Date a girl who reads

Date a girl who reads

Sabtu, 24 Januari 2015

[Review] For One More Day: Satu Hari Dengan Orang Yang Kamu Sayangi Sebelum Memilih Mati


Judul Buku                              : For One More Day (Satu Hari Bersamamu)
Jenis Buku                               : Fiksi
Penulis                                    : Mitch Albom
Alih Bahasa                             : Olivia Gerungan
Desaian dan Ilustrasi Cover    : Eduard Iwan Mangopang
Penerbit                                   : PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan I                                : Desember 2007
Tebal                                       : 248 halaman
ISBN                                       : 979-22-3433-0
                                                 
            For One More Day adalah kisah tentang seorang ibu dan anak laki-lakinya, kasih sayang abadi seorang ibu, dan pertanyaan berikut ini: Apa yang akan kaulakukan seandainya kau diberi satu hari lagi bersama orang yang kau sayangi, yang telah tiada?
            Ketika masih kecil, Charley Benetto diminta untuk memilih oleh ayahnya, hendak menjadi "anak mama atau anak papa, tapi tidak bisa kedua-duanya." Maka dia memilih ayahnya, memujanya―namun sang ayah pergi begitu saja ketika Charley menjelang remaja. Dan Charley dibesarkan oleh ibunya, seorang diri, meski sering kali merasa malu akan keadaan ibunya serta merindukan keluarga yang utuh.
            Bertahun-tahun kemudian, ketika hidupnya hancur oleh minuman keras dan penyesalan, Charley berniat bunuh diri. Tapi gagal. Dia justru dibawa kembali ke rumahnya yang lama dan menemukan hal yang mengejutkan. Ibunya― yang meninggal delapan tahun silam―masih tinggal di sana, dan menyambut kepulangannya seolah tak pernah terjadi apa-apa.
***
            "Biar kutebak. Kau ingin tahu kenapa aku mencoba bunuh diri." Itulah kalimat pembuka dari Charles 'Chick' Benetto. Agak aneh bagi mereka yang tidak putus asa dan depresi untuk menginginkan mati ketika mereka diberi anugerah kehidupan. Chick ingin mati karena dia tenggelam dalam penyesalan dan rasa bersalah yang dalam― kepada Maria, putrinya, mantan istrinya Catherine, ibunya Posey Benetto dan lebih-lebih pada dirinya sendiri. Semuanya bermula dari pilihan yang diajukan sang ayah yang begitu dipujanya," untuk menjadi anak mama atau anak papa, tapi tidak bisa kedua-duanya." Dia memilih anak ayah, lalu ditinggalkan tapi tetap berharap untuk selamanya menjadi anak ayah walaupun harus menyakiti ibu yang begitu menyayanginya.
            Apa jadinya jika pria yang menggantungkan dirinya pada minuman keras sebagai pelarian dari masalah-masalahnya tiba-tiba mendapati dirinya tak mendapat undangan di hari pernikahan putri tunggalnya, Maria. Kesimpulan dangkal Chick menyebut dirinya tak layak untuk menjadi bagian dari kehidupan keluarganya. Singkatnya hal itu menghancurkannya, membuatnya merana, putus asa dan ingin menghentikan penderitaannya dengan satu jalan; kematian.

