Date a girl who reads

Date a girl who reads

Minggu, 08 Februari 2015

[Review] The Witch of Portobello: Mereka Bicara Seolah Mereka Tahu Tentang Athena




Judul Buku                              : The Witch of Portobello (Sang Penyihir dari Portobello)
Jenis Buku                               : Fiksi
Penulis                                    : Paulo Coelho
Alih Bahasa                             : Olivia Gerungan
Desain dan Ilustrasi Cover      : Eduard Iwan Mangopang
Editor                                      : Tanti Lesmana
Penerbit                                   : PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan                                   : V  November 2013
Tebal                                       : 304 halaman
ISBN                                       : 978-602-03-0014-6

                Bagaimana menemukan keberanian untuk senantiasa jujur pada diri sendiri- bahkan pada saat kita tak yakin pada diri kita?
            Itulah pertanyaan utama dalam karya penulis bestseller Paulo Coelho, Sang Penyihir dari Portobello. Kisahnya tentang perempuan misterius  bernama Athena yang disampaikan oleh banyak orang yang mengenalnya dengan baik- atau nyaris tak mengenalnya sama sekali. Seperti halnya Sang Alkemis, kisah ini memiliki kekuatan  untuk mengubah sudut pandang  para pembacanya mengenai cinta, gairah, suka cita dan pengorbanan.
***
            Bagaimana menemukan keberanian untuk senantiasa jujur pada diri sendiri- bahkan pada saat kita tak yakin pada diri kita?Itulah pertanyaan besar dari buku ini. Entah jika kamu mendapat jawabannya. Aku pribadi lebih tertarik dengan rangkaian kata indah khas Coelho yang penuh makna, yang kadang buatku kalimat-kalimat itu berdiri sendiri bukan sebagai perangkai kisah. Mungkin untuk itulah akan lebih 'sederhana' jika menggunakan teknik ala film dokumenter. Ada banyak sudut pandang dari para protagonist yang bercerita tentang si misterius Athena atau dia yang diberi nama Sherine oleh ibu angkatnya, yang kemudian nantinya dikenal juga sebagai Hagia Sofia
            Beberapa tokoh protagonis atau begitu narrator menyebutnya―mereka bicara dan menggabarkan tentang Athena. Mereka adalah; Seorang Jurnalis bernama Heron Ryan. Seorang dokter (dan mungkin juga) guru spiritualnya, Deidre 'Edda' O'Neil. Ibu angkatnya Samira R, Khalil. Seorang Neurolog, Lella Zainab. Mantan suami, Lukas Jessen-Petersen. Pastor Giancarlo Fontana. Hingga Liliana seorang wanita gipsi yang adalah ibu kandung Athena.
            Athena, dialah perempuan yang mengorbankan hal terpenting yang ia miliki; cinta. Dialah perempuan yang meletakkan mimpi-mimpinya ke dalam tangan yang mungkin menghancurkannya. Athena, sang Perawan, sang Martir, sang Orang Kudus. Athena pada akhirnya dinobatkan sebagai sang Penyihir. Terlahir sebagai putri seorang gipsi yang diserahkan ke panti asuhan, membuat kita mengetahui bahwa garis kehidupan Athena sejak awal seolah direncanakan untuk tak biasa, tak bisa senormal manusia lainnya. Diadopsi sepasanga suami-istri terpandang asal Beirut dan ketika pergolakan terjadi di Timur Tengah keluarga angkatnya membawanya ke Inggris.

            Di Inggris sinilah ia tumbuh dewasa, jatuh cinta dan menikahi kekasihnya di usia yang begitu muda. Sayang perkawinan mereka tak bertahan lama. Hingga di sinilah dimulai segala hal menarik dan misterius tentangnya; Athena mulai ingin memetakan makna kehidupan, dia ingin mengetahui hakikatnya, melalui tari Vertex, kaligrafi, hingga menemui ibu kandungnya di Rumania. Athena pribadi yang gelisah yang berbicara dan bertindak melebihi kapasitas yang diizinkan akal sehatnya. Pecahan dan potongan-potongan para tokoh itu akan membawa pada apa yang sebenarnya terjadi pada kematian Athena. Bacalah dan terkejutlah pada akhirnya.
            Sherine menjadi Athena, menjadi Hagia Sofia. Dia yang merupakan manifestasi dari kebijaksanaan yang baginya adalah cinta mengisi segalanya. Yang dalam khotbahnya dia mengatakan bahwa seluruh kita mempunyai tugas untuk mencintai dan mengizinkan cinta memanifestasikan dirinya dengan cara yang terbaik menurutnya.
            Menurut saya novel ini berbicara dengan terlalu rumit namun jika menutup akhirnya kita melihat titik sederhananya dan kita manusia inilah yang hanya lebih suka melihatnya dengan  cara yang tak mudah. Clue-nya terdapat di halaman 127, seandainya kita mempercayai saja apa yang seseorang katakana dengan mudah dan tak perlu berpikir itu sebagai kebohongan mungkin 'akhir' hidup Athena takkan 'dipercayai' menjadi setragis itu. Dan ingatlah tentang teori ular melingkar yang memakan ekornya.

            Novel ini indah, cerdas, dan misterius. Layak dibaca dan sangat istimewa. Aku menyukainya; apa yang dibahas penulisnya, cara penulis menyusun ceritanya, pesannya dan terutama apa yang dilakukan sang penulis untuk mengecoh pembaca pada akhirnya. Seperti karya Coelho lainnya, novel ini tentu memberi pelajaran hidup pada kita.

1 komentar:

  1. Aku suka sama plot dan gaya berceritanya yang beda. Dari sini kita bisa tau kalo Paulo Coelho itu penulis yang suka bereksperimen, enggak terjebak sama gaya bercerita mainstream dan mencoba cara baru dan nyeleneh untuk menyampaikan kisahnya. Meskipun enggak sebagus Sang Alkemis, tapi aku tetap suka dengan novel ini. Ada banyak pesan juga, meskipun beberapa diantaranya aku enggak ngerti, heheheh.

    BalasHapus