jatuh cinta dengan rakyat jelata? Kita sama! Aku cinta sama kamu dan sudah, itu cukup! Jangan bahas apa-apa lagi! kamu terima kado ulang tahun, dan ayo kita nikmati liburan kita, nyaris setahun di sini, dan aku hampir gila!” aku menjambak rambutku sendiri, Alfan menggeleng-gelengkan kepalanya, wajahnya terlihat menyesal.
“Kamu yang memerlukan liburan, dan silahkan. Saya menghargai kemurahan hati kamu, tapi saya tidak bisa menerimanya, itu terlalu berlebihan buat saya, lagi pula pekerjaan tetap tidak bisa saya tinggalkan.” Alfan mendekat, dan menatapku, dia selalu tahu cara meluluhkan hatiku, binar matanya yang indah selalu bisa mencairkan keras kepalaku. Frustasi berubah menjadi sedih, apa yang bisa kulakukan? Sampai saat ini aku tidak tahu harus melakukan apa untuknya…apapun yang kulakukan seolah tak pernah dihargainya.
“Saya antar kamu pulang ya, dan mungkin kamu bisa meminta salah seorang temanmu untuk menemanimu berlibur” dia berbicara dengan lembut, terdengar manis tapi tetap saja menyakitkan.
Lama aku menatapnya, tajam tapi kian lama kian buram, aku juga merasakan bola mataku yang makin lama makin basah, sebentar lagi aku akan menangis, antara marah dan kecewa. Aku frustasi dengan keadaan ini, tak ada yang bisa kulakukan selain berjalan keluar dari rumah dinasnya, dan sebelum masuk mobil dan Alfan berdiri tepat dibelakangku, aku bicara dalam nada tak menyenangkan “Teman? Aku kehilangan mereka sejak menyusulmu ke antah berantah!” setelah itu aku membanting pintu mobil dan menempuh jarak 1, 5 jam menuju rumah dinasku yang apak!
         
***
          Tanpa teman, tanpa pacar, tanpa pekerjaan yang bisa dilakukan, aku begitu kesepian. Puskesmas tempatku bertugas begitu sepi untuk hal yang bisa kutangani, sempat dulu ingin membantu tugas perawat yang begitu kerepotan melayani para pasien, bukannya membantu aku malah merecokinya. Belum lagi omongan mereka yang tak habis pikir tentang apa yang kulakukan semasa kuliah, meraka berpikir aku tak kompeten, yeah mereka tak sepenuhnya salah, tapi aku juga tak setolol yang mereka kira. Aku bisa jika aku mau, tapi … siapa sih yang pernah datang kepadaku?
          Di saat seperti ini aku  memilih berlari ke dunia maya, sibuk dengan blog Fashionku, dan setelah itu aku iseng mengecek email dan tak kukira, sebuah email dari CouchSurfing masuk untukku.

Mikolaj Kalinowsi

                   June 31st, 2011- 5:19 am

          Hello my name is Nick and I am traveling around the world. I am hitchhiking (from Poland, through Eastern Europe, Middle East, South Asia, China, SE Asia to Thailand and then, down, South East; no flight). Now, I am in Bali Indonesia. My next destination is going to be in Sumbawa.
          Ever since the beginning, my journey, has been about experiencing rather than seeing the pictures in front of, say the Statue of Liberty J. I love learning from other people and spending as much  time as possible with them so that I can see what experiences and stories other have to share. Would you mind hosting me for a couple of days in your place? Starting on 3rd July until, say 5th July? I am hoping to hear from you . My Indonesian phone number is 08238867XXX I would appreciate if you could text me whether you accept or reject  because I don’t know if I manage to get online in the next couple of days.

                   Yours

                   Nick

               
          Kuhubungi Nick dan mengatakan bahwa aku tak bisa menampungnya di rumah dinasku, karena rumah dinasku tak jauh lebih nyaman dari sleeping bagnya, tapi aku punya penawaran lebih baik, liburan mewah di lokasi wisata paling indah di pulau ini. Ternyata, hariku tak begitu buruk, sekarang aku tahu dengan siapa aku harus berlibur.