            Sayangnya Chick tak berhasil dijemput malaikat maut. Dia justru pulang ke rumah ibunya yang secara sadar diketahuinya telah meninggal delapan tahun yang lalu. Karena ada keterlibatan hantu di sini, kau bisa menyebut ini cerita hantu. Tapi, keluarga mana yang bukan sebuah cerita hantu? Berbagi kisah tentang mereka yang telah pergi adalah cara kita menjaga supaya tidak benar-benar kehilangan mereka.( halaman 245) di paragraf menjelang akhir ini aku menyimpulkan bahwa kemungkinan novel Mitch Albom yang berjudul The Five People You Meet in Heaven mungkin juga didasari oleh kisah Chick ini. Aku telah membaca dua buku Albom sebelumnya The Five People You Meet in Heaven juga Tuesdays With Morrie yang kemudian kuketahui belakangan diterbitkan dari buku yang tengah kubaca ini. Harus kukatakan aku suka karya-karyanya dan pesan moralnya sangat penuh pelajaran tentang cinta, kehidupan juga kematian. (Berharap sempat meresensi dua novel Albom lainnya)
            Percayalah ini bukan cerita hantu seram yang membuat ketakutan. Aku membacanya pagi-pagi sekali sambil minum kopi sebelum mandi sebelum berangkat kerja dan aku menangis dibuatnya yang membuatku seharian penuh merasa mellow berkepanjangan. Kukatakan bahwa kisah ini takkan membuat bulu kuduk berdiri tapi malah membuat hati merasa pedih. Sebelumnya, kupikir apa yang terjadi pada Chick adalah harga yang pantas didapatkannya atas apa yang dia lakukan atau mungkin tidak dilakukan pada ibunya. Namun setelah membacanya perlahan, seperti Chick sendiri, kita harus dibuat mengerti oleh rahasia-rahasia yang dijaga untuk nantinya bisa lebih memahami untuk bisa bertoleransi.
            Ada bagian-bagian yang secara cerdas dan menyentuh ketika Albom menyelipkan catatan-catatan pribadi dari ibunya untuk Chick, dan ada bagian-bagian menguras air mata yaitu 'Saat Ketika Ibu Membelaku' dan 'Saat-saat Ketika Aku Tidak Membela Ibu' dan ada bagian-bagian yang seperti 'lapisan kulit bawang' menuju rahasia ketika Chick diajak Posey, ibunya yang seharusnya telah tiada untuk bertemu dengan tiga wanita; Rose, Miss Thelma, dan Seorang Wanita Italia yang nantinya diketahui sebagai Gianna Tusicci. Tentang bagaimana perceraian orang tuanya, masa cemerlang sebagai atlet baseball, kehancurannya hidupnya yang kemudian membuatnya terobsesi ingin mati.
            Tak ada bocoran cerita, karena seharusnya aku memang tak boleh melakukannya. Sebagai gantinya aku ingin embagi beberapa kaliamat yang kuhi-lite karena kalimat-kalimat itu berarti untukku:
·         Yang ada hanyalah hidupmu, bagaimana kau mengacaukanny, dan siapa yang ada di situ untuk menyelamatkanmu. (Halaman 12)
·         Para ibu membangun ilusi tentang anak-anaknya, dan salah satu ilusiku  adalah aku menyukai diriku sendiri, karena ibuku menyukaiku. Ketika dia meninggal, pemikiran itu ikut menghilang. (Halaman 13)
·         Dan menjadi tak terdengar adalah dasar bagi seseorang untuk menyerah, dan menyerah adalah titik awalmu melepaskan diri. (Halaman 16)
·         Ibuku menyetujuinya dalam surat balasan yang dia tulis di selembar kertas surat linen, yang sebenarnya terlalu mahal untuk kantongnya tapi toh dia tetap beli, karena ibuku demikian menghargai kata-kata maupun sarana yang digunakan mengantar kata-kata. (Halaman 39)
·         Orangtua menyusup masuk ke dalam jiwa anak-anaknya dan membentuk gambaran tertentu. (Halaman 40)
·         Anak-anak terkadang melupakan itu. Mereka melihat diri sendiri sebagai beban bukan jawaban sebuah doa. (Halaman 92)
·         Pendidikan itu segalanya, Charley. Pendidikan adalah caramu melakukan sesuatu untuk hidupmu. (Halaman 153)
·         Kembali menjalani yang pernah kau tinggalkan itu lebih sulit daripada yang kaukira. (Halaman 163)
·         Aku melakukan apa yang penting bagiku. Aku menjadi seorang ibu. (Halaman 165)
·         Hitunglah jam-jam yang seharusnya bisa kau habiskan bersama ibumu. Rentangnya sepanjang masa hidup itu sendiri. (Halaman 184)
·         Menyia-nyiakan waktu itu sungguh memalukan. Kita selalu berpikir punya terlalu banyak waktu. (Halaman 186)
·         Percaya, kerja keras, cinta―kalau kau punya hal-hal ini, kau bisa melakukan apapun. (Halaman 202)
·         Banyak yang berubah saat kau tak lagi dalam bahaya. (Halaman 224)
            Saya jarang sekali melihat kekurangan dan kelebihan buku. Saya melihat sebuah kisah lebih kepada hal apa yang bisa saya pelajari darinya. Demikian dengan kisah Chick saya pikir kisah ini mengatakan bahwa jangan mengharapkan cinta yang tak bisa kau raih, cintamu selalu ada di dekatmu, itu sangat berarti walau kadang terlalu lama untuk bisa membuatmu mengerti. Dan, seorang ibu selalu ada untuk anak-anaknya meskipun dia tak lagi berada di dunia. Dan sebagai muslim kami sangat paham makna; Ibu, ibu, ibu dan baru kemudian ayah. Buku ini sarat cinta, kasih-sayang, lebih-lebih makna kehidupan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar