(Tiara)
Betapa
aku merindukanmu, berapa lama waktu berlalu? Terlalu lama, tapi aku bertahan
dan percaya bahwa kamu tetap ada, tidak meninggalkanku tidak pergi jauh,
keyakinan gila yang ternyata memang benar adanya.
***
Aku ingin bertanya, aku ingin marah,
tapi tak kuasa untuk mengungkapkannya, ada rindu tak tertahankan yang ingin
tertumpah begitu saja. Perasaan ini menguap sedemikian dahsyatnya hingga tak
bisa kutahan lagi. Mengapa harus dalam kondisi seperti ini? Kemanakah kamu
selama ini?
Aku memandang sekeliling ruangan sunyi
berwarna putih yang terasa begitu mengintimidasi, mencari-cari sosokmu,
bodohnya aku, kamu ada di depanku, diam membeku.
Betapa aku merindukanmu, berapa lama
waktu berlalu? Terlalu lama, tapi aku bertahan dan percaya bahwa kamu tetap
ada, tidak meninggalkanku tidak pergi jauh, keyakinan gila yang ternyata memang
benar adanya.
Aku masih mengingat sebuah surat yang
terkirim bersama Lily Putih yang cantik di minggu awal aku kehilanganmu,
menatap wajahmu membuat otakku kembali mengingat tulisan indah yang kutau itu
pasti tulisanmu…
Dear Tiara…
Apa
yang harus kukatakan untuk mengawalinya?
Selamat
tinggal ataukah maaf? Tak bisa memilih keduanya, aku disini menyayangimu dari
jauh. Itu saja, jangan tanyakan alasannya, karena aku takkan sanggup
mengatakannya. Jangan tanyakan dimana aku berada karena akupun tak ingin
mengetahuinya, dan yang pasti kaupun takkan mempercayainya.
Tiara…aku
akan merindukan banyak kata cinta dari pancaran indah matamu, tapi … aku harus
pergi…pergi tapi takkan pernah meninggalkanmu, aku telah mati, bila kau terlalu
putus asa bila tak mendapat jawabnya, tapi aku mati dalam diriku yang dulu,
mati tapi tidak pernah pergi, aku akan selalu hidup di hatimu, selama kamu
masih menginginkanku.
Sekarang segalanya benar, saat aku
melihat wajahmu tertidur dalam damai, kugenggam tangannya, yang sedingin es,
tapi entah mengapa sekarang mulai menghangat. Harapanku menjadi cerah sekarang,
keyakinan rapuhku memang tak terpatahkan, dan sumpahku kini harus terbayar, dulu
aku pernah berjanji, sesuatu yang pernah kuikat dengan sumpah di dalam hati,
saat kamu kembali aku akan melakukan sesuatu yang sudah kukuburkan…sudah tiba
saatnya untuk melepas kunci lidahku yang membisu, sudah waktunya untuk kembali
berkata-kata, untukku mengatakan hal yang tak pernah kuucapkan…
“Aku mencintaimu”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar