(Enzo)
“Aimee, please…bisa kan kalo elo bersikap lebih menghargai diri elo
sendiri?” aku mulai gerah dengan tingkah laku cewek manja yang bersikap seperti
seorang gadis gampangan.
“Well
baby, kita menikmati kebersamaan kita” dia meletakkan tangannya dipundakku,
mencoba untuk memelukku, aku mengindar.
“Aimee, gue nggak nyaman! Okay! Bisa kita berhenti!” aku
melepaskan diri dari pelukannya, ini parkiran sekolah dan aku tak ingin
mendapat tuduhan melakukan perbuatan asusila di lembaga yang mengajarkan moral
dan budi pekerti, aku memang bajingan brengsek tapi aku belum gila.
Aimee memandangku marah!
Aku mengabaikan pandangannya yang tak
bersahabat itu
“Enzo…ini tentang kejadian minggu
lalu?” dia bertanya agak hati-hati
“Nope!”
aku tak mau mengingat kejadian memalukan itu, baiklah aku memang menyukai
atraksi kasih sayang yang melibatkan fisik dan emosi, tapi setelah ibunya turun
tangan dan mendapati bahwa anaknya adalah seorang cewek binal, bolehkah kutakan
bahwa aku berubah pikiran? Aku tak ingin terjebak terlalu jauh dengan cewek
labil seperti ini.
Sudah saatnya melepaskan diri, menjalani
hidup yang pasti, ini tahun terakhirku di SMA, aku juga tidak idiot, masa
depanku tak ingin kurusakkan dengan kesalahan bodoh masa remaja, hidupku
terlalu berharga untuk kuhancurkan. Saatnya memetakan hidup ke arah yang lebih
baik.
Aku keluar dari mobilnya, dan merasa
begitu bodoh. Aku lelaki gampang tergoda, baiklah kali ini tidak lagi.
Aku melangkah cepat tak ingin Aimee
mengikutiku lagi, tapi langkahku terhenti saat kulihat pemandangan tak biasa,
saat seorang gadis anggun bernama Coppelia tengah berbincang-bincang hangat
dengan tukang parkir sekolah, di tangannya ada kotak kue yang saat itu
diberikan kepada bapak tukang parkir yang tak pernah mendapat perhatian siswa
manapun di sekolah. Ada senyum terkembang di wajah pria yang mulai menua, bukan
karena usia tapi beban hidup yang di tanggungnya.
“Terima kasih neng Gadis” kata bapak
itu tulus.
“Aku senang kalo bapak ngabisin
kuenya, belum sarapan kan tadi di rumah? Besok aku janji deh bakalan bawain
bapak sarapan, kokiku pasti senang kalo kuminta dibikinin macam-macam”
“Iya neng iya, baiknya si neng, bapak
terima kuenya, terima kasih neng”
“Iya pak, aku masuk kelas ya, selamat
bekerja”
Tak mengira ada seseorang yang begitu
peduli sesama, sejak lama aku disini aku baru menyadari bahwa ada hal-hal yang
tak terlihat oleh mata. Saat itu kuketahui bahwa ada seseorang yang memang
tercipta begitu sempurna.
haha andai aku kayak si copelia, eh gadis haha. ya cantik, ya kaya, ya baik, ya punya papan tajir haha
BalasHapushmmmmmm seandainya seandainya ya, btw mang plg bagusx adalah jadi diri sendiri :D
BalasHapus