It’s a pure Fiction. it's a novel. It's inspired by a lot of
things.
It isn't speaking to some deeper truth
***
Salah
satu hal yang membuatku merasa bersalah belakangan ini adalah aku tak sempat
menulis untuk blogku, dan mengingat apa yang terjadi di tahun kemarin, ya ampun
aku sangat produktif menulis di tahun 2012, dan di tahun ini aku hanya mengawalinya
dengan sebuah artikel dan (dengan nekat dan Oh
thanks God) sebuah novel (aku selalu berharap punya waktu tak terbatas atau
energi yang tak ada habisnya, dengan begitu aku bisa melakukan segalanya dengan
mudah) tapi tetap saja aku menulis lebih banyak tahun kemarin.
Tak perlu membandingkan tahun lalu
dan tahun ini, dan sebenarnya ini juga bukan alasan yang tepat, aku terlalu
sakit dan terlalu sibuk, tapi sekarang semua baik-baik saja. Kali ini aku ingin
bercerita tentang novel yang baru saja aku tulis; Edelweiss (sebenarnya aku
menulis ini bulan lalu dan baru sempat membahasnya di blog)
Biasanya aku memposting novelku
langsung di blog tapi maaf untuk Edelweiss aku tak bisa karena aku mempersiapkannya
untuk .....tebaklah! Tapi yeah baiklah akan
kuceritakan sedikit tentang Edelweiss, tapi seperti kukatakan di awal bahwa It’s a pure Fiction. it's a novel. It's
inspired by a lot of things. It isn't
speaking to some deeper truth. Jikalau ada diantara kalian yang merasa sebagai
si tokoh (ini berlaku untuk teman-temanku, jika kamu merasa bahwa si tokoh
adalah kamu, tapi kamu harus tahu aku hanya mencomot sebagian dari diri kamu,
well aku pernah berjanji membuat tokoh seperti kamu dan yeah kini aku menepati
dan… untuk tokoh Edelweiss aku seperti menumpahkan gadis-gadis penghuni pondok
Edelweiss dan mencampurkannya menjadi seorang gadis, FYI: Edelweiss adalah nama
kos-kosanku di Mataram, dan kota Mataram jadi setting untuk novel ini, ya ampun aku merindukan Mataram dan
kehidupanku di sana)Oooopss baiklah inilah sedikit ringkasan ceritanya;
Bercerita
tentang gadis 24 tahun bernama Edelweiss (Del) yang ingin membekukan masa
remajanya dan menolak untuk menjadi dewasa.
Del seorang pegangguran yang tinggal di kota Mataram (Lombok) hanya
memperoleh penghasilan dari hasil menyewakan lantai bawah rukonya kepada
sepasang suami istri Yovie dan Meidy yang membuka sebuah café.
Del
tipikal gadis yang suka bersenang-senang, penggila musik Punk Rock, pecinta
dongeng Dr. Seuss, member aktif dari Couch Surfing (sebuah situs semacam hospitality exchange situs wajibnya para
backpacker nih), hobi bangun siang dan
membuat kerajinan tangan, serta menginginkan kehidupan tanpa beban, hingga dia
menyadari waktu terus berjalan dan tak lagi banyak tersisa saat sahabatnya,
Anyelir (Anye) akan menikah dan dia kedatangan tamu tak diundang, Jonas, Pria
Eropa yang menghabiskan masa kecilnya di Bali yang juga adalah pacar Eropa dari
Cattleya (Leya), sahabatnya yang memiliki hidup hampir sempurna. Masalah
diperparah dengan kenyataan bahwa dia harus bersembunyi dan menghindari pria
bernama Gatra sementara dia kebingungan dan tertekan dengan sikap pacarnya,
Aliyan, yang sering mengabaikan keberadaannya. Aliyan bahkan lebih mencintai
gitar bassnya.
Segalanya
berubah ketika Leya memanfaatkan Del untuk menyelamatkan kisah cintanya dengan
Angga, pacar lainnya. Leya mengakui Del sebagai pacarnya Jonas untuk
menghindari kecurigaan dari Angga. Del yang sejak awal membenci Jonas (karena
sebuah alasan konyol, Jonas memotret Del yang sedang mengompol) justru terkejut
dengan fakta bahwa justru Del-lah yang menjadi alasan Jonas datang ke Lombok,
alih-alih Leya. Aneh tapi masuk akal karena secara tak sadar (dan juga karena
kebodohan Leya) Jonas tertarik setelah melihat video monolog gadis itu, video
yang sebenarnya ditujukan untuk Leya ketika Leya kuliah di Eropa dulu
(selanjutnya…ditunggu aja ya J
)
Maaf
tak bisa bercerita banyak tapi yang jelas novel ini aku persembahkan untuk
Edelweiss, sebuah tempat yang paling aku rindukan, tempat yang membuat aku menangis
saat aku meninggalkannya L
.
Salah
satu inspirasi dari novel ini adalah band Punk Rock legendaries Ramones! Membacanya
mungkin akan membuatmu bernyanyi, menangis dan tertawa, dan bersyukur tentang
impianmu (walau sekecil apapun) yang telah berhasil menjadi kenyataan serta
tentang beruntungnya kita yang memeiliki sahabat-sahabat perempuan yang
menginspirasi yang memberi arti bagi segala hal yang terjadi dalam hidup kita, hal
terpenting lainnya adalah tentang kekuatan cinta, yang membuat kehidupan terus
berjalan.
And in the and I just wanna say, without
u inspiring me from the beginning I wouldn't have been able to write anything,
thank u my Megale Idea :)
tetap menulis, citra!
BalasHapusmbak Phy juga ya :)
Hapuscomplicated gitu yah ceritanya..
BalasHapussmoga bs nyelesein :D
ceritanya udah selesai kok hehehehehe :)
Hapus