(Aimee)
Aku melewati
makan siang yang menyenangkan dengan Enzo, pacarku, walaupun belum ada
deklarasi cinta dari bibir nikmatnya, tapi yeah kami memang sering melakukan
aktivitas romantis bersama. Kami pasangan yang hebat, seperti Barbie dan Ken.
“Baby…” panggil Enzo, aku sedang
memisahkan isi piringku, menyeka yang tak boleh kumakan, aku tak boleh makan
lebih dari 800 kalori.
“Yeah?”
“Siapa cewek
itu?” Enzo menunjuk seorang cewek mungil yang duduk bersama ketujuh cowok
anggota kelompok paduan suara sekolah yang katanya bercita-cita membentuk
boyband, halo…dasar latah! Mereka Cuma sekumplan homo payah yang kebetulan
punya suara indah!
“Copelia”
jawabku singkat
“Anak mana?”
Aku mengangkat
bahu, kali ini aku sibuk mengecek handphone-ku
“Cantik”
katanya, ada seringai di wajahnya.
“Tapi lebih
cantik aku” protesku dalam nada sedikit tinggi
“Oh…okay” dia
terkekeh, terdengar tak begitu menyenangkan di telingaku. “Baby…are you
jealous?” sambungnya lagi.
Aku tak
menjawab, cuma menatapnya dengan tatapan tajam.
“Ingat, elo
siapa!” dia menyadarkanku tentang …yeah kali ini dia akan memperjelas “Kita
nggak punya status apa-apa” dia terkekeh mengejek. “Kalo-kalo kita ngelewati
waktu berdua, itu karena…kita memang harus menikmati apa yang harus dinikmati,
masa remaja, bersenang-senang, kegembiraan, tidak ada komitme apalagi kata
cinta,” Dia menepuk pipiku lembut dan berlalu, berjalan menghampiri gadis yang
segala kebencianku kini tertuju padanya.
Dia memang tak
bersalah, tapi aku selalu punya alasan untuk membencinya, dan juga membuat
hidupnya serasa di neraka, itu janjiku, bila Enzo pergi dariku dan berpaling
padanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar