Date a girl who reads

Date a girl who reads

Sabtu, 04 Februari 2017

[REVIEW] Sing Me Home: Pada Akhirnya Semua Akan Menemukan Jalannya





Keterangan Buku:
Judul               : Sing Me Home
Penulis             : Emma Grace
Desain Sampul : Orkha Creative
Penerbit           : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit : Jakarta, 2016
ISBN               : 978-602-03-3571-1
Jumlah halaman: 272

Blurb:
Selain menghadapi ibu yang tidak setuju dirinya menjadi penari. Gwen harus menerima fakta yang lebih menyakitkan: Hugo, cowok yang selama ini dekat dengannya, ternyata memilih gadis lain. Gwen sadar ia mesti mempertahankan impiannya menjadi penari professional, meski masih patah hati.
            Di tengah  situasi itu, Gwen harus mengikuti audisi tari yang sangat penting. Dan di sana, ia bertemu Jared yang mengabadikan tariannya dalam selembar foto. Sejak itu, nyaris tiap kali, Jared menemaninya latihan tari. Cowok itu memasuki hidup Gwen, dan hidup Gwen tenang kembali.
            Namun, bagaimana kalau jauh di dalam hati Gwen, Jared hanyalah pengganti Hugo? Bahwa Hugo-lah yang sebenarnya ia inginkan.

Review:
          Beruntungnya menjadi Gwen, memiliki keluarga; Ma dan Pa yang menyayanginya, memiliki Hanna, sahabat terbaik yang mungkin bisa dimiliki seorang remaja seusianya, memiliki bakat menari hebat dan yang terpenting adalah memiliki Hugo, seorang cowok yang dekat dengannya dan yang menunjukkan bahwa cowok itu memiliki perasaan sayang padanya.

            Hanya saja, kesempurnaan kadang tak menjadikan sebuah kisah menarik dan di sinilah ‘bumbu’ dramanya. Ma, tak mendukung bakat menari Gwen, tak peduli seberapapun berbakatnya putrinya itu. Dan, ada Corrine, sahabat masa kecil Hugo yang menyayanginya Hugo lebih dari rasa sahabat. Hugo yang baik dan (yaampun tipe cowok idaman banget) memilih untuk bersama Corrine yang tengah sekarat.
            Bagi saya, cerita ini memiliki hal-hal yang saya sukai. Keluarga multi culture, bakat seni dalam diri tokohnya, saya harus bilang saya penggemar komik seri Mari-Chan dan Marrionate yang membahas tari khususnya balet, sahabat perempuan yang berhasil melewati saat-saat kritis sebagai remaja, juga tentu saja cowok tipe Hugo. Hanya sekadar tambahan bahwa novel remaja pertama yang menjadi favorite saya, yaitu Looking for Alibrandi juga seperti novel ini ber-setting di Australia.
            Ceritanya ringan saja, gaya bertuturnya manis namun mengena. Hanya satu sayangnya, mungkin saya sudah terlampau tua untuk bacaan ala remaja, karena saya yang berpikir terlalu matang menganggap bahwa ‘dengan membiarkan waktu dan perasaan’ menyelesaikan masalah cenderung terlalu ajaib bagi saya yang kadang terlalu sok untuk berpikir ‘segala sesuatu butuh usaha nyata’. Agak greget ketika Jared dan Corrine melepas Gwen dan Hugo hanya karena perasaan yang tak mungkin dipaksakan. Eh, kan jadi spoiler.
            Namun, bagi pembaca yang tengah berusaha meraih mimpi seperti Gwen, novel ini bisa memberi inspirasi. Seperti kalimat di halaman 191 yang mengatakan. “Cita-cita bukanlah sekadar cita-cita.Mereka mendefinisikan siapa dirimu yang sesungguhnya.” Dan untuk Jared tersayang (hehehe) saya suka sekali sih caranya merebut hati cewek dengan memberinya buku, kenapa nggak semua cowok di dunia berpikiran sama dengannya? Jika belum menemukan gadis untuk diberikan The Hunger Games Series-nya, boleh deh bukunya dikirim buat saya. Sayang Jared tak saya temukan di dunia nyata.

            Dan, dalam hubungan yang menyangkut perasaan, saya sependapat dengan penulis yang mengatakan,” Hati mengerti siapa yang mereka izinkan tinggal di sana. Seperti hati juga mengerti siapa yang tak dapat menetap, walaupun orang itu sudah berusaha keras.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar