Date a girl who reads

Date a girl who reads

Jumat, 10 Februari 2017

[REVIEW] Rooftoppers: Jangan Pernah Mengabaikan Kemungkinan




Keterangan Buku:
Judul               : Rooftoppers (Para Penghuni Atap)
Penulis             : Katherine Rundell
Penerjemah      : Ambhita Dhyaningrum
Desain Sampul : Fatimah Zahra
Penerbit           : Metamind
Tanggal Terbit : Solo, 2016
ISBN               : 978-602-9251-31-9
Jumlah halaman: 299

Blurb:
Tidak ada yang percaya bahwa ibu Sophie selamat dari kecelakaan kapal yang terjadi ketika Sophie masih bayi. Kemungkinan selalu ada dan Sophie tidak kehilangan harapan untuk dapat bertemu dengan ibunya kembali. Saat lembaga keejahteraan melayangkan surat kepada pengasuh Sophie agar mengirimkannya ke panti asuhan, Sophie melarikan diri ke Paris. Ia mencarinya dengan satu petunjuk, alamat yang tertulis di boks cello yang menyelamatkan nyawa Sophie saat masih bayi. Sophie pun bertemu para penghuni atap (rooftoppers) dan menjelajahi  atap-atap kota Paris untuk mencari keberadaan ibunya sebelum harapan hilang selamanya.

Review:
            Bolehkah saya memulai dari sampulnya ? Pemandangan kota Paris yang cantik terlihat dari tempat Sophie memandangnya. Hanya saja, Sophie memiliki rambut menyala, Sophie berambut petir. Ataukah cahaya bulan meredupkan warnanya?  Sophie menurut saya adalah versi pra remaja dari Amelie Poulain.
            Pernahkah seseorang membayangkan merayakan ulang tahun pertamanya terapung di kotak cello di tengah-tengah Selat Inggris? Itulah yang terjadi padaeorang bayi mungil  yang menggemaskan namun tentu saja dalam bahaya.
Adalah Charles Maxim yang menyelamatkan bayi itu dan memutuskan untuk merawatnya.


            Seorang pria terpelajar dengan bayi dalam pelukannya. Itu pemandangan indah! Di bab-bab awal sulit sekali bagi saya mengendalikan diri untuk tak jatuh cinta pada ayah angkat si bayi Sophie ini. Pastilah Charlie agak ‘unik’, karena pada seorang bayi dia mengatakan hal seserius ini, “Sungguh, aku takut, memahami buku jauh lebih mudah bagiku ketimbang memahami orang. Buku sangat mudah untuk diajak bersahabat.” Kau tahu Charlie, itupun yang kurasakan. Tapi, aku tak memiliki ‘Sophie-ku’ untuk mengatakan hal tersebut!
            Sayang, menurut Agen Perlindungan Anak Nasional, Charlie bukanlah ayah asuh yang sempurna. Namun, sebagai pembaca cara mengasuh Charlie tentulah sangat menyenangkan. Okay, Charlie dan Sophie hidup berantakan, fiuh toh ketidakrapian juga tak berbanding lurus dengan kebahagiaan. Akan tetapi tak mudah untuk membuat Miss Eliot si petugas Perlindungan Anak untuk terus membiarkan Sophie berada diasuhan papa Charlie. Miss Eliot berpikir Sophie adalah milik Negara. Negara bukanlah orang, Negara tak bisa mencintai siapapun.

Hingga suatu hari di ulang tahunnya yang ke-12. Para pecinta buku akan iri atas kado ulang tahun yang diberikan Charlie pada Sophie. Sophie mendapat selusin buku layak koleksi bersampul kulit. Buku-buku itu adalah buku kesayangan Charlie. Charlie menganggap bahwa usia dua belas tahun adalah saat yang tepat untuk mengumpulkan benda-benda. Sayang, hal terbaik di hari ulang tahun Sophie harus berakhir manakala surat dari Agen Perlindungan Anak memutuskan untuk mengambil Sophie dari Charlie. Di sini saya seerti membaca adegan dalam film I am Sam. Itu salah satu film terbaik yang pernah saya tonton.
Kisah berlangsung seru, karena tentu saja Sophie dan Charlie tak akan patuh. Mereka kabur ke Prancis, selain untuk menghindari Agen Perlindungan Anak. Sophie percaya bahwa selalu ada kemungkinan untuk menemukan ibunya yang nyaris sulit dipercaya bahwa ibunya masih hidup sejak kecelakaan kapal di ulang tahun pertamanya. Jangan pernah mengabaikan kemungkinan, setidaknya kalimat itu beberapa kali terulang dalam buku ini.
Petualangan Sophie menemukan ibunya ini mempertemukannya dengan para penghuni atap (rooftoppers) adalah Matteo, yang mengingatkan saya pada Scipio dari Pangeran Pencuri. Petualangan Sophie dan Matteo bikin deg-degan apalagi ketika mereka melompati atap-atap gedung untuk membelah malam.
Ini yang saya sukai dari cerita anak-anak. Bahwa ada kekuatan untuk membuat pembaca percaya untuk meyakini harapan. Karena untuk orang dewasa mempercayai itu semacam bakat yang menguap seiring bertambahnya usia.
Mengenai Matteo, saya merasa ditampar dengan caranya menjalani kehidupan. Begitu sederhana dan membuat saya merasa sebagai orang dewasa manja. Terima kasih nak, saya memang membutuhkan tamparan sekeras ini. Selain itu juga ada Anastasia serta Safi dan Gerard. Mereka anak-anak terlantar yang tak gentar menghadapi kerasnya hidup.
Saya ingin member tepukan meriah untuk Katherine Rundell atas kisah yang sangat indah ini. Seorang pembaca tak selalu beruntung untuk menemukan buku yang menghangatkan hati semacam buku ini. Selain itu, buku ini membuat saya kembali mengenang betapa indahnya perasaan penuh keyakinan yang dimiliki setiap anak yang dulunya kitapun pernah merasakannya. Indah dan menyenangkan untuk dibaca. Seperti membaca buku anak-anak klasik. Banyak kalimat yang saya sukai.
Salah satu favorit saya adalah berikut ini; “Cinta bukan untuk membuatmu merasa istimewa. Cinta membuatmu merasa berani.” Selamat Charlie, dengan cintamu kamu telah menumbuhkan gadis seberani Sophie. Agen perlindungan anak harusnya menghargaimu!
Membaca Rooftoppers adalah sebuah pengalaman membaca yang indah!
          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar