Date a girl who reads

Date a girl who reads

Senin, 01 Juli 2013

[Review Novel] Always be in Your Heart

Add caption



Judul                : Always be in Your Heart (Pulang ke Hatimu)
Penulis             : Shabrina Ws
Penyunting       : HP Melati
Proofreader     : Yunni Yuliana M
Penerbit           : Qanita


Kadang untuk membuktikan cinta sejati, diperlukan sebuah  perubahan besar, dimana; jarak, waktu, dan keadaan menjadi pengujinya.
Marsela:
Aku selalu menantimu dari matahari di timur, matahari di barat hingga terbit lagi. Aku telah melewati musim yang berganti berulang kali. Tapi kau tak pernah hadir di sini. Kini sepuluh tahun kulewati, aku tak yakin lagi, bahkan pada hatiku sendiri.
Juanito:
Siapakah kita, ketika pada akhirnya sejarah telah berbicara. Bahkan sungai bisa saja berubah muara. Sekuat apapun aku bertahan, sepuluh tahun telah mengubah banyak hal. Dan nyatanya, keadaan memang tak lagi sama.

***

Aku bersyukur membaca novel ini. Shabrina Ws dengan sangat baik membuat kita kembali mengingat salah satu peristiwa sejarah yang sangat penting bagi dua negara Indonesia dan Timor Timur. Sejujurnya aku suka latar belakang ide dan cara bercerita di novel ini juga cara penulis bercerita. Prolog dibuka dengan sudut pandang Lon dan diakhiri dengan Epilog oleh Royo, perlu diketahui baik Lon atau Royo adalah seekor anjing yang menyaksikan bagaimana sejarah mengubah sebuah kisah cinta yang nyaris saja indah.

Kisah cinta normal yang indah, dimana dua remaja bertetangga, saling mengenal sejak kecil hingga dewasa kemudian menyadari bahwa mereka sama-sama menyimpan perasaan yang serupa. Pada awalnya aku ingin mengambil kesimpulan bahwa cerita ini sempurna tapi membosankan, karena kisah cinta yang sebenarnya memerlukan semacam ujian, tapi siapa yang mengira ujian mereka hadapi harus sebesar ini. Perpisahan menjadi pilihan, ketika rasa nasionalisme mulai dipertanyakan.
Aku harus bilang bahwa aku tak ingin membahas bagaimana ceritanya, karena kau sendiri harus membacanya untuk tahu bagaimana rasanya menanti dalam ketidakpastian, bagaimana ketika hati tak lagi memiliki kepercayaan, dan kesetiaan seperti kata yang mencoba menguatkan tapi sebenarnya kita tahu bahwa itu hanyalah bentuk kesia-siaan. Tak mudah, tapi begitulah kehidupan.
Aku suka efek yang diberikan oleh buku ini, aku seolah diberi kesempatan untuk merasakan bagaimana rasanya mencium aroma kopi Ermera, bagaimana hangatnya matahari di sana, apakah sehangat senyuman dan kebersamaan dalam rasa kekeluargaan? Lebih dari segalanya buku ini menunjukan pesan moral yang baik, tidak tokoh antagonis tak masuk akal, tidak ada konflik dangkal sekelas posesif atau cemburuan. Buku ini juga menggambarkan bagaimana sikap toleran bisa memberi dampak baik bagi kehidupan.
Dan pada akhirnya harus kukatakan bahwa buku ini sangat layak, buku ini tak hanya bercerita tentang cinta antar dua manusia, tapi pada tanah air dan juga pada prinsip kuat dalam hati serta bagaimana cinta antar saudara (walaupun mereka bukan manusia). Kalaupun ada hal yang harus aku sayangkan dari buku ini, hanyalah cover-nya. Akan lebih baik jika aku menemukan Lon dan Royo di sana, selain itu adalah berat sekali bagiku untuk tidak jatuh cinta pada tokoh Randu, ingin mengenal Randu? yeah harus baca dulu. Rating untuk buku ini? Tiga bintang; untuk pesan moralnya, untuk teknik bercerita penulisnya yang rapi, dan satu lagi untuk ide cerita berdasarkan fakta sejarah.

Quote favorite dari buku ini:
"Tuhan menitipkanmu pada Apá. Tapi tidak setiap saat Apá bisa mengawasimu. Jadi, kamu ingat selalu pesan Apá. Kamu boleh berteman dengan siapa saja, tapi kamu tidak boleh membiarkan seorangpun menyentuhmu. Meski itu hanya tanganmu. Tidak juga Juanito! Dirimu adalah harta untukmu, maka kamu harus jaga baik-baik harta itu.”

2 komentar:

  1. Terima kasih Mbak, sudah baca. Terima kasih juga untuk reviewnya :)

    BalasHapus
  2. extraordinary mbak ceritanya, :) *setia

    BalasHapus