Mikolaj
          “Wherever  you go, if my heart was a house…you’d be home” kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya, dia sendiri terkejut tapi aku mengerti ucapannya mewakili hatinya.
Sejak awal kami memiliki kesepakatan, kami hanya rekan seperjalanan untuk menikmati liburan; dia ingin membunuh kebosanan dan aku. . . yeah, cuma seseorang yang memang tergila-gila pada alam dan akan kulakukan segalanya untuk bisa menikmati setiap sudut dunia; hutan, gunung, samudera. Tak terbayangkan sebelumnya bahwa pada akhirnya sebuah rencana bercinta dengan alam membuatku jatuh cinta pada seorang wanita dan menikmati… well ya! Sebut saja something like a super honeymoon!
Aku tersenyum  padanya dan mataku menatap ke dalam matanya, tatapan biasa yang begitu sulit untuk kulakukan. Mata adalah jendela jiwa, dan aku berusaha keras agar dia tak melihat jauh ke dalamnya.
“Aku tak memiliki rumah, aku pergi dari satu tempat ke tempat lainnya. Aku tak ingin menetap” aku baru saja menipunya dan lebih dari segalanya aku mendustai diriku sendiri.
Dia menunduk, lalu menggelengkan kepala dan tertawa. Derainya tak alamiah.
“Mikolaj” dia memanggil namaku. Tak ada yang pernah melafalkan namaku dengan cara begitu, selain…almarhum Ibuku.
“Nick” aku mengoreksi, agar terdengar lebih biasa seperti mereka yang lainnya. Sebenarnya Mikolaj adalah bentuk Polsky dari Nicholas. “Aku lebih suka kamu memanggilku begitu” Aku tersenyum padanya.
Ada keraguan dalam ekspresinya, tapi pada akhirnya bibirnya membentuk garis melengkung indah yang membentuk senyum.
“Sepertinya ada yang harus kita perjelas di sini” ada keraguan dalam suaranya.
Aku mengangkat bahu, kuharap dia akan menganggap apa yang tak seharusnya terjadi di antara kita hanyalah sebuah, yeah something like a stupid mistake!
Pada akhirnya kami memilih diam tak ingin melanjutkan obrolan yang akan begitu menyakitkan. Jadi,kami  hanya duduk di sini, di alam  terbuka yang berpayung langit berbintang, menikmati alam dari tepian dermaga. Pura-pura menikmati apa yang semesta sajikan untuk kami, sementara masing-masing dari kami mengetahui bahwa ada rasa yang sedang berperang di hati.
 Kaki-kaki kami melayang di permukaan air yang seharusnya, sejuk dan segarnya menenangkan. Aku membiarkan diriku menghirup aroma alam liarnya yang luar biasa eksotik, tapi entah mengapa aku merasa hampa. Seharusnya, suasana  penuh kedamaiannya bisa menentramkan. Dan dari kejauhan aku mendengar suara binatang malam liar sedang bersenandung merdu, layaknya kidung suci para bidadari, tapi nyanyian itu membuatku perih.
Seandainya aku masih bisa  menikmati alam seperti biasanya, seandainya pesona alam ini tidak dikalahkan pesona wanita muda menawan yang sekarang membuatku gila, Oh Tuhan aku bisa saja memilikinya, tapi … lingkaran mungil di jarinya membuatku patah hati..dan walaupun memang ada kemungkinan tapi…itu artinya aku harus merusak mimpi untuk mengunjungi seribu negeri.
          Aku tak tahan lagi, makin lama suasana ini akan berubah menjadi perih mungkin ada baiknya untuk langsung menghancurkannya tepat di inti. Agar saat semuanya berjalan lebih jauh nanti takkan ada yang tersakiti.
          “Oh God! Moyo Island is a slice of Indonesian Island Paradise!”Aku membuka suara, gadis itu menatapku, Kejora…nama yang seindah wajahnya walau aku tak mengerti artinya tapi saat suaraku melafalkannya aku memiliki satu lagi alasan untuk jatuh cinta.
          “Kita hanya terbawa suasana…setuju denganku?” dia mengerling, tapi sorot kesedihan tetap terpancar dimatanya yang bening.”
          Aku mengangguk. Ragu.
          “Well, tahukah kamu…segala keindahan ini” pandangannya menuntunku untuk menatap sejauh mataku sanggup memandang, segalanya indah. “Turquoise sea and luminous sapphire sky…kutemukan di matamu” saat dia menatap mataku, kualihkan pandanganku “dan..binarnya sehangat cahaya matahari pagi” dia menambahkan.
          “Kejora…my Paradise Princess, bagaimanapun juga aku berhutang liburan yang sangat indah…dan aku merasa bahwa apa yang terjadi diantara kita hanya sebuah permainan yang menyenangkan” aku berkata cepat agar maknanya tak menyentuh perasaan terdalamku. “Well yeah, ini malam terakhir kita di sini, aku akan melanjutkan perjalananku ke Tambora dan …”
          “Aku akan kembali ke neraka” dia tertawa.
          Aku ikut tertawa bersamanya.
          “Ada kata perpisahan yang ingin kau sampaikan?” dia memberi penawaran.
          “Kocham Cię” bisik hatiku “Pożegnanie” ucap bibirku.

Alfan
Maret, 2012
          Bagaimana bisa tak mencintainya?
          Kejora.
          Bintang paling terang.
          Salah!
          Kejora hanyalah sebuah planet, disebut Venus yang adalah salah satu Dewi dalam mitologi Romawi. Dewi cinta, Dewi Kecantikan…
          Kejora itu kini ada di hadapan saya, meredup, karena memang tak memiliki cahayanya sendiri, cemerlangnya hilang karena pengkhianatan yang menyakitkan, tapi kini saya pasrahkan untuk melupakan. Hati saya terluka tapi bahagia di saat yang sama. Terluka melihatnya tak berdaya, bahagia melihat dipelukannya ada sebagian dari dirinya.
          “Maafkan aku…” kata-kata itulah yang hanya bisa dibisikkannya. Saya ingin marah tapi lebih merasa terluka.
          Bayangannya yang mulai mengabur, seperti pemandangan di balik kaca berembun.
          “Dia cantik…” Kejora berbisik lagi, lebih kepada bayi mungil yang kini ada di pelukannya. “Matanya indah seperti warna langit dan lautan”
          Saya bisa apa selain mengangguk?
          “Mau menjaganya?” dia meminta…
          Apa saya bisa menolak?
          “Maaf…” kata itu terasa menyakitkan.
          Saya  mendekapnya, mereka, dalam pelukan.
           “Namakan dia seperti namaku, dan berikan dia nama belakangmu” dia membelai lembut bayinya, mencium keningnya berkali-kali, lalu menangis, dan mulai bernyanyi lirih…” Kupandang langit penuh bintang bertaburan. Berkelap kelip seumpama bintang berlian. Tampak sebuah lebih terang cahayanya. Itulah bintangku Bintang Kejora yang indah selalu”
          Suaranya perlahan menghilang seperti suara lagu lama di kaset pita, lalu benar-benar hilang, bersama cahayanya, bersama nafas hidupnya.

Keterangan:
Kocham Cię: Aku mencintaimu
Pożegnanie: Selamat tinggal



         

         
            

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar