Aku
jatuh cinta padamu pertama kali, saat melihatmu menari dengan latar belakang
langit berkembang api, kamu pergi menahan benci-meninggalkanku sendiri juga
karena kembang api, setelah segalanya terjadi, izinkan aku kembali menjadi
kembang api untuk menebus luka hati yang perih.
Cowok
keren yang baru berusia 18 tahun minggu kemarin itu bernama Yufory, dulunya, dia
adalah penggila pesta dan hura-hura, mungkin juga gara-gara pengaruh namanya
yang berasal dari kata Euphoria, yang
berarti senang dan bahagia, yang
berlebihan.
Saat ini dia
benar-benar merasa jenuh dan bosan, tidak ada rasa kebahagiaan, padahal ini
menjelang liburan tahun baruan, dia
kelihatan gelisah bukan karena ada ketakutan kalau-kalau sang malaikat sampai
khilaf dan latah meniupkan sangkakalanya bersama para massa berterompet dalam
pesta penyambutan, perubahan satu detik yang mengganti masa. Ada rasa
bersalah ada rasa berdosa, yang membuatnya sangat marah bukan pada siapa-siapa
hanya pada dirinya, dia bahkan ingin menyakiti diri sendiri tapi itu takkan
merubah keadaan, takkan mengubah air mata Lupita, gadis yang disayanginya,
menjadi gelak tawa bahagia.
“Gue merasa
menjadi pecundang total tiap kali bayangan Lupita melintas di otak gue” ada
nada penyesalan saat Yufory mengatakan hal itu pada Gerry sahabatnya, sayangnya
Yufory curhat pada orang yang tidak tepat, Gerry beotak sesat, Lothario parah maha dahsyat.
“Apa yang
disesalin? Loe udah dapet yang loe mau! Certain ke gue, bagaimana pengalaman
pertama loe perawanin anak gadis orang?”
“Pemerkosaan
atas nama cinta itu tidak akan pernah bisa dimaafkan” bisik Yufory,
pada dirinya sendiri, tak ingin terdengar Gerry, karena dia tahu hanya akan mendapat
ejekkan lebih. Yufory pergi.
***
Kenangan itu datang lagi dalam bentuk film hitam
putih, Yufory dan otak penuh euphoria pestanya yang setengah tipsy di bawah
pengaruh fantasi biologi, benar-benar tak bisa berpikir jernih. Dia tak
menyadari bahwa gadis yang dicintainya itu menahan perih, ketakutan setengah
mati, merasa kotor tak lagi suci. Bersama nyala kembang api yang membelah
malam, dia menjadikan masa depan seorang gadis menjadi kelam, dia tahu diri dia
seorang jahanam, dia tahu diri bahwa dia kejam, tapi tak mau mempedulikan,
saatnya pesta dan bersenang-senang, tak mempedulikan sedu sedan, pikirannya
hanya melayang pada sebuah kenikmatan yang ditawarkan setan.
***
Berita itu datang
seperti sebuah terror mengerikan, padahal hanya beberapa kata dalam sebuah
pesan. seharusnya dia tak peduli dan
mengacuhkan, tapi bagaimanapun juga dia masih punya perasaan.
Lupita meninggal setelah melahirkan
Dia dan Bayinya tak bisa diselamatkan
Pesan itu sudah
basi, diterimanya berbulan-bulan lalu, tapi tak pernah dihapusnya, seperti rasa
bersalahnya yang takkan pernah terhapuskan. Seharusnya dia bersikap ksatria,
seharusnya dia berada di sana, mempertanggung jawabkan perbuatannya, bukan
berada jauh memakai topeng tanpa rasa bersalah.
***
Pesta
itu sempurna, pesta malam minggu menyambut tahun baru, diadakan di sebuah café
mewah yang berada di atas sebuah gedung tinggi tempat pemandangan kota terlihat
indah. Sayangnya sang raja pesta tak terlihat bahagia, memilih berdiri jauh di
sisi, memandang lepas di ke arah langit malam indah yang bertabur bintang dan
bercahaya temaram bulan.
Di tempat yang sama di tahun sebelumnya, dia masih menikmati
pesta dengan gadis yang dicintainya, dia merindukan gadis itu, tapi tak mungkin
lagi bersamanya saat ini, dia mengenang gadis itu dalam memori yang semakin
hari semakin memudar, yang menjadikannya tokoh antagonis bermuka iblis.
Dia benar-benar frustasi, karena sekarang memorinya bahkan
tak lagi bisa menampilkan bayangan sempurna wajah Lupita, dibenaknya kini,
bayangan itu tak lebih dari imajinasi transparan yang memuakkan. Yang
diiingatnya tentang gadis itu hanya satu, hanya tentang kecintaannya pada
kembang api; yeah dia gadis yang pernah
menari di bawah cahaya kembang api, gadis yang harus kehilangan harga diri di
bawah pesona kembang api.
Yufory marah, kesal, kecewa, ingin berteriak dan juga ingin
menangis, tapi tak kuasa untuk melakukannya, bahkan untuk menyesap sparkling wine-nya pun dia agak
tergetar, gelas kaca ditangannya kini melayang, jatuh dari genggamannya,
tertarik gravitasi bumi, dan pecah jauh dibawah sana. Dia tersentak saat
gelegar yang diikuti cahaya pecah di langit tinggi menghujam ke dalam hati yang
kini semakin sedih, tak bisa mengubah keadaan hanya bisa menyesalkan, tapi
setidaknya masih ada hal yang bisa dia lakukan, menjadikan diri sebagai kembang
api, bukan menyalakan indah cahaya di langit sana, tapi menciptakan genangan
darah di tanah yang sekarang berwarna merah. Yufory mendatangi Lupita untuk
menebus dosanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar