Date a girl who reads

Date a girl who reads

Senin, 29 Desember 2014

[Novel Reviews] Eleanor and Park: Kisah Cinta Remaja Tahun 80-an yang Menawan



Judul Buku                           : Eleanor & Park
Jenis Buku                            : Fiksi
Penulis                                  : Ranbow Rowell
Alih Bahasa                          : Sofi Damayanti
Desain dan Ilustrasi Cover   : Expert Toha
Penerbit                                : Phoenix
Cetakan                                : I November  2013
Tebal                                    : 422 halaman
ISBN                                     : 978-602- 7689-49- 7



Eleanor itu gendut. Dirinya pun berpikir dia begitu... Sebenarnya dia tidak segendut yang dipikirkannya. Pikirnya, pasti aku tidak semenjijikan itu.
Bono, vokalis U2, bertemu dengan istrinya di SMA, kata Park.
Begitu pula Jerry Lee Lewis, jawab Eleanor.
Aku tidak bercanda, Park meyakinkan.
Tentu, Eleanor menambahkan, kita ini 16 tahun.
Bagaimana dengan Romeo dan Juliet?
Dangkal, bingung, lalu mati.
Aku mencintaimu, Park mengatakan.
Karena itulah..., jawab Eleanor.
Aku tidak bercanda, katanya.
Kamu memang tidak boleh becanda....
***

            Sebagai pembaca saya kecewa dengan cover yang tidak menunjukkan isi buku. Eleanor terlihat genit sementara Park terlihat seperti anak jalanan pemberontakan. Itu berbanding terbalik dengan apa yang diceritakan di halaman-halaman dalam buku ini. Kekecewaan saya yang kedua adalah pada terjemahan yang membuat saya kesulitan, buku remaja yang ringan tetapi terlalu sulit dicerna karena kurang luwesnya penerjemah dalam mengadaptasi buku ini. Hanya saja karena buku ini adalah buku terbaik pilihan pembaca Goodreads, okay tidak ada salahnya memaksa diri untuk membaca habis buku ini, dan yah, ceritanya menarik, walau saya menolak untuk membicarakan akhirnya.
Ada dua karakter yang menjadi judul dari buku ini yang saya bahas, tapi perlu saya ingatkan jangan kacaukan imajinasi dengan menganggap kedua tokoh novel ini sama dengan sepasang remaja di sampul depan bukunya.

Eleanor. Adalah tipikal anak rumit yang lahir dari kekacauan pernikahan kedua orang tuaanya. Setidaknya ibunya bertanggung jawab, walau ayah tirinya membuatnya gila. Nyaris sama dengan ayah kandungnya yang tak bisa berperan sebagai orang tua. Sementara dia juga harus berbagi segalanya dengan adiknya yang banyak. Secara fisik Eleanor tak menarik; gendut dan berambut merah megar. Park menyebut Eleanor dengan: Dia tidak pernah terlihat cantik. Dia terlihat seperti seni, dan seni tidak harus terlihat cantik, melainkan membuatmu merasakan sesuatu.” (halaman 211)
Park. Berbanding terbalik dengan Eleanor. Park cukup bahagia dalam keluarga campuran Korea-Amerika. Jika Eleanor sarkastik maka Park sangat menarik, selain karena dia anak setengah Asia dan Park salah satu cowok populer di sekolahnya.
Cerita dimulai ketika Eleanor harus masuk sekolah baru dan Eleanor yang cerdas merasa bahwa lingkungan baru justru sangat melelahkan. Apalagi perjalanan pergi dan pulang sangat tidak mengenakkan, karena cowok Asia disampingnya yang seolah tak suka dengan kehadirannya. Namun waktu mendekatkan mereka berdua. Di sinilah PDKT ala tahun 80-an mulai terasa. Mereka saling mendekat setelah diam-diam Eleanor ikut mengintip komik Park, hingga mereka saling berbagi headset untuk mendengar lagu, hingga tak sulit ditebak keduanya saling jatuh cinta. Cinta tak mudah apalagi untuk sepasang remaja dengan latar belakang berbeda. Tapi percayalah buku ini tak dangkal.
Membaca novel ini juga membuat saya mau tak mau terbawa suasana. Turut merasakan perasaan Park yang menyukai perempuan ‘aneh’ semacam Eleanor yang seperti benda seni, tidak cantik tapi membuat kita merasakan sesuatu. Sebagai remaja seharusnya Park bisa jadi panutan, Park bahkan lebih bertanggung jawab dibanding Richie, si ayah tiri Eleanor bahkan juga ayah kandungnya sendiri. Mungkin hal ini karena peran ibu Park dalam membesarkannya, bagaimana keluarga dengan dua budaya berbeda mengajarkan toleransi pada anaknya. Setidaknya walau Eleanor tak bahagia dalam kehidupannya, tapi Park mampu membawakan kebahagiaan manis itu untuk Eleanor, tapi bagaimana dengan kebahagiaan Park sendiri? Bukankah yang terpenting dari bahagia itu adalah kebahagiaan dari orang yang kita cintai? Begitulah Park.
Walau ini novel remaja, namun saya tak bisa menyangkal bahwa ada kalanya remaja harus mengambil keputusan yang seharusnya menjadi jatahnya orang dewasa. Novel ini memberikan pelajarannya. Yang paling saya sukai dari novel ini adalah bagaimana gaya remaja 80-an dalam berpacaran, mereka berbagi buku dan musik kesukaan, sederhana tapi romantis dengan kadar yang cukup. Novel ini membuat belajar dan juga memberitahu bahwa ada porsi secukupnya yang hanya boleh dinikmati oleh remaja. Dan remaja harus mempersiapkan hati yang tangguh dengan mengerti bahwa dalam realita tidak ada bahagia selamanya.
Tentang Penulis: Rainbow Rowell adalah penulis Attachments dan Fangirl. Ketika dia tidak menulis, dia terobsesi membuat karakter lain, rencana perjalanan ke Disney World, dan berdebat tentang hal-hal yang tidak terlalu penting dalam skema besar. Kini ia tinggal dengan suami dan anaknya di Ohama, Nebraska.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